-4-

165 18 0
                                    

Lencara, itsmeigtg.
Bagian 4.

Cara masih mengaduk-aduk jus-nya. Ia masih kesal kepada Arlen yang lebih suka memandangi buku dari pada berbicara padanya.

"Buku diperhatiin, gue dicuekin!" Emosi Cara belum turun, bahkan kini semakin membesar karena ia tidak punya tempat untuk melampiaskan emosi. "Benda mati, kok, disayang. Mending ikut mati aja sana!"

Cara emosi. Gadis itu mengangkat gelas jus dan ingin melemparnya sebagai bentuk pelampiasan. Namun itu tidak terjadi. Sebuah tangan kasar menahan tangannya dengan lembut. Cara menoleh.

Dia ... bukan Arlen.
Sempat Cara berpikir, yang menahan tangannya adalah Arlen, tapi bukan. Dia bukan Arlen. Dengan respon cepat, Cara menarik tangannya. Alhasil, jus jeruk itu terjatuh ke lantai.

Cara tidak peduli.

Ia malah menatap garang pemuda di hadapannya. Seragam yang ia kenakan berbeda dengan seragam yang Cara pakai. Cara berdiri dari duduknya, lalu memberi jarak antara ia dan pemuda itu.

Pemuda itu terbahak.
Matanya menyipit.

"Sini duduk," ajak Pemuda itu, ia duduk di depan kursi Cara sebelumnya.

Cara masih mengawasi pergerakan pemuda itu. Siapa dia? Jangan-jangan orang jahat?

"Saya Gilang, saya orang baik. Kamu jangan takut sama saya." Seolah bisa membaca pikiran Cara, Gilang berucap.

"Kok, lo tau apa yang gue pikirin?"

"Kelihatan dari muka jelek kamu!" Cara melotot. Tidak Arlen, tidak Gilang, mereka sama-sama mengatai Prilly jelek.

Gilang terbahak.

"Sini duduk." Gilang menghentikan tawanya, ketika menyadari mereka menjadi pusat perhatian. "Cara, ayo duduk."

Cara duduk. Gilang tersenyum.

"Dari mana lo tau nama gue?!" Benar-benar Cara ini, berbicara tidak ada santai-santainya.

"Dari name tag kamu." Gilang tersenyum lagi.

Hening.

"Kamu kenapa sampai mau banting gelas kaya tadi?"

"Bukan urusan lo!"

"Oo, bukan urusan saya ternyata."

Hening.

"Kamu ada masalah sama pacar kamu?"

"Bukan urusan lo!"

"Oo, lagi-lagi bukan urusan saya."

Hening lagi.

"Kamu--

"Kok, lo kepo banget, sih?!" Cara melotot.

Gilang tersenyum lagi. "Karna kamu gak kasih jawaban yang memuaskan bagi saya."

"Bodo amat lah!" Cara beranjak dari duduknya karena bel tanda istirahat selesai sudah berbunyi.

"Cara!" panggil Gilang.

Cara menoleh.

"Kamu galak, saya suka."

"Bodo amat!" Lalu Cara benar-benar pergi.

Lencara, itsmeigtg.
Medan, Oct'19

LencaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang