19

4.3K 119 0
                                    

Mohon maaf yah kalau banyak typo berterbaran.

On this chapter  I'm adding Ost my ambulance

Please be wise this story was made for adults.

Happy reading beloved readers.

***

Still Tisya POV

Kak Henry menarik paksa tanganku dan membawaku masuk ke dalam mobilnya.

Aku membuang wajah kejendela. Pemandangan diluar rasanya jauh lebih menarik dari pada menatap Kak Henry.

"Kenapa kamu diam?"

Aku masih memberinya silent treatment. Ku lihat arah ini bukan arah menuju rumahku maupun rumah Kak Henry.

"Loh? Ini bukan jalan ke rumah aku!"protesku kepada Kak Henry.

"Kita butuh tempat yang cukup privasi untuk membicarakan semua ini."jawab Kak Henry dingin.

"Terus kita mau kemana?"

"Liat aja nanti juga kamu tau"sahut Kak Henry singkat yang membuatku menjadi bertambah kesal dengannya.

•••

"Turun sekarang" perintah Kak Henry ketika mobilnya berhenti di The Pakubuwono Residence Apartemen.

"Loh Apartemen? Ngapain kita kesini?" omelku kepada Kak Henry.

"Aku mau bicara sama kamu secara privat dan secara leluasa"ujar Kak Henry sambil menarik lenganku.

Kami masuk ke dalam apartemen menuju lift. Di lift ku lihat Mas Henry memencet lantai 21.

Setelah sampai dilantai 21 Kak Henry terus mengengam tanganku.

Kami sampai dikamar nomor 21045, Kak Henry membawaku masuk kedalam apartemen terebut.

Aku ternganga dibuatnya, jujur aku tidak pernah melihat apartemen semewah ini. Namun, tidak ku surutkan niatku untuk memutuskan Kak Henry hari ini juga.

"Apartemen punya siapa ini?" tanyaku singkat.

"Punya aku lah."jawabnya singkat.

"Yaudah katanya mau bicara sekarang bicara dong kak jangan ngabisin waktu aku."

"Sya tadi kamu ngapain sih?" cecar Kak Henry.

"Mata - matain Kakak. Karena hari ini aku liat Karin telpon kakak terus dan WA kakak, karena aku penasaran siapa Karin yah aku ikutan kakak lah." jawabku tanpa rasa bersalah.

"Sekarang sudah puas kamu tahu yang sebenarnya? sekarang mau kamu gimana?" tantang Kak Henry kepadaku.

"Aku mau hubungan kita selesai sampai disini!" Tantang ku kembali ke Kak Henry.

"Aku tahu kok Kak Henry mempertahankan hubungan ini karena Kak Henry gak enak sama orang tua aku."

"KARENA GAK ENAK?" Suara tinggi  Kak Henry yang mengagetkan ku, karena baru kali ini ia membentak ku.

"Siapa yang bilang perasaan aku ini cuma karena gak enak ke orang tua kamu? Ayo jawab!"

"Akulah. Aku yang baru saja bilang? Kenapa? Emang iyakan?"cecarku pada kak Henry.

"Kenapa diam aja ayo gantian jaw....." ucapakanku terputus saat bibirnya mencumbuku langsung. Bibirnya melumat bibirku kasar. Ku dorong badannya menjauh dari ku namun hasilnya nihil.

"Lepaskan.....ungh..brengsek"umpatku.

Mendengar umpatan Tisya, perlakuan Henry terhadap Tisya semakin menjadi - jadi.

Make You Mine (HALF UNPUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang