“Hey Sya, lagi baca buku apa? Itu buku tentang apa? Penulisnya siapa? Orang mana? Kok gak ada gambarnya, kayak semut paskibraka aja, kamu gak pusing kan? ”
Dan masih banyak lagi ucapan Rano yang di abaikan Arasya. Sekarang mereka sedang berada di perpustakaan sekolah hanya ada mereka berdua di bangku palih pojok dan di sampingnya ada si biang rusuh, siapa lagi kalu bukan Barano D'caros, membuat Arasya pusing.
Arasya malas bertengkar dengan Rano yang ternyata keponakan nya pak musa _kepala sekolah_ , yang kalau ngomong ngalahin cewek rumpi.
“Iih, sekarang aku lagi bahagia deh Sya, karena apa? ” tanya Rano dengan nada gemas, membuat arasya menoleh ke arah Rano penasaran.
“Apa? ”
Rano yang dari tadi menopang kepalanya dengan satu tangan kanannya agar dapat leluasa melihat Arasya, hanya tersenyum penuh arti.
“Apa!” dengus Arasya “aku mau lanjutin baca buku kalo kamu gak ngomong, aku juga gak penasaran kok”
Senyum Rano semakin lebar dan penuh arti “yah.. Kamu gak penasaran, padahal aku bahagia tuh karna kamu sekarang selalu pakek kaos dalem, jadi 'kacamata pink' yang bisa lihat aku doang waktu di balkon rumah, iya kan?” goda Rano dengan alis naik turun tanpa. Memudarkan senyum nya, membuat Arasya melotot sebal dan fakta sialnya Rano adalah tetangga Arasya.
Buk. Buk. Buk.
“Sialan kamu, jadi cowok matanya jangan jelalatan bintitan tahu rasa aku doain biar jadi cowok belekan kamu Rano, biar semua cewek ilfil, huh” maki Arasya tanpa berhenti memukuli Rano dengan buku yang baru di bacanya.
“Akh...Sya sakit, ampun..berhenti Sya, kalok gak aku cium juga kamu.. ” ucap Rano asal sambil menangkis pukulan dengan tangannya.
“ Enak aja main mau asal cium, gak ada ya ampun buat cowok yang matanya jelalatan kayak kamu, aku doain kamu nikah sama janda” nafas Arasya tidah beraturan setelah puas memukuli si biang rusuh, Rano.
“Yang penting kamu jandanya aku mau” seraya merapikan rambut sebab ulah Arasya.
“Enak aja, kamu doain aku jadi janda? ”
“Gak juga sih” jawab Rano berdiri dari duduknya
“Kalo kamu nanti nikahnya sama aku, kamu gak akan jadi janda” ucap Rano serius menatap Arasya yang masih duduk.
“Tapi”
Arasya ikut berdiri dan berjalan keluar bersama Rano yang menggenggam tangannya karena dia penasaran dengan kalimat selanjutnya dan entah mengapa dia nyaman, membuat Rano tersenyum lebar. Berjalan dengan Arasya apalagi genggaman tangan itu tidak ada penolakan sama sekali, mereka menuju kelas XII ipa2 kelas mereka dan enatah mengapa koridor saat itu sepi.
“Kalo kamu udah jadi istri orang dan orang itu bukan aku, aku bakal pastiin kamu akan jadi janda Sya dan aku nikah sama janda Arasya” ucapan santai Rano mendapat plototan dari Arasya.
Arasya berhenti dan melepas gandengan tangan yang sekarang sedah berada didepan kelas mereka.
Cepet banget udah sampai. Batin Rano
“Gak!, aku tuh mau nikah satu seumur hidup tapi bukan sama kamu juga. Ssstt.... Aku tahu jodoh di tangan tuhan, ituuu...melulu yang kamu omongin, capek tahu gak aku dengernya, ” belum sempat Rano memnimpali sudah dipotong oleh Arasya.
“Cita-cita belom kesampaian aja udah mikirin nikah, tentang nikah pending dulu kenapa?, tapi kalo kamu ngomongin nikah aku pengen nikah sama Revan karena dia itu pacar aku dan karena aku sayang dia, aku udah.. ”
“STOP Sya!! Emang, kamu udah punya pacar, kamu sayang dan cinta sama dia, kamu anggap aku temen. it's okay kamu belum cinta sama aku atau kamu belum menyadarinya aku gak masalah” .
Rano selalu emosi mendengar nama pacar Arasya, dan dia tau bahwa dia tidak punya hak untuk marah apalagi cemburu, tapi mau bagaimana lagi.
Rano tahu Arasya pacaran dengan Revan sebelum dirinya sekolah di sini. Tapi, Rano sudah tertarik dengan Arasya sejak mereka pertama berkenalan.
“Ingat Sya, masa depan gak ada yang tahu, aku kedepan nya gimana, kamu ke depannya seperti apa dan akan bagaimana cuman tuhan yang tahu. Tapi, satu Sya, ” ucap Rano dengan mengacungkan jari telunjuknya dan badannya sedikit membungkuk untuk menyetarakan penglihatan nya agar tepat menatap netra coklat Arasya.
Sedangkan Arsya sendiri tertegun melihat Rano dari dekat dengan mimik serius.
“Aku akan terus berdoa, agar tuhan membuat kamu jadi milik aku di masa depan” ucap Rano dengan senyum tulus
“Sarangheo Ara”
Jari yang tadi menunjuk di tempelkan di bibirnya setelah itu di tempelkan di bibir Arasya, seyelah itu Rano masuk ke dalam kelas dengan senyum yang penuh makna, hanya dia dan tuhan yang tahu arti senyum tersebut.
Arasya hanya diam dengan semua ucapan dan juga tingkah Rano barusan, baru kali ini mendengar ucapan cinta dari Rano meskipun dengan bahasa negara lain, karena biasaya Rano hanya bilanga 'aku sayang kamu Sya' dan lebih anehnya lagi Rano bilang 'aku pelet kamu Sya!'
Tapi sekarang ucapan cinta yang terdengar sangat tulus dari pria manis tadi membuat dia linglung dan kaget. Dulu, saat pertama kali Rano datang kesekolahan Arasya memang tertarik dengan wajah tampan nan manis milik Rano. Tapi, setelah mendengar kata-kata tentang komentar baju yang ia gunakan dari mulut Rano, membuat Arasya jengkel dan hilang sudah rasa rasa ketertarikan nya dengan cowok manis tadi.
Dan saat ini memang Arsya sedang berpacaran dengan Revano Triyasa anak kelas XII ips1 dan sudah berpacaran hampir 3 tahun.
Teettt. Tet. Teeett.
Pertanda bel masuk pelajaran selanjutnya menyadarkan Arasya dari lamunan nya, diujung koridor sana Arasya melihat sang kekasih yang berjalan ke arahnya dengan senyum gingsul yang menambah ketampanan kekasihnya.“Sya kok kamu di depan kelas, gak masuk? Kan bel udah bunyi? ” tanya Revan yang sudah berada di depan Arasya.
“O-oh ini juga mau masuk, kamu juga mau ke kelas kan? ” dengan sedikit gugup Arasya bertanya yang diangguki Revan.
“Hemm, aku masuk dulu ya.. Waktunya Miss Nur yang on time, see you sayang, selamat belajar.
“See you too Rere” .
🐜🐜🐜
14 juli 2019
Fafa ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAS
Teen Fictionjangan mantengin judulnya yang aneh yaa... deskripsi??? LANGSUNG BACA AJA LAHHH!! OK 👍👍👍👍👍 FAFA 😘