Chapter 3

8 1 0
                                    

SEE THE SUN

Your skin

Oh yeah your skin and bones

Turn into something beautiful

And you know

For you I'd bleed myself dry,

For you I'd bleed myself dry

Yellow, Coldplay


Setelah kejadian itu aku tidak dan pernah lagi melihatnya. Hari-hari hampir kembali menjadi normal, aku masih tetap membantu Prim dan diam-diam membantu keluarga Hawthrone, beberapa kali bertemu dengan Mr. Mellark dan Rye untuk membeli rotinya serta mengunjungi Haymitch untuk melihat keadaannya yang tidak pernah berubah sebelum atau sesudah Hunger Games.

Suatu hari saat aku mendatangi rumah keluarga Everdeen untuk membeli obat ibu, Prim memberiku sesuatu. "Milikmu," ucapnya pelan, "aku tidak tahu, Ms. Undersee" aku dengan cepat meralat panggilannya, "ya, Madge, aku tidak tahu lagi bagaimana menyimpan benda itu, dan kupikir lebih baik kukembalikan ke pemiliknya sebelum kakakku." Sambungnya.

"Bagaimana kau tahu, Prim?"

Ia tersenyum, "Aku melihatmu beberapa kali menggunakan ini pin ini dulu."

Entahlah, aku ragu untuk mengambilnya tapi setelah melihat Prim lagi, kuputuskan untuk mengambilnya, efek dari pin ini terlalu besar begitupula resikonya. "Terima kasih."

Setelah hari mulai gelap, aku mendengar keramaian dari luar rumahku. Beberapa orang pelayan dirumahku terlihat sangat khawatir, "ada apa?" tanyaku pada salah seorang pelayan wanita berambut hitam legam khas orang Seam, wajahnya yang penuh dengan freckles itu tertekuk cemas. Bahkan sebelum ia menjawab, perasaan buruk yang mulai menghantuiku sedaritadi semakin nyata.

"Hob dibakar habis oleh penjaga perdamaian," ia terdiam sejenak, "seorang anak Seam tertangkap membawa buruan liar dan dihukum, Haymitch menyelamatkannya. Dan keadaan anak laki-laki itu sangat buruk."

"Apa ia berada di keluarga Everdeen?" ia mengangguk, "tolong ambilkan aku beberapa obat penawar rasa sakit ibu, aku akan melihatnya."

Aku bertemu Prim tepat didepan rumahnya, ia sedang sibuk mengambil salju—yang kutebak pasti untuk anak laki-laki malang itu. "Prim," sapaku pelan, ia terlihat sedikit kaget saat melihatku datang, "aku membawa beberapa obat penawar rasa sakit milik ibu, mungkin ini bisa membantu."

Prim tersenyum, ada keraguan aneh di senyumnya, perasaanku semakin tidak enak. Aku segera membantunya mengumpulkan salju-salju itu, tapi ia menolak karena mangkuknya sudah terisi penuh salju. "Jadi, siapa orangnya?"

"Gale." Jawab Prim pelan. Seluruh tubuhku membeku. "Aku sudah mengobatinya dan memberinya obat penenang, keadaanya sudah jauh lebih baik tapi tidak benar-benar baik." Jelasnya, "Kau bisa melihatnya kalau kau mau."

"Terima kasih, Prim."

Tepat saat aku masuk kedalam rumah Prim, semuanya begitu jelas sekarang, tubuh besarnya tergeletak diatas meja dapur dengan punggung penuh luka cambukan. Prim sudah mengobatinya, sekarang punggungnya tertutup salju untuk mengurangi rasa sakit. Prim segera berjalan kearah Gale untuk menambah saljunya, aku segera meletakan obat-obat itu di meja lain dan membantunya.

Jauh, sangat jauh lebih buruk melihat keadaanya dari dekat. "Dia akan baik-baik saja, Madge. Dia laki-laki yang kuat." Ucap Prim menjawab semua kekhawatiranku. Aku melihat wajah Gale, bahkan dalam tidurnya ia menahan sakit, lalu aku melihat wajah Prim saat semua salju di mangkuknya sudah habis, ia terlihat begitu lelah. "Apa kau ingin menemaninya sampai ibu kembali, Madge? Aku benar-benar sangat lelah. Jika tidak keberatan."

Aku mengangguk, tanpa kata lalu Prim ijin untuk beristirahat sejenak karena ini memang sudah hampir larut. Aku menarik satu kursi dan duduk didekatnya.

Tak lama kemudian setelah memandangi dan kadang menyeka keringat di wajahnya, aku mendengar erangan kecil, "...niss...katniss..." igau Gale dalam tidurnya. Aku terdiam dan tetap menyeka keringatnya, "ini...sakit..." lanjutnya, "aku...tidak bisa...aku tidak bisa..." tiba-tiba ia mengeluarkan air mata, "...kehilanganmu."

Aku bahkan tidak ingat apa aku masih sedang bernapas atau tidak sekarang, perasaan ini sangat menyesakkan.

Mengingat apa yang sudah dia lakukan kemarin sudah membuatku sakit, tapi melihatnya seperti ini lagi dengan luka-luka yang setengah menganga ini membunuhku.

"Aku sudah tidak tahu lagi akan berkata apa, Gale." Ucapku pelan sambil menyeka air matanya, "aku minta maaf."

Tepat sebelum air mataku jatuh Haymitch dan Mrs. Everdeen datang, tentu saja aku segera menghapus air mataku sebelum ia melihatnya, "Sebaiknya kau segera kembali kerumah, sweetheart." Kata Haymitch, aku mengangguk pelan, aku tahu Haymitch jauh-jauh dari desa pemenang untuk menjemputku. Sebelum aku pulang Mrs. Everdeen berterima kasih padaku untuk menggantikan Prim dan membawa obat-obatan, aku mengangguk pelan.

"Kau sangat merepotkan, sweetheart," desis Haymitch sambil meminum alkoholnya, "jika kau ingin menangis maka menangislah, jika tidak maka jangan."

Aku terisak pelan tanpa suara, lalu sebelah tangannya memelukku lembut. "Terima kasih banyak, Haymitch."

"Tidak masalah."

Detik itu juga aku sangat ingin melihat matahari.

To Be Continue...

SEE THE SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang