BAB 1

33 3 0
                                    

Typo bertebaran

Vote+coment jangan lupa gaess

......

"SAGARAAAAAAA!"

Lagi-lagi teriakan itu, rasanya telinga Sagara akan putus jika mendengar teriakan seperti itu setiap harinya. Cowok itu menarik napas guna menetralkan amarah di dirinya, Sagara terus berjalan seolah tak mendengar teriakan itu telinganya ia sumpal dengan earphone.
Tapi baru beberapa langkah Sagara dikejutkan oleh gadis yang menghadang langkahnya dan menatapa dirinya penuh binar, Rikha. Gadis yang dengan tidak tau malunya mengejar Sagara selama satu tahun lebih ini. Memalukan!

"Pagi Sagara sayang calon suaminya Rikha." Rikha tersenyum manis hingga mungkin bibirnya akan kering, cewek itu terus menunggu balasan Sagara yang jelas-jelas menatap dirinya tanpa minat. "Sagara bales kek, mulut gua pegel nih senyum terus." Dumel Rikha mengerucutkan bibirnya, Gemas.

"Gk ada yang nyuruh lo senyum, dan minggir dari hadapan gua! Gua mau jalan." Saraga berucap datar lalu mendorong sedikit bahu Rikha sehingga ia bisa kembali berjalan.

Rikha yang ditinggal begitu saja menatap punggung Sagara tak percaya, lagi-lagi dirinya ditolak. Cewek itu mengehentakkan kakinya kesal. "Sagara nyebelin! Awas aja ya, nanti juga cinta mati sama gua." Rikha terus mendumel dengan wajah cemberut, dirinya bingung harus bagaimana lagi ia mendekati si es balok itu? Otaknya benar-benar buntu.

Tiba dikelas Rikha langsung melempar tasnya begitu saja membuat beberapa anak yang tengah belajar ataupun tidur menatapnya, cewek itu segera duduk dan menegelamkan kepalanya dilipatan tangan. Lebih baik ia tidur, pikir Rikha.

Selang hampir 5 menit Rikha tidur tiba-tiba mejanya digebrak sangat keras dan membuat Rikha terkejut setengah mati, cewek itu menatap biang pelakunya dengan kesal sementara sang pelaku hanya tersenyum bodoh.

"Hehehe, pagi Rikha bebeb gua yang paling emes." Sapa Nindy_teman sebangku sekaligus sahabatnya. Cewek itu segera duduk disamping Rikha dan menatap penuh selidik kearah Rikha. "Kenapa lagi lo?" Tanya Nindi, penasaran.

Rikha menaikkan alisnya, bingung. "Maksud lo? Yaelah gua gpp kali, santuy lah. Hahahah." Rikha mencoba tertawa meski ia tau kalo itu percuma, Nindy tau semua tentangnya.

"Sagara  lagi?" Skakmat.

Pada akhirnya Rikha menghela napas sambil mengangguk, tebakan Nindy sangat benar. Cewek itu menggeser posisi duduk hingga berhadapan dengan Nindy, ia menatap Nindy sendu. "Gua bingung Nin, kenapa ya Sagara sama sekali gk ngelirik gua? Padahal gua udah ngeluarin semua kemampuan gua buat deketin dia, tapi apa hasilnya nihil. Dia sama sekali tak tertarik." Ucap Rikha dengan senyum masam dibibirnya.

Nindy menghela napasnya lelah, cewek itu menepuk bahu temannya sambil tersenyum. "Lo yang sabarnya, gua yakin kok suatu saat Sagara pasti balas perasaan lo. Semangat." Ucap Nindy.

"Hehehe, iya makasih ya Nin. Lo itu emang sahabat gua paling baik, gua doain deh lo nanti jadian sama Pak Mamat." Sekedar info, Pak Mamat itu satpam sekolah yang katanya playboy.

Nindy berdecih, ia menempeleng kepalanya temannya itu. "Sembarangan! Gua gk mau ah kalo sama Pak Mamat, gua itu maunya sama Jimin." Mata Nindy langsung berbinar saat meyebutkan idola kesayangannya itu. "Lo tau Jimin kan? Gua itu istrinya Rikha, terus si Yoongi tuh pacar gua, kalo si Tae dia tuh sahabatnya gua, kalo Jin sama Namjoon tuh abang gua, kalo Hoseok tuh matahari gua, kalo Jungkook itu adik kecil gua." Jelas Nindy yang mungkin sudah lebih seratus kali ia ceritakan pada Rikha.

The Fussy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang