9 | Tangled

486 102 14
                                    

Semua melebur jadi satu, sakit, kecewa dan kesedihan. Terima kasih untuk itu.

Hari ketiga dan kali ini Lara berniat meluruskan segala nya, sudah cukup dirinya terombang-ambing tanpa kepastian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ketiga dan kali ini Lara berniat meluruskan segala nya, sudah cukup dirinya terombang-ambing tanpa kepastian. Lara memulai nya dengan helaan nafas panjang. Rasanya cukup berat hanya sekedar mengetuk pintu ruangan Bagas.

huh!

Tok Tok

"Masuk!" Lara tersentak sesaat sebelum akhirnya masuk sesuai perintah suara yang cukup dikenali nya.

Ceklek

Lara menatap iba Bagas yang terduduk di meja nya, wajah nya sayu dan lingkaran hitam disekitar matanya menebal.

"Kamu nggak tidur semalem?" Tanya Lara sembari berjalan mendekati meja kerja Bagas.

Bagas menggeleng pelan, rasanya ia sudah tak mampu lagi bersuara sehingga hanya gelengan pelan yang diberikan. Bagas jelas tahu siapa perempuan yang mendatangi nya kali ini namun ia tak ada sedikitpun tenaga untuk sekedar memeluk seperti yang dulu biasa ia lakukan.

"Belum makan?" Tanya Lara lagi, kali ini jemari nya mengusap pelan surai Bagas yang berantakan. Lara ingat jelas keinginan utama nya menemui Bagas hari ini namun segala yang sudah direncanakan nya hancur saat melihat kondisi menyedihkan nya Bagas.

"Windy lost contact Ra, Aku nggak tau harus apa" gumam Bagas yang sama sekali tak menjawab pertanyaan Lara.

Lara mendadak sedih, wajah nya mendadak kesal dan usapan di surai Bagas terhenti. Ia jelas tak habis pikir bagaimana bisa Bagas justru lebih mementingkan Windy ketimbang dirinya yang rela mendatangi nya.

"Ra, aku pengen ketemu Windy. Aku harus minta maaf ke dia dan mulai semua nya dari awal" Lara semakin memerah menahan kesal yang dirasanya.

"Ra, please kasih aku solu-.."

"Cukup Gas! Aku dateng kesini buat memperbaiki hubungan kita, bukan buat jadi tempat curhat kamu. Aku juga perempuan, aku punya hati dan aku jelas sakit hati saat tahu fakta kalau aku selingkuhan kamu. Sekarang, aku dengan sesadar mungkin datengin kamu buat memperjelas semuanya. Aku nggak mau kita pisah dan aku pengen mulai semua dari awal. Tapi, apa yang aku dapet? Kamu justru dengan nggak ngerasa bersalahnya malah bahas Windy? Perempuan lain yang semakin buat aku kesel. Aku cemburu Bagas! Kamu sama sekali nggak ngertiin perasaan aku-.. Hiks- Hiks-" Keluar sudah, semua isi hati Lara yang hampir beberapa hari dipendam nya sendiri. Kesal, sedih dan sesal semua melebur bersama air mata yang juga mengalir deras kedua pipi Lara.

Bagas? Lelaki itu hanya terdiam dan semakin tak terbaca raut wajahnya, Bagas bingung namun tak sama sekali mengambil tindakan lebih. Lelaki itu hanya terdiam menatap wajah Lara yang sudah tak terdapat senyum barang sedikitpun.

Dan dari situ lah Lara tahu, dirinya kalah telak oleh perempuan bernama Windy. Perempuan yang entah datang dari mana dan menghancurkan segala nya. Bagas adalah cinta pertama Lara dan kini Bagas adalah orang pertama yang membuat nya menangis seperti ini.

Kedua | wengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang