Part 3. Gak ngundang

2 0 0
                                    

“Ngapain disini?  Sana pulang”

Arasya berjalan memasuki area rumahnya,  tanpa sadar bahwa Rano  mengikutinya.

“katanya mami bikin kue,  ya berhubung aku mantu idaman nya mami jadilah aku mau mampir dulu Sya,”

Merasa Rano mengikutinya Arasya berhenti,  dan berbalik melihat Rano yang tersenyum manis.

“Pulang sana. kamu juga punya mami, mami Susan. Suruh mami kamu buat bikin kue,  biar gak jadi tamu yang gak diundang. Hus,  sana kamu pulang, ” usir Arasya

Dia pikir aku ayam apa?. Batin Rano

Kok sebel ya,  di suruh pulah malah diem. Heran Arasya

“Gak, mami lagi ke surabaya. Aku mau ke rumah mami Yuli , bukan rumah kamu Sya,” dengan seenaknya kaki Rano berjalan melewati Arasya yang berkecak pinggang. Huh.

“Rano!!! dibilangin kok ngeyel,  sana pulang!  Ke rumah kamu sendiri.  Jangan ke rumah aku atau mami aku” teriak Arasya sebal.

Rano yang sudah berada di teras rumah berbalik dan bersendekap dengan tampang mengejek seolah berkata,  aku udah ada di sini,  mau apa?.

“PULANG!!”

“Ehh.. Anak gadis mami kok teriak-teriak sih” ucap mami Susan datang dari dalam rumah dengan apron yang masih menggantung di badan nya. Rano pun salim ke mami Susan

“Ada nak Barano toh,  kenapa gak masuk aja.  Mami bikin kue jahe lho, ayo masuk.  Sya masuk, ajak Barano sekalian buat  makan kue. Mami masuk dulu”

“Iya mi nanti Rano masuk bareng Arasya” Mami Susan pun masuk kedalam rumah.

Arasya berjalan ke arah Rano, lebih tepatnya untuk masuk ke dalam rumah.  Rano mengikuti Arasya masuk dan duduk diruang tamu,  sedangkan Arasya berjalan menuju kamarnya.

Sambil menunggu, Rano memaikan game di ponselnya sampai tidak menyadari bahwa Arasya telah duduk di kursi depan nya beberapa menit yang lalu. L

“Ekhemm”

Dehaman keras menyadarkan Rano dari dunia pertarungan nya.
“Sya ambilin calon suami kue yang di bikin mami dong,  sekalian sama tehnya jangan lupa.” pinta Rano masih terus melanjutkan gamenya.

“Calon suami apaan,  pulang sana” dengus Arasya

“kok gitu sih Sya, mami kamu aja setuju kalo aku jadi mantunya.  Kamu jangan gitu lah, ”

“Setuju dari hongkong,  kamu terlalu PD”.

“Gak papa lah, mau bulan madu ke hongkong?  Itu mah gampang yang penting halal dulu” goda Rano setelah menyudahi bermain game nya.

“Gak nyambung”

“sana Sya ambilin aku kue,  laper nih.  Tega banget biarin aku kelaperan” pinta Rano, mengusap usap perutnya yang rata.

Arasya tetap duduk diam.

“Ehh, gak berdiri juga Sya. Mau aku cium atau ke dapur? ” Arasya tetap diam di tempat dengan wajah angkuhnya.

Enak banget nyuruh-nyuruh. Batin Arasya

Rano bediri dan berjalan santai untuk duduk di samping Arasya, mendekatkan wajahnya.  Sedangkan Arasya  menegakkan tubuhnya karena Rano  berjalan mendekatiya dan duduk tepat di sampingnya,  bahkan sanagat dekat sampai dia merasakan bau semerbak mint dari mulut Rano dan wangi tubuh Rano antara mint yang bercampur kringat danjuga sedikit wangi lavender yang musk. Membuat kinerja otak Arasya melambat,  apa lagi di tambah pemandangan di depan nya. Bulumata Rano yang lentik, hidung mancung bak jalanan menanjak, alis yang begitu tebal kayak ulat bulu, kulitnya yang eksotis bikin tambah manis dan jangan lupa bibirnya yang uhhh so sexy. 

Hfuuuuu

  _ceritanya angin yang berhembus dari mulut wkwk_

“Hfuuu, aku tahu Sya  aku manis nan tampan.  Kalok udah halal kamu bisa liat dan pegang sepuasnya kok,  kalok sekarang kamu jangan bengong aja ambilin calon suami kue sama teh ya?” kata-kata Rano begitu pelan dan lembut. 

Arasya hanya diam terpana dan mengangguk, berdiri untuk ke dapur dengan rasa terpana nya. Ternyata Rano dilihat dari dekat ganteng juga, masih ganteng Revan sih.  Tapik kok kayak lebih menarikan Rano dibanding Revan.

Oh no, no,  no.  Kok aku mikit gitu sih” gumam Arasya, melanjutkan dan melanjutkan jalannya yang sempat berhenti di depan  dapur.

“Sya..Sya... Kok gak nyadar sih sama perasaan kamu sendiri” gumam Rano yang masih duduk di kirsi dengan senyum prihatin.

Aku akan tetap menuggu kamu dan mempertahankan rasa ini selalu kuat. Tapi,  jika nanti aku lemah dan menyerah aku hanya bisa berharap kamu bahagia.

🐜🐜🐜

Rano menghabiskan satu toples kue jahe dan segelas es teh,  di selingi dengan perdabatan Arasya yang terpaksa menemani Rano makan karena di suruh mamanya.  Padahal Arasya males banget, dia berdiri untuk berjalan ke dalam kamar nya. Tapi belum ada tiga langkah tangan nya terasa di genggam dia tahu siapa, Pasti Rano. Terpaksa dia menoleh dan memandang bingung dan penuh tanya.

“Tunggu,  aku pengen ngomong” Rano yang masih duduk menatap Arasya serius.

“Apa? ”

“Kamu duduk dulu Sya”dengan terpaksa Arasya duduk di tempat yang tadi,  di samping Rano yang sekarang menatap penuh dirinya.
“Huh, mau ngomong apa?”

“Kamu gak bisa pertimbangin lagi? ”

Arasya tahu arah pembicaraan Rano  ke mana, itu membuat Arasya bingung harus seperti apa lagi dia menjawab dan harus seperti apa lagi dia bersikap.

Apa perlu menggunakan bahasa planet mars  dahulu baru Rano paham apa yang dia maksud. Sebenarsya Rano yang bebal atau dia yang selalu memberi harapan. Huftt capaek dehh.

“Sorry Ran,” Arasya melepaskan tangannya yang di genggam Rano lalu dia berdiri tanpa menatap Rano. Rano hanya mendongangak menanti kelanjutan ucapan Arasya.

“aku gak bisa.  kita temen, kita jalanin aja takdir yang kita pegang.  Kamu bener masa depan gak ada yang tahu dan hanya tuhan yang bisa membalikan hati manusia maka dari itu kamu jangan minta jadi yang ke dua atau simpanan biarin takdir yang memulai,  aku serasa jadi perempuan yang maruk. Udah punya pacar ehh punya simpanan pula. Jangan ngejar-ngejar aku lagi,  apa kamu gak malu nempelin aku mulu meskipun anak-anak yang lain tahunya kita sahabatan, aku takut nama kamu jelek nanti. Jangan pikir aku gak mau deket sama kamu, aku mau. Tapi.. ”

Sekarang Arasya melihat ke arah Rano yang masih duduk dan setia mendengarkannya.

“Sekarang aku bahagia sama Revan, ” Arasya duduk menghadap Rano “jadi tolong jangan bikin aku bingung sama perasaan aku sendiri yang ingin milikin Revan tapi juga nyaman temenan sama kamu, tolong jangan jadiin aku wanita yang egois karena ingin memiliki kalian. Aku bingung mau ngomong apa lagi,  aku masuk dulu” Rano tersenyum prihatin untuk dirinya sendiri.

Sedangkan Arasya yang di dalam kamar menangis karena bingung dengan perasaannya sendiri, dia cinta dengan Revan apa lagi dia sudah berpacaran hampir 3 tahun sudah banyak hal yang dia lalui dengan pria itu. Tapi,  setelah Rano datang memberikan warna baru dalam hidupnya. Ranolah yang menenangkannya saat dia ada masalah dengan Revan dan dia yang selalu memberikan perhatian yang akhir-akhir ini jarang di berikan Revan, Arasya merasa nyaman dengan semua tingkah dan sikap Rano meskipun terkadang membuatnya ilfil.

Selama ini sikap cuek dan seakan tidak peduli terhadap Rano hanyalah untuk mempertegas hatinya karena dia kekasih revan dan dia tidak boleh egois walaupun dia ingin.

Bisakah aku egois ingin memiliki ke duanya -Arasya-

Aku gila karena memintamu menjadian aku yang ke dua, apa aku harus menyerah. -Barano-

🐜🐜🐜

11 september 2019
Fafa ❤

BRASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang