. . .
"mingdep ulangan kan ya, untungnya gue inget, kalo lupa mampus banget."
"lah, sekarang udah mingdep dodol, besok mulai ulangan,"
"HAH?"
"ulangan harian doang elah sol."
risa nggigit rotinya dulu, di kunyah bentar. terus nyerocos, "kOK GUE GA SADAR ANJINC?"
"taehyun teroosss,"
"ngarang."
"mampus aja kalo lu mabok kepalang ulangan nanti, mapel pertama fisika,"
"GILA KOK BARU BILANG?" risa nempeleng hana pake roti.
"jorok monyet! gue baru inget, gausah teriak mulu dong tengik gue pengang." hana protes sambil ngusep ngusep kupingnya biar mendingan.
"egk bisa ya, gue panik, jantung gue nyut nyutan."
"drama banget punya temen,"
"na aturan bilang gini kek 'udah tenang aja besok gue contekin' baru temen yang baik."
bukannya jawab, hana milih ngupil.
"fiks ini mah gue harus lembur belajar, masalah nya guru fisika killer bamsat, bukan masalah lagi, itu adalah bencana."
"anjay udah dateng," haikal ngebukain pintu rumah, si tamu masuklah ke dalam yakali masuk ke luar.
"ps mana ps,"
"sabar tot, gue siapin dulu."
"buruan,"
haikal nyaut pake deheman, terus ngelengos ke kamarnya ngambil ps. ribet banget idupnya bukannya di taro di ruang tengah daritadi.
sepupunya ada di ruang tengah dari magrib. bener bener belajar, sendirian, pasalnya haikal udah ulangan duluan.
saking fokusnya, risa ngga sadar ada yang nyamperin ke dia yang posisinya tengkurep, tau tau si empu buka suara dengan halus bangsatnya.
"belajar?"
"berak, ya iyalah- h-ha siapa?"
risa dongak, fokusnya langsung ke rupa arden yang subhanallah GANTENG ngga usah ditanya lagi duduk sila di depannya.
"NGAPAIN IH?"
"berak, ya main lah."
"o-oh iya ya lu kan temen arden."
"hah?"
"TEMEN HAIKAL MAKSUDNYAA IH,"
"ga fokus nih tukang blokir?"
"iya uasu lagi stres gue, kelas lo udah ulangan ya? kelas gue belom, mana besok fisika."
"gampang kok."
"MUATAMU???"
arden ngeluarin kekehan nya. "biasa aja dong mulutnya, beneran gampang menurut gua. hasil gua belum di bagi sih,"
"tetep aja, gue pusing soalnya baru inget besok ulangan. mana gue ngga terlalu pinter." risa nahan kepalanya pake dua tangan, bibirnya cemberut
"coba pikirin gua, biar lo pinter."
"kok gitu?"
"ya soalnya gua pinter,"
"HM. PRET!"
arden nyubit pipi risa spontan biar cewek di depannya ini ga ngeselin. yang di cubit ngaduh kesakitan, terus ngelantur. "ini pinter kok, pinter halu."
"halu apaan? halu jadi pacar gua?"
bukannya jawab, risa malah nempeleng arden. ardennya jelas jadi ketawa, "ga perlu halu kok, bentar lagi juga jadi."
"jadi apa?"
"babu."
belum kecubit ardennya, suara haikal udah koar duluan.
"HAYO BARUDAK PADA NGAPAIN LO?"
. . .