05 : Malunya Yerin

383 59 8
                                    

Ospek berjalan seminggu, lancar jaya tanpa ada yang tersakiti, maksudnya cedera. As what I said, Eunha masih populer di kalangan mahasiswa, yang baru maupun yang lama. Karena Taehyung, Jungkook, Jimin, Yuju dan Yerin teman-temannya Eunha, mereka jadi ikut populer.

Coba, sekarang kalau kita random untuk nanya soal mereka, nggak mungkin ada yang jawab nggak tahu. Kecuali, kecuali nih mereka sirik atau benar-benae kudet.

"Anting-antingmu itu nggak kurang panjang, tah?" tanya Taehyung waktu lihat Yerin keluar dari kamar dengan tampilan biasa saja, tapi mencolok di bagian telinga.

Anting-antingnya sepanjang dagu naikkan dikit, pokoknya panjang lurus-lurus gitu bentuknya.

Yerin tersenyum manis, "Nggak, dong. Jadi makin cantik 'kan akunya?"

"Boleh lah, manis banget jadinya." jawab Taehyung tanpa memandang Yerin. Yang dipuji tersipu malu tapi tersenyum lebar.

Yuju dan Jungkook keluar bersamaan dari kamar mereka, disusul Eunha yang keluar bersamaan dengan Jimin. Ceritanya sinkronisasi, sudah lama tinggal bersama soalnya.

"Ayo deh berangkat, aku yang nyetir." seru Jimin setelah mereka selesai sarapan. Iya, setiap hari mereka ada dapat sarapan, berkat Eunha dan Jungkook yang jago masak entah darimana. Kadang, Yuju sama Yerin yang bantu Eunha kalau Jungkook belum ada di dapur.

Sampai di kampus, semuanya turun kecuali Jimin yang harus parkir mobil. Jangan heran kenapa mereka bisa punya mobil, pokoknya bukan dengan cara nyolong dan magis yang mustahil banget.

Daritadi jalan di belakang Eunha, Jungkook merasa janggal banget lihat baju putih Eunha yang tipis. Bukan perkara takut Eunha sakit, tapi... ada sesuatu yang terlihat dan mengganggu pikiran Jungkook sejak tadi.

"Na," panggil Jungkook pada akhirnya.

Eunha menoleh, "Ap- Eh!"

Jungkook menarik Eunha ke tempat yang sepi, jauh dari gerombolan teman-teman mereka sekaligus mahasiswa/i kampus.

Laki-laki seumur dengan Eunha itu melepas jaket denimnya, lalu menyodorkannya pada Eunha, "Pake ini," katanya dan direspon Eunha yang mengerjap bingung sambil memandangi Jungkook dan jaketnya bergantian.

Jungkook menghela nafas, memakaikan jaketnya pada Eunha, "Kamu kalau pake baju jangan yang tipis, Na. Tembus. Laki-laki normal pasti suka lihatnya, termasuk aku. Pake sampai nanti pulang, jangan dilepas. Paham?" cerocos Jungkook seperti papanya Eunha.

Mereka berdua akhirnya menjauh dari tempat sepi itu dan kembali ke teman-temannya, Jimin juga sudah bersama mereka.

"Kenapa? Kok ngejauh?"

"Ciuman." jawab Jungkook ngaco.

Eunha nggak merespon, masih berusaha mengontrol jantungnya yang berdisko ria. Nggak pernah terfikir kalau Jungkook bisa semanis itu sama dia.

Bisa-bisa, makin susah untuk nggak cinta sama Jungkook.

÷÷÷÷÷÷÷


Siang harinya, Yerin dan Yuju keluar kelas barengan. Disuruh yang lain untuk cari tempat di kantin supaya nggak keduluan sama mahasiswa lain. Untuk kantin jurusan psikolog lebih luas dan banyak kursinya sih, tapi mahasiswanya banyak juga. Hiya.

"Jim, Kook, nanti nongki di Matos, lha." rengek Taehyung yang mengeluh bosan di rumah sejak kemarin.

"Eh, eh, aku ikut juga dong." sahut Eunha yang nggak terlalu jauh dari mereka.

Jungkook melirik Eunha sekilas, "Ikut aja," Mendekatkan wajah ke telinga Eunha, "Beli baju nanti, aku yang antar." bisiknya.

Eunha kembali menahan senyum, tapi mengangguk menyetujui usulan Jungkook.

Temen, Iya 'Kan? [ slow-up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang