Menyembuhkan itu mudah jika ada obatnya, kecuali lukanya patah hati. Sulit membedakan mana obat, mana pelampiasan.
NAY|Story by: sulisfmtuzhh_
---
Sebelum itu, follow dulu IG aku: @sulisftmtuzhh.
HAPPY READING!💗
---
Revind sudah berangkat pagi-pagi agar bisa langsung menemui Nay. Ia tidak mau gadis itu berfikir yang tidak-tidak tentang dirinya.
Ia berlari sekencang mungkin di lorong IPA, keadaan masih sepi, tapi ia tidak peduli. Langkah kakinya sudah sampai di depan kelas, namun ia tidak melihat siapapun selain bangku-bangku yang masih kosong.
Nay pasti menghindarinya, ia tau persis jika gadis itu sangat rajin. Jam segini biasanya dia sudah datang.
“Lo tau gak Nay dimana?” Revind mencoba bertanya pada ketua kelas disana, kebetulan baru datang.
“Lho, emang di dalem gak ada?” sahutnya.
“Kalo ada ngapain gue nanya,” sewot Revind.
“Sorry sorry, lo coba cek ke ruang kesiswaan aja, biasanya dia disana kalo gak dikelas,” jawabnya.
“Thanks,” tanpa basa-basi Revind langsung pergi menuju ruang kesiswaan.
Kali ini, Revind berjalan santai menuju ruang kesiswaan. Kebetulan memang tidak terlalu jauh dari kelasnya Nay. Sesampainya di depan pintu ruangan itu, Revind terdiam.
Kedua bola matanya terfokus pada satu gadis yang sedang duduk diatas kursi sambil memandangi buku didepannya, dengan sebuah kaca mata yang bertengger ditelinga.
Revind mengetuk pintu itu tiga kali, membuat gadis yang sedang duduk fokus itu mendangak. Respon yang kelewat santai, hanya mengangkat pandangan, lalu kembali fokus pada bukunya.
Kali ini Revind tau jika Nay sudah benar-benar marah. Biasanya gadis itu akan menghampirinya jika ia memanggil, ataupun datang. Tapi tidak untuk kali ini.
“Aku minta maaf.” tiga kata yang langsung keluar dari bibir Revind tanpa ada basa-basi.
Tidak ada respon.
Revind berjalan mendekat. “Aku ngaku aku salah, tapi kemarin aku gak bisa ngendaliin diri. Aku emosi, aku kesel, yang ada difikiran cuma balas dendam,” ujar Revind.
Tetap tidak ada respon.
“Tolong jawab aku,” ujar Revind.
Dengan tampang malas, Nay menutup bukunya lalu menatap ke arah Revind. “Emang penting banget ya ucapan aku?” ujar Nay.
“Banget,” sahut Revind.
Nay tertawa hambar lalu kembali membuka bukunya. “Kamu itu sama aja kayak Varo dan Andra, gak ada kualitasnya. Cuma banyak omong,” ujar Nay.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAY (TAMAT)
Teen FictionIstilah benci jadi cinta memang benar adanya. Itu dirasakan sendiri oleh gadis cantik bernama Nay yang famous dan dikenal sebagai primadonanya SMA Brawijaya. Gadis yang membentengi dirinya dari jangkauan laki-laki. Tidak pernah mengizinkan satu hati...