BAB 3

20 2 1
                                    

Vote and coment dulu sebelum baca

Maaf kalo ada typo🙏

Happy reading semua😊😊😊

......

Sedari tadi Rikha hanya senyam-senyum tanpa mau memakan makanannya, Sagara benar-benar membuat Rikha overdosis untuk mencintainya. "Sagara, Sagara ganteng banget sih lo." Gumam Rikha sambil tersenyum malu-malu dan tanganya yang menutupi wajahnya. Tiba-tiba....

Brakkk

Suara meja digebrak terdengar keras membuat para siswa yang sibuk menikmati makanannya melihat kearah suara, disana Rikha tengah berdiri dengan mata berkilat serius dan tangan mengenggam sendok.

"Pokoknya Sagara bakal suka sama gua! SEMANGAT RIKHA!!." Rikha meninju tangannya keudara seolah memberi semangat pada dirinya sendiri, tak peduli banyak siswa yang menatapnya aneh bahkan terang-terangan menggosipinya.

Sedangkan Nindy. Cewek meringis malu melihat ulah temannya, Nindy menyatukan kedua tangannya meminta maaf pada siswa lain. Ditariknya lengan Rikha hingga kembali duduk. "Aduhhhhh Nin, kamu apa-apaan sih?" Rikha mengerucutkan bibirnya kesal, Cute.

Nindy mengendus. "Lo gk malu apa diliatin banyak orang? Rikha please deh, gua tau lu orangnya gk tau malu tapi ya tau situasi dikit kek." Keluh Nindy dengan muka memelas, dirinya benar-benar malu memiliki teman seperti Rikha.

"Ish Nindy, gua tuh lagi nyemangatin diri gua tau. Lo juga harusnya semangati  gua."

"Terserah lo deh."

Mendengar Nindy Rikha hanya mengendus dan mulai melahap makananya. "Ihhhh, ini kok baksonya dingin ya?" Tanya Rikha keheranan.

Nindy terkekeh, cewek itu menengok kearah Rikha. "Ya iylah dingin, orang lo gk makan dari tadi." Ujar Nindy. "Makanya tuh otak jangan diisi Sagara terus, lo tuh udah bego nambah bego entar." Lanjut Nindy sambil menyetil kening Rikha.

Rikha hanya mengerucutkan bibrinya kesal, ia menjauhkan mangkok bakso dan beralih meminum minumannya. Rikha kesal!

Tanpa Rikha sadari sedari tadi kelakuan terus diperhatikan oleh Sagara yang duduk dibangku pojok, cowok itu terus memandang Rikha dengan datar namun sesekali kekehan terdengar dari mulutnya. Entahlah Rikha terlihat menggemaskan? Mungkin, Sagara tak tau.

"AWAS NANTI JATUH CINTA...CINTA KEPADA NENG RIKHA." Bima menyanyikan sebuah lagu yang saat ini sering ia dengar, seringaian jahil terbit dibibirnya melihat Sagara yang menatapnya. "NENG RIKHA OH NENG RIKHA, ABANG GARA NYARIIN NIH." Bima kembali mengejek Sagara sebelum sebuah tisu mendarat dimulutnya dan membuat anak-anak lain tertawa.

"Berisik."

"Uhukkk...uhukk." Bima mengeluarkan tisu itu dari mulutnya, cowok itu beralih menatap Sagara garang. "Sialan lo Gar, kalo gua mati gimana? Gk ada lagi dong cowok ganteng dan baik hati macem gua." Ujar Bima dengan percaya dirinya, sementara teman-temannya hanya menggelang heran akan tingkat kepercayaan diri Bima yang tidak normal.

"Ya bagus dong kalo mati, jadi gk ada lagi tuh yang suka ngegodain cewek-cewek." Ujar Juan santai, cowok itu memang terkadang mengeluarkan kalimat yang bisa menyakiti orang lain. "Lagian kalo lo gk ada kan kita jadi gk malu lagi." Lanjut Juan sambil menenggak minumannya.

Dino menganggukkan kepalanya setuju dengan kata Juan tak peduli dengan Bima yang sudah kesal setengah mati. Cowok itu menatap Sagara serius. "Gar. Gua mau nanya deh, lo tuh suka gk sih sama Rikha?" Tanya Dino serius sedangkan Juan dan Bima hanya menyimak, ini bukan ranah mereka.

Sagara mengehela napas, dirinya juga menatap Dino tak kalah serius. "Gua gk tau." Ujar Sagara lemas.

Dino menanggukkan kepalanya mengerti maksud Sagara. "Gar. Jangan sampe lo nyesel karna ulah lo sendiri, gua cuma gk mau temen gua nyesel terus nanti niat bunuh diri." Dino berujar santai dan menyuap satu potong bakso kemulutnya.

The Fussy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang