1 | Kejutan kecil

1.1K 135 15
                                    

Seharusnya dia lah yang mendapat kejutan karena kepulangan ku.

Seharusnya dia lah yang mendapat kejutan karena kepulangan ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beep!

"Halo pak Budi?"

"Maaf non, saya nggak bisa jemput"

"Oh yaudah pak nggak apa-apa"

"Sekali lagi maaf ya non, ini bapak selesai meeting nya lebih awal"

"Iya pak, saya bisa naik taksi kok. Makasih ya, maaf sempat merepotkan"

"Harusnya saya yang minta maaf non.."

"Iya pak, iya nggak apa-apa. Nanti kalau sudah sampai lobi saya kabari bapak lagi"

Huh!

Windy mengela nafas pelan sembari kembali menarik koper nya. Mata Windy melirik sekeliling, Jakarta sekarang dirasanya berbeda dengan satu tahun lalu.

Asing. Mungkin Windy tengah merasakannya. Terdengar konyol memang merasa asing di negeri sendiri, namun nyatanya memang demikian.

"Taksi!" Windy melambai kecil menghentikan sebuah taksi tepat di pintu keluar utama bandara Soekarno Hatta, "ke Restoran Blue wins ya pak" ucap Windy pada supir taksi kemudian yang mengangguk singkat.

Mengunjungi kekasih sendiri tak salah kan? Batin Windy yang akhirnya memutuskan berkunjung ke restoran kekasih nya sebelum pulang.

Sepanjang perjalanan Windy melamunkan banyak hal, menatap jalanan Jakarta sembari memikirkan respon Bagas kekasih nya yang mungkin akan terkejut dengan kepulangan mendadak nya.

Windy tersenyum kecil membayangkan wajah terkejut Bagas yang akan sangat lucu.

"Bu, sudah sampai" Windy yang tengah melamun seketika tersentak mendengar ucapan supir taksi itu. Dengan cepat ia membayar dan segera keluar setelah mengucapkan terima kasih.

Windy kembali tersenyum kecil hanya karena melihat jelas restoran kekasih nya didepan mata.

"Sepertinya ramai sekali" gumam Windy sembari menarik koper nya dan berjalan pelan memasuki restoran bertulisan Blue Wins yang sedang ramai pengunjung itu.

Kling!

"Ada yang bisa kami bantu? Silahkan dilihat dulu menu nya" ucap seorang pelayan saat Windy menekan bel kecil diatas meja pemesanan.

"Apa Bagas ada?" Tanya Windy yang seketika membuat pelayan itu mengernyit heran.

"Maaf, ada perlu apa ya dengan pak Bagas?" Tanya pelayan itu penasaran.

"Saya, kerabat nya. Apa saya bisa bertemu Bagas?" Tanya Windy lagi, kali ini pelayan itu melirik sekilas. Mencari rekan nya mungkin, Windy tak mau ambil pusing.

Kedua | wengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang