Angin berdering melewati celah jendela kamar JiKookSilau matahari menerpa manik mata Jimin yang tengah terlelap dalan rengkuhan Jungkook malam telah berganti siang.
Jimin mencium bau maskulin dan itu bukan parfumnya. Matanya masih terpejam tapi hidungnya dapat mengendus bau itu, tak asing baginya tapi kenapa bau ini begitu dekat.
Perlahan Jimin membuka matanya dengan paksa karena semalam dia mabuk berat
"Ju-Jungkook......😵😵, aawww.. Kenapa pantatku sakit sekali,,Shiiittt""Eegghhh Hyung.. Kau sudah bangun?" Jungkook mengucek matanya karena dia sangat lelah setelah permainan panas mereka semalam.
"Yak..Jungkook-ah,apa yang terjadi? Ke-kenapa kita telanjang seperti ini" Jimin terbelalak mendapati tubuhnya tanpa busana berada dipelukan Jungkook
"Emm...jadi Hyung tidak ingat kejadian semalam? 😞"
"A-apa?? Apa yang terjadi? Ini.... Ini tidak mungkin" Jimin menggeleng-gelengkan kepala, berusaha memungkiri kenyataan bahwa keperjakaannya telah diberikan pada Jungkook
"Hyung... Tenanglah,aku akan terus bersamamu,aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Saranghae Jimin hyung"
"Tidak...ini tidak benar kook-ah, kita berdua laki-laki...... Ini tidaklah benar"
"Kenapa hyung,,,kenapa memangnya? Aku bisa apa kalau Cintaku jatuh padamu? Hah? Aku sudah mencintaimu dari awal kita bertemu."
Jungkook berusaha meyakinkan Jimin tentang perasaannya"Andwe kook, tidak mungkin kita bisa..." sebelum jimin melanjutkan perkataannya Jungkook dengan cepat melumat bibir Jimin yanh sedari bangun tadi terus mengoceh. Lumatan yang meluluhkan hati Jimin, selama ini dia merasa normal, tidak pernah menyukai pria. Tapi kenapa saat dengan Jungkook rasanya berbeda.
Jimin pernah jatuh cinta sekali pada seorang Yeoja yaitu Jieun. Tapi saat merasakan cinta pertamanya yang bertepuk sebelah tangan, sampai saat ini Jimin belum bisa mencintai orang lain. Sampai dia bertemu Jeon Jungkook dan sebuah debaran aneh muncul dalam jantungnya. Cemburu ketika melihat Jungkook bersama orang lain. Hingga saat ospek dia selalu menghukum Jungkook karena kekesalanya itu. Tapi justru itu yang membuat Jungkook semakin yakin cintanya pada Jimin. Karena Jungkook merasa Jimin selalu memperhatikannya dalam bentuk hukuman² kecil.
.
.
.
.Tok... Tok.. Tok..
"Jiminie...kau ada di dalam?" teriak Yoongi dari balik pintu kamar JiKook
Sontak mereka berdua melepas pagutan bibir yang tengah bercumbu. Dan dengan gusar Jimin menghapus saliva yang berada di sisi bibirnya. Buru² memakai pakaiannya begitu juga dengan Jungkook.Tok... Tok.. Tok..
"Yak..jiminie apa kau masih tidur?" Yoongi mengeraskan suaranya
"Sebentar hyung... Sebentar" sambil terhuyung Jimin berjalan ke arah pintu sembari menahan sakit di hole nya.
Ngeaaakkkkkk...
Pintu terbuka, dan Yoongi terbelalak menatap Jimin yang penampilannya sangat berantakan seolah tengah selesai berkelahi dengan binatang liar (emang sih si JK binatang liar yang kehausan 😆😆😆 )"Yak Jiminie... Kau baru bangun? Rombongan kita akan segera pulang, cepat mandi aku akan menunggumu di lobi"
"Baiklah aku akan segera mandi dan menyusulmu ke lobi"
"Oiya apakah teman sekamarmu sudah cek out?"
"Emm... Di-dia belum bangun"
Jungkook mendengar alasan Jimin yang tengah tergagap menjawab pertanyaan Yoongi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ospek dari cinta Pertamaku / Jikook [END]√
FantasyPark Jimin seorang ketua ospek yang tegas, dan sangat disiplin sehingga semua perkataannya adalah mutlak. Jeon Jungkook adalah Maba yang mengikuti ospek dan selalu membantah perkataan seniornya