ㅡjealous

2.9K 415 17
                                    

Hari ini, kamu sama Seungwoo lagi di perpustakaan kota. Dan sebelum ke sini, dia sempat cerita ke kamu. Dia berujar dengan nada sedikit kesal karena buku yang ia cari di perpustakaan kampus nggak ada alias udah pada dipinjam orang.

Tiba-tiba ada seseorang yang nyamperin kamu. Lalu, kamu ajak dia duduk di sebelah kamu. Yah, daripada diem aja lihatin Seungwoo yang lagi bolak-balik halaman buku mending ngobrol deh mumpung ada temen, pikirmu. Nggak tahu aja kalau pacarmu itu sekarang lagi nahan buat nggak emosi.

Dia kesel aja gitu lihat kamu duduknya deket-deket sama cowok lain. Apalagi hadap-hadapan kek gini dan kamunya duduk membelakangi Seungwoo.

Mendadak Seungwoo narik kursi kamu. Kamu yang lagi asik ngobrol sama temen kamu jadi kaget dong.

"Kenapa?" Tanyamu pada Seungwoo dengan suara pelan.

"Duduknya jauhan dikit napa." Ucapnya mengingatkan.

Kamu mengabaikan ucapan Seungwoo barusan. Mana kedengeran kalo duduknya jauhan. Kamu nggak budek emang, tapi nggak jelas aja. Karena kalian harus pelan-pelan kalo ngomong. Kalo ketahuan berisik kan malu nanti kena marah petugas perpustakaan.

Kemudian kamu mendapati dia—pacarmu memberengut, terlihat sekali menahan rasa marah. Ah ini bukan emosi marah, dia tidak akan marah akan hal seperti ini. Mungkin hanya sedikit memendam rasa kesal. Hanya itu.

Sesaat kemudian dia menutup buku-buku itu dan berdiri dari tempatnya.

"Seungwoo!" Cicitmu.

Tanpa berbalik ia berkata, "Ayo pulang!". Singkat dan tanpa emosi.

Perasaanmu buruk mengenai hal ini. Sejak keluar dari perpustakaan sampai saat ini, dia tidak sekali pun bersuara. Ah, kalian saat ini tengah berada di restoran. Kalian duduk berhadapan dan lagi tanpa suara. Hening.

"Seungwoo!" Ucapmu akhirnya.

Kamu sungguh tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Apalagi caranya duduk itu sangat mengganggumu. Seharusnya dia menghadap ke arahmu tapi ini tidak. Dan ditambah keheningan di antara kalian yang seakan-akan seperti mencekikmu.

 Dan ditambah keheningan di antara kalian yang seakan-akan seperti mencekikmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia hanya melirikmu tanpa berkata apapun. Sangat menjengkelkan, batinmu.

Kamu beberapa kali colek lengannya tapi dia tetap bergeming. Kamu tidak mau nyerah gitu aja. Kamu menyerukan namanya 'Seungwoo' belasan kali.

"Apa?"

Sepertinya dia sudah menyerah pada pendiriannya, diam. Sekarang Seungwoo mulai bersuara lagi. Ada sedikit perasaan lega.

"Kamu kenapa sih? Dari tadi diem mulu, aku dicuekin." Ucapmu meminta penjelasan.

"Kamu yang kenapa?"

Kamu bingung ditodong pertanyaan seperti itu. Kamu bertanya-tanya, punya salah apa kamu sama Seungwoo?

"Aku salah apa?" Tanyamu hati-hati.

"Kamu tuh suka nggak mau nurut kalo dibilangin."

Kamu bengong. Kamu beneran nggak paham sama yang diucapain Seungwoo.

"Jangan bikin aku mikir dong. Aku beneran nggak ngerti sama yang kamu omongin." Ucapmu.

Setelah kamu mengatakan itu, dia yang duduk di depanmu hanya bisa menghela nafas kasar.

"Makan dulu!" Ucapnya begitu makanan tiba di meja kalian.

Mau tidak mau kamu harus makan. Tapi otakmu tidak berhenti untuk memikirkan apa yang telah kamu lakukan hingga dia sekesal ini.

Batinmu, apa mungkin karena kejadian di perpustakaan tadi? Kamu tidak berpikir kalau Seungwoo akan marah hanya karena hal itu. Kamu sungguh tidak pernah menduganya.

"Jadi, kamu cemburu karena aku deket-deket sama orang lain." Ucapmu menyimpulkan.

Seungwoo menatapmu.

"Oke. Aku minta maaf." Ucapmu lagi.

"Kamu nggak mau maafin aku?" Tanyamu begitu mendapati Seungwoo tidak bereaksi sama sekali.

"Kamu pikir cuma karena itu?" Ucapnya.

Kamu dibuat bingung lagi.

"Oke. Kamu emang bener. Tapi selebihnya aku kecewa karena kamu nggak dengerin apa yang aku bilang. Aku cuma nyuruh kamu buat jaga jarak sama dia. Aku ajak kamu buat nemenin aku, bukan malah ngobrol sama yang lain dan seolah-olah lupa sama keberadaanku." Jelasnya.

Dan kamu mulai paham dengan akar permasalahannya. Kamu bisa menerima hal itu. Karena yang dikatakan Seungwoo adalah kebenarannya.

Kamu menunduk sambil mengerucutkan bibirmu. Kamu menyesal dan merasa bersalah.

"Maaf." Ucapmu.

Dan kamu bisa mendengar dia saat ini yang tengah menghela napas panjang.

"Kamu tau nggak?"

Kamu mengangkat kepalamu lalu menggelengkan kepalamu.

"Dari tadi aku nahan buat nggak ngomong sama kamu dan nunggu kamu sadar sama kesalahan kamu. Susah banget rasanya. Kamu tahu kan kalo aku paling nggak bisa marah sama kamu." Jujurnya.

Kali ini kamu bisa sedikit tersenyum.

"Sebenernya kamu tadi marah apa nggak sama aku?" Tanyamu memastikan.

Dia menggelengkan kepala dan tetawa setelah mendengar pertanyaanmu.

"Aku udah jelasin semuanya tadi. Aku nggak bisa marah kalo urusannya sama kamu." Ucapnya sambil mencubit kedua pipimu gemas.

Senang rasanya bisa melihat Seungwoo memamerkan senyuman di wajahnya.









●●●●

Maafin aku karena baru bisa update hari ini T.T
Tolong dimaklumin aja kalo gaya bahasanya berubah-ubah ya😀😄

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang