。1

2.7K 323 105
                                    

derap langkah menggema di antara lorong sempit sebuah bangunan yang entah tidak tahu bagaimana penampakan area luarnya.

anak lelaki manis itu tidak tahu bagaimana awalnya ia bisa berada dalam lorong sempit ini.

kakinya terus bergerak, melangkah dengan iringan suara sepatu yang berderap menggema.

lorong itu sangat sepi, dan mengerikan. tidak ada pencahayaan yang berarti, selain lampu-lampu yang terpasang di setiap sisi tembok sepanjang jalan, berkedap-kedip tidak menentu dengan suara listrik yang menandakan lampu itu akan segera mati.

sayangnya, lampu itu tidak kunjung mati. entah apa yang ia pikirkan, menurutnya lampu itu lebih baik mati dari pada berkedap-kedip layaknya lampu hampir habis daya.

kepala itu menoleh ke kanan dan kiri, menelisik area lorong yang sama sekali tidak menarik. suasananya justru terasa begitu menyeramkan.





krak!





matanya membulat terkejut, kala sebuah suara memasuki indera pendengarannya. suara itu seperti bunyi―

sesuatu yang patah.

anak itu tidak bisa berpikir jernih, keringat dingin mulai mengucur dari area pelipis dan dahinya.





kling!





kling!





kling!





jantungnya berdegup kencang saat suara lonceng kecil yang entah dari mana arahnya berdengung pada setiap penjuru lorong.

kakinya yang bergetar, terus melangkah dengan terpaksa. rasa takut kian menjadi saat suara lonceng itu semakin nyaring.

kenapa ia terus berjalan padahal ia tahu sesuatu hal yang buruk mungkin sedang menjemputnya di depan sana?

jawabannya, ia tidak tahu kemana ia harus pergi.

lorong ini seperti tidak berujung, tidak ada pintu keluar, atau setidaknya setitik cahaya yang mungkin menunjukan arah untuk ia membebaskan diri.

dirinya seperti terkurung, dalam sebuah labirin yang entah di mana ia harus mengeluarkan diri.
















benar, ia baru menyadari, jika dirinya kini terkurung dalam sebuah labirin.







kenapa ia bisa berada disini?

menyadari akan hal itu, ia mempercepat langkahnya tak tentu arah, mengikuti jalan berbelok dan lagi-lagi belokan yang ia temukan. tak tahu kemana harus mengambil jalan, dan―





who...






keningnya mengkerut, bulu romanya berdiri bagai tersengat aliran listrik.

suara itu, lagi-lagi sebuah suara menggema di setiap penjuru.

suara anak kecil mengalun, terdengar lirih dan bernada. entah halusinasinya atau bukan, suara itu terdengar begitu indah.

want you, hwangkeumini✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang