06 : Siap Jadi Sandaran

389 57 17
                                    

Pulang dari Matos, Eunha menarik Yuju dan Yerin ke kamarnya. Tidak peduli dengan pandangan ketiga teman cowoknya yang menatapnya bingung.

"Eunha kenapa, Kook?" tanya Jimin.

Jungkook mengendikkan bahu, "Tadi sih, dia bilang sakit perut. Mungkin masih sakit, deh." jawab Jungkook setahu dia.

Taehyung mengernyit, "Mules? Apa PMS kali, ya?"

Ketiga cowok itu saling memandang, lalu mengendikkan bahu dan masuk ke dalam kamar masing-masing.

Di kamar Eunha, gadis itu mati-matian menahan isakannya supaya tidak terdengar sampai luar.

"Udah, Na. Kamu jangan nangis lagi, aku sedih lihatnya." kata Yuju menatap Eunha prihatin.

Yerin sama prihatinnya, "Bener kata Yuju. Nanti matamu bengkak kalau kebanyakan nangis. Malah curiga merekanya." Ia mengelus punggung Eunha perlahan, berusaha menenangkan si bungsu di keluarganya itu.

"A-Aku," Eunha yang masih terisak kesusahan untuk berkata, "Ng-Nggak tahu kenapa nangis. T-Tapi," Ia memegang dadanya, "Di-Di sini sakit." isaknya.

"Jungkook keterlaluan memang. Biar aku tonjok dia." geram Yerin yang sudah turun dari kasur Eunha.

Untungnya, ia ditahan oleh Yuju, "Kak, ini bukan salah Jungkook. Namanya perasaan, nggak bisa dipaksa. Yang kasihan malah Eunha nanti kalau Jungkook kita paksa untuk suka sama Eunha." nasihat Yuju membuat Yerin sadar.

"Tapi, Una gini gara-gara dia, Juy." ucap Yerin yang enggan melirik Eunha. Ia merasa sedih melihat adik bungsunya menangis.

"U-Udah, kak. Jangan.." lirih Eunha sembari mengelap matanya dengan tisu.

Dengan kontak mata, Yuju menyuruh Yerin untuk berhenti. Ia masih setia memeluki Eunha dan membiarkan gadis itu menangis di pelukannya. Yerin sendiri akhirnya berusaha menahan emosi yang masih tergodok di dalam dirinya.

"Aku ambilkan minum, kalian mau apa?" tanya Yerin.

Eunha menyahut, "Susu stroberi."

Yuju mengangguk dan memberikan isyarat dua dengan jarinya.

Setelah menutup pintu kamar Eunha, Yerin segera berjalan menuju dapur mengambil apa yang Eunha dan Yuju inginkan.

"Yer, Eunha kenapa?"

Yerin menoleh terkejut, menatap tajam ke arah pelaku yang membuatnya kaget, "Lain kali kalau mau ngomong, permisi dulu." ketusnya.

Jimin menunjukkan cengirannya, "Maaf, maaf. Jadi, Eunha kenapa?" ulangnya.

"Eunha nggak apa, dia cuman mau cerita-cerita aja." jawabnya sambil mengambil tiga kotak susu stroberi dari kulkas.

Jimin mengangguk pelan, "Mau aku bantu?" tanya Jimin lagi dibalas gelengan Yerin.

Percakapan berakhir sampai disitu saja. Yerin kembali ke kamar Eunha dengan cepat, sementara Jimin masih berdiri di dapur memperhatikan Yerin menghilang dibalik pintu kamar Eunha.

Ia yakin, Yerin berbohong tadi. Dilihat dari raut wajahnya, terlihat jelas sekali. Apalagi, Jimin tidak sengaja mendengar isakan dari dalam kamar Eunha.

Sudah pasti, Eunha sedang menangis dan Yerin menyembunyikan apa yang terjadi di dalam sana.

÷÷÷÷÷÷

"Eunha nggak ke kampus?"

Yuju menggeleng, "Suhu badannya mendadak tinggi, aku juga nggak tahu kenapa."

"Udah panggil dokter belom?" tanya Taehyung sembari melirik ke pintu kamar Eunha yang tertutup.

Kali ini Yerin yang menjawab, "Dia cuman demam biasa, udah aku tempel Bye-bye Fever di dahinya."

Temen, Iya 'Kan? [ slow-up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang