Berakhir Seperti Inikah?

2.5K 21 4
                                        

{Dewasa}
Sudah ku peringatkan ya😉 meskipun sebenarnya pendeskripsiannya tidak terlalu detail karena aku takut mengganggu kenyamanan kalian.

So happy reading all..





Ziki P.O.V

Masih fokus ku perhatikan gadis yang tengah berdiri di tengah jalan itu, semakin aku menyaksikannya semakin besar rasa ingin tahu ku tentang apa yang ia ingin lakukan.

Dalam fikiran ku terus menantang sebatas mana keberaniannya, sementara hati ku terus risau padanya, pada gadis yang tak ku kenali.

Ingin sekali aku memukul kepalanya, menghukum atas kebodohannya. Motif apa yang ia miliki sampai ia nekad melakukan percobaan bunuh diri di daerah yang sepi.

Saat ku lihat ada mobil yang datang dari sana. Entah nurani darimana yang membuat tubuh ku reflek berlari kearahnya. Dan cepat-cepat aku mencoba menyelamatkannya.

Tiiinnnn.....!!!

Sseettttttt!!

Huh huh huh huh.

Fyuh! Nafas ku terengah-engah, sungguh melelahkan! Ku fikir keberaniannya akan menciut dan segera menghindar bila mobil datang, ternyata tidak. Gadis ini benar-benar ingin bunuh diri, dan benar-benar merepotkan ku!

Ku lepas pelukan ku pada gadis ini, lalu aku mengcengkram kedua bahunya.

"Kau fikir siapa yang akan menyelamatkan mu kalau bukan aku!?" Oceh ku pada gadis bodoh yang aku tidak tahu siapa namanya.

"Lihat sekitar mu"

Dia dengan bodohnya mengikuti ucapan ku dan menengok sana dan sini. Dasar! Padahal aku belum selesai bicara.

Ku putar kepalanya dengan paksa untuk menatap ku.

"Apa ada orang lagi selain kau, aku dan mobil ku? Tidak ada kan! Kenapa kau begitu bodoh hah!? Kau bisa mati kalau benar-benar ditabrak"

"Tapi kita tidak saling kenal" ujarnya dengan begitu polosnya.

Astaga Tuhan, mahluk apa yang ku temui ini.

"Seperti ini saja kau sudah merepotkan ku, apalagi kalau kau benar-benar mati di depan ku. Siapa yang akan peduli dengan jasad berdarah mu selain aku hah!? Dasar bodoh!"

"Daritadi kau terus saja mengatai ku bodoh" protesnya tak terima.

"Ya itu karena kau benar-benar bodoh!"

Sekarang dia merunduk dalam diam. Reaksi yang sangat ku benci, karena hati ku akan lemah melihat orang-orang bersikap seperti ini di depan ku.

Ku tarik dalam nafas ku, lalu ku hembuskan sembari menutup mata erat.

"Ayo. Kita pergi dari sini!"

"Kemana?"

Tak ku gubris pertanyaan dari mulut polosnya, aku langsung pergi menuju mobil ku. Persetan lah dia mau ikut atau tidak.

"Kita akan kemana?" Tanyanya setiba di mobil.

"Diam lah! Mulut mu itu sungguh berisik"

Setelah itu dia benar-benar diam. Dan masih diam. Dan tetap diam.

Aku sedikit mengintip dari ekor mata ku. Betapa terkejutnya aku ketika ku dapati dia sedang menunduk dalam, bahunya bergetar naik turun. Dia.. menangis?

Cepat-cepat tangan ku membelai rambutnya, itu bukan wujud khawatir yah! Itu hanya reaksi tubuhku karena bingung. Apa dia menangis karena ku suruh diam?

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang