Curious

2.8K 44 0
                                    

Maaf yah kalo ga bagus, males revisi, males baca ulang.
Ga pernah jelas emang🙃🙃
Ngantuk.. gtw lagi dah ini jam brp

Happy reading all





Angin menyebalkan ini sibuk meniup helai rambut ku yang tak terambil kuncir, sampai-sampai membuat hidungku gatal karena sentuhannya.
Aku tak bisa fokus mendribble bola gara-garanya, bola langsung ku oper pada teman yang lain.

Kami membentuk sebuah lingkaran besar, melakukan teknik dasar dalam permainan. Yaitu bergantian mendribble dan mengoper bola.

Hari ini adalah hari pertama aku ikut ekskul basket. Kalian tahu kesan pertama ku tentang basket apa? Menyesal! Aku lelah, tak ada yang bisa ku takluki perihal permainan ini.

Bukkhh!

"Aw!" Ringis ku setelah objek bulat keras itu menghantam wajah cantikku.

Ya ampun aku terkena lemparan bola. Siapa sih yang ngelempar? Gak tau apa kalau aku belum siap? Ini semua ulah angin! Andai kata rambut ini tak menggelitik hidungku, tak mungkin atensi ku dari bola teralihkan.

"Christie!" Sambar pak Anton, sang pelatih.

Aku menoleh ke pak Anton, sambil memegangi tulang pelipis dan tulang pipi ku yang berkedut nyeri.

"Menepi atau lanjut?" Tanyanya tegas.

Sungguh aku ingin memilih opsi yang pertama karena aku sudah muak sekali untuk melanjutkan kegiatan tak berfaedah ini, tapi gengsi ku tak kenal kata minggat.

"Lanjut pak!" Putusku mantap.

"Emm, tidak usah kamu menepi saja. Pergilah ke UKS sekarang!" Interupsinya.

Yeay, miracles are on my side. Aku mengangguk seraya berlari kecil menuju ruang UKS.

"Yang lain, ayo fokus-fokus!"

---

Terdengar suara bersorak ria dari luar, sepertinya sekarang sudah jam istirahat.
Dari sini aku dapat mendengar derap langkah seseorang menuju kemari.

I don't know, I'm either too famous or Im too... Kuper? Pasalnya aku merasa semua orang selalu mengenalku sementara aku tak tahu satu pun diantara mereka. Kecuali Miracle sahabatku dan teman-teman sekelas ku sendiri.

Ternyata seorang gadis yang memasuki ruangan ini, yah aku mengenalnya. Dia Echa, wakil ketua kelas yang kebetulan ikut ekskul basket juga.

"Christie" panggilnya yang tak ku gubris, aku hanya menatapnya datar.

"Ini minumlah!" tawarnya sambil memberiku sebuah botol berwarna peach yang isinya tak lain adalah air mineral.

"Terimakasih" ujar ku yang langsung menggenggam botol itu tanpa meminum airnya. Bukan tak menghargai, tapi aku bisa kembung kalau terlalu banyak minum.

Dia tersenyum tulus, sekarang tatapannya tertuju ke arah kepalaku. Paling dia ingin melihat memar bekas bola tadi.

"Sorry. Karena ulah ku kamu jadi terluka" ujarnya lagi.

Sekarang aku tahu pelaku yang menyebabkan wajah cantikku lebam. Tapi ya sudahlah.

"Tidak masalah. Aku juga kurang fokus tadi"

"Mari keluar, gabung istirahat bareng yang lain!" Ajaknya.

Sebenarnya aku ingin menolak, karena aku tak suka berteman. Tapi ya sudahlah, toh setelah ini belum tentu aku mengingat wajah mereka.

Kami berjalan beriringan ditemani kesunyian. Dari kejauhan perhatian ku terpusat pada seorang laki-laki bertopi hitam tengah duduk berbincang dengan gadis lain di tangga.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang