24

4.1K 101 1
                                    

Hola fellas!!!

Thank you for keep reading my stories.

I want to say sorry for the inconvenience

Aku gak bisa update minggu lalu karena kondisi kesehatan aku.

Mataku baru saja di vonis kena virus jadi sangat susah untuk berkonsentrasi menyelesaikan chapter ini.

Oh iya don't forget this stories were made for adult, so please be wise yah.

Happy reading

***

"Duh ile... yang abis dicipok tunangannya jadi seger sama senyum senyum sendiri nih" ujar Andi menggoda Tisa.

"Apaan sih kak"jawab Tisya ketus.

"Senengkan lo abis dicipok Henry ayok ngaku, tapi sok - sokan play hard to get"ujar Andi kembali menggoda Tisya.

"Eh by the way perasaan lo sama Henry gimana sih?"tanya Andi yang ingin tahu.

"Hm... gak tau kak, kadang gue seneng banget kalo dikasih surprise dan kata - kata romantis sama Kak Henry. Tapi kadang aku sebel kalau Kak Henry udah kayak wali kelas yang kerjaannya ngabsenin aku dimana, lagi apa, sama siapa"Tisya mencoba menjelaskan.

"Yah kalau gini sih dari roman - romannya gue bakalan jadi sodara nih sama Henry"jawab Andi santai.

"Ish apaan sih kak, belum tentu lagi siapa tahu bulan depan gue dapat pujaan hati yang bener - bener bikin gue click" Tisya mencoba menyanggah pemikirian Andi.

"Kenapa sih Sya lo gak mau coba buka hati lo buat Henry. Toh Henry-nya juga sudah cinta sama lo. Lagian dia kurang apa sih? Harta? Lo tahukan Rumah Sakit Pondok Keluarga sama Klinik bersalin Ibu dan Anak diseluruh Indonesia itu punya keluarga Henry. Belum lagi keluarga bokapnya keluarga konglomerat Surabaya cuma eyangnya aja tinggal di Malang. Pinter? Jangan ditanya di S1 UI kedokteran lulus dengan predikat valedictorian, S2 Standford lulus cum laude. Tinggi? Okay kok 185cm. Ganteng? mukanya lumayan kok. Terus yang paling penting cinta dan satu agama lagi sama lo. Kesempatan bagus gak dateng dua kali loh sya." ujar Andi menasehati Tisya.

"Iya..iya gue ngerti.Nyokap sama bokap gue juga mau banget gue dapet Kak Henry, karena selain dia sayang, keluarganya juga welcome banget sama gue katanya. Tapi semua itu butuh proses kak, gue harus yakin kalau Kak Henry is my the one"ujar Tisya kembali.

"Yah, hopefully he is the best for you yah"ujar Andi sambil tersenyum kepada Tisya.

"Dan semoga gak ada kandidat lain selain Henry" Andi menyambung dalam hati.

•••

Paginya, Tisya yang bergegas menghubungi gengnya yang terdiri atas Maria dan Abi untuk membicarakan tentang kepergian mereka ke Thailand.

Tisya : Bonjour à tous

Abi : Bonjour ma belle.

Tisya : Merci beaucoup ma meilleure amie. So, gue mau ngomongin soal kepergian kita ke Thailand nanti gimana udah ada itinerarynya kah?

Maria : Grüezi mitenand!

Maria : Udah jadi besok kita bakalan berangkat pagi yah jam 10. Sampe bangkok jam dua siang nah kita langsung check in disalah satu hotel di daerah Sukhumvit 19 yah. Gue sengaja cari hotel yang deket Terminal 21 supaya kita gampang kalau mau ngapa - ngapain.

Tisya dan Abi : Noted Mar.

Tisya : Kita bakalan berapa hari di BKK ngapain aja dan berapa hari di Pataya dan ngapain aja.

Make You Mine (HALF UNPUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang