。11 ❨fin❩

1.4K 252 153
                                    

“kok bisa?!”

jungmo, eunsang, serta junho berjengit kala minhee melepaskan bentakan dengan raut penuh amarahnya.

“ma-maaf, tuan. kita gak tau pasien keum donghyun kapan perginya―”

“saya kan udah nyuruh anda awasin dia!”

“sekali lagi maaf tuan. kami pergi karena ada yang menjenguk, jadi kami pikir pasien keum donghyun butuh waktu berdua.”

minhee mengerutkan keningnya bingung.

“siapa? siapa yang jenguk?”

“hwang yunseong, namanya. teman keum donghyun.”

kedua netra kecil minhee membulat sempurna.

“h-hwang yunseong?”

jungmo tertarik atensinya, menukik alis saat minhee menggumamkan nama sahabat kecilnya itu.

minhee terlihat sangat marah, bahkan meremat ponsel dalam genggamannya dengan amat kuat.

“sialan!”

lelaki kang itu memutuskan panggilan secara sepihak, kemudian lekas berdiri, menaruh ponselnya kembali ke dalam saku celananya.

“ayo ke rumah sakit sekarang!”

ketiga lelaki itu mengangguk, jungmo segera berlari mengikuti minhee ke parkiran mobil. sementara itu junho dan eunsang pergi terpisah menuju parkiran motor.

“kak, pake sabuk pengamannya, aku mau ngebut.”

minhee segera melajukan mobilnya keluar dari area kampus.

ketika mobil hitam itu sudah melaju di area jalanan, minhee langsung menginjak pedal gasnya dengan kencang, menggunakan kecepatan di atas rata-rata.

si lelaki kang sama sekali tak mempedulikan aturan lalu lintas tentang kecepatan berkendara. ia mengendarai bagai orang kesetanan, menyalip setiap kendaraan dengan kecepatan mobilnya.

kedua lelaki dalam mobil itu mengerang kesal saat jalanan di depan macet karena lampu merah.

oh, ayolah, perasaan minhee benar-benar tak karuan sekarang, dia harus cepat-cepat sampai menuju rumah sakit.

“minhee, gak ada jalan lain?” tanya jungmo.

“ada, kak. tapi jauh banget―”

kepala minhee menoleh ke belakang, jalanan terlihat sangat penuh, padat dengan kendaraan.

“dan kita gak bisa keluar terus lawan arus,” lanjutnya.

minhee memukul-mukul stirnya, rasanya benar-benar lama menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau.

“minhee, gas!”

minhee kembali menginjak pedalnya saat lampu lalu lintas telah berubah warna. kembali membelah jalanan kota yang ramai tanpa peduli itu akan mencelakai keduanya.

masa bodo, yang minhee pikirkan sekarang hanya donghyun.

“min, parkir di belakang gedung rumah sakit aja! biar lebih cepet!” titah jungmo.

minhee mengangguki ucapan jungmo, mengarahkan mobilnya ke arah area jalan belakang rumah sakit saat penampakan gedung rumah sakit dengan tinggi mencapai hampir sepuluh lantai itu tertangkap netranya dari jauh.

beruntung, area belakang gedung rumah sakit sepi dengan kendaraan, hanya ada beberapa mobil yang terparkir di sana, membuat minhee dengan mudah memarkirkan mobilnya.

“ayo, kak!”

kedunya lekas membuka seatbelt yang melindungi tubuh masing-masing, kemudian mengulurkan tangan hendak membuka pintu mobil.

want you, hwangkeumini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang