Hari ini setelah selesai pelajaran terakhir, semua murid diperintahkan untuk berkumpul di lapangan, karena akan ada pengunguman dari sang ketua osis entah tentang apa Rano tidak perduli. Tapi, kalau tidak salah dengar pensi yang akan di adakan kurang lebih satu minggu lagi. oleh karena itu mereka di kumpulkan untuk pemberitahuan persiapan pensi.
“Psst... Psst...psst... Sya.. ” Rano berada di baris nomor lima anak laki-laki dan tepat disampingnya kelompok perempuan ada Arasya, jadi Rano dan Arasya berada di satu baris.
“Sya aku pulangnya nebeng ya, motornya lagi di bawa si Bontot” bisik Rano sedikit mencodongkan tubuhnya agar Arasya mendengar.
“Diem Rano, ngomongnya nanti lagi abis pengunguman. Sst, ” balas Arasya pelan yang mendapat dengusan dari Rano yang mendengarkan pengunguman dengan malas.
🐜🐜🐜
“Jadi nebeng ya Sya”
“Pulang sendiri sana”
“Pulang sendiri gimana? Kan aku gak bawa motor Sya ”
“Gak tauk”
Sikap acuh dan cuek seperti ini yang membuat Rano semakin gemas dengan Arasya. Mereka berjalan bersama dilorong kelas menuju tempat parkiran.
“Masa jalan kaki sih Sya, kamu gak kasihan apa sama aku? ”
“Gak kayaknya” jawab Arasya jutek, melihat kekanan dan kekiri mencari sang kekasih karena sudah berada di depan tempat parkir mobil.
“Nanti kalau kulit aku makin item gimana Sya, aku gak manis lagi dan kamu gak suka sama aku, kita kan satu arah terus uang ongkos nya kan bisa buat DP nikah sama k... ”
“RERE! ”
Rano tidak melanjutkan ucapannya karena teriakan Arasya yang juga berlari ke arah kekasihnya Revan yang sudah ada disamping mobilnya.
Melihat itu, mebuat hati Rano sakit dia mencengkram tangannya sendiri, apalagi sekarang dia melihat Revan yang mengacak rambut Arasya dan menggandengnya untuk masuk mobil.
“Sya tunggu”
Rano berjalan ke arah Arasya dan Revan, dia berusaha nenormalkan mimik wajahnya agar terlihat sebiasa mungkin.
“Gue boleh nebeng gak? Kan gue sama Arasya satu arah, lagian gue juga lagi gak bawa motor” dengan santainya Rano bertanya kepada sepasang kekasih yang melihatnya dengan ekspresi bingung dan penuh tanya “Gimana? Boleh gak,”
“Enggak! Kamu kan bisa..”
“Gak papa Sya, mobilnya muat dan kita juga satu arahkan? ” Revan memberi lampu hijau agar Rano ikut pulang bersama mereka, hal itu membuat Arasya sebal.
Padahalkan Arasya ingin berdua dengan kekasihnya dan mampir untuk jalan sebentar sebelum pulang ke rumah, apa boleh buat sang pemilik mobil alias Revan memperbolehkan, ikut sang calon imam aja. Batin Arasya.
“Huh, yaudah gak papa. Kalo gitu besok harus jadi jalan, ok? ” Arasya mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Revan yang di balas Revan dengan mengaitkan jari kelingking mereka dan senyum gingsulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAS
Teen Fictionjangan mantengin judulnya yang aneh yaa... deskripsi??? LANGSUNG BACA AJA LAHHH!! OK 👍👍👍👍👍 FAFA 😘