Ngapain balik kalo tau bakal disakitin lagi? Bego banget!
Tok
Tok
Tok
Cahyo masih tak menyerah walau sudah lebih dari dua puluh menit mengetuk dan menekan bel kamar Windy. Cahyo sadar ada yang tak beres dengan sahabatnya ini dan hal itu pula yang membuat nya tetap bertahan, ponsel Cahyo kembali diletakan di telinga guna menelpon Windy, namun masih tak ada jawaban.
Teettttt
Bel kembali dibunyikan entah untuk keberapa kalinya dan kali ini Cahyo dapat tersenyum cerah, Windy membukakan nya pintu. "Cahyo? Ngapain?" Tanya Windy sembari mengusap kedua matanya yang membengkak karena menangis sebelum jatuh tertidur tadi pagi seusai sarapan.
"Udah enakan? Sakit apa sih? Kok bengkak Win?" tanya Cahyo beruntut sembari mengekori Windy yang lebih dulu masuk. Windy hanya terdiam, sama sekali tak berniat menjawab. "Win!" Cahyo kembali bersuara namun kali ini sembari menarik pelan lengan Windy agar setidaknya Windy melihat dan menjawab nya.
"Apasih! Aku nggak apa-apa" sentak Windy. Emosi nya belum stabil, beban pikiran yang kelewat berat juga masih mampu membuatnya semakin terlihat pemarah. "Sorry Yok, aku cuma lagi kecapekan aja, mending kamu pulang deh aku butuh istirahat seharian ini-.." ucap Windy masih berusaha menghindari Cahyo yang bahkan tak tahu apapun tentang keadaan dirinya dan sang mantan kekasih.
Windy mendorong pelan Cahyo sampai tepat ke belakang pintu, "Win, aku peduli sama kamu. Apa susah nya sih cerita sama sahabat sendiri" celetuk Cahyo yang seketika membuat dorongan Windy terhenti. Windy seketika terdiam memikirkan perkataan Cahyo. "Aku bisa jadi tempat sampah kamu Win, aku siap dengerin semua curhatan kamu Win..." tambah Cahyo yang seketika membuat airmata Windy kembali menguar membanjiri pipi nya dan tak butuh waktu lama Windy kembali sesenggukan.
Grep!
"Nangis aja Win, ada gue disini" ucap Cahyo lirih sembari memberi pelukan dan sesekali menepuk pelan Pundak sahabatnya itu. Cahyo tahu ia mungkin tak mengerti titik permasalahan Windy tapi setidaknya Cahyo akan berusaha membuat Windy mau terbuka dan menceritakan semua padanya.
***
Rasanya cukup lama, sangat lama sekali. Seingat Cahyo sekitar tiga tahun lalu ia melihat Windy menangis sesenggukan sampai tertidur seperti ini dan saat itupun Cahyo hanya terdiam tanpa bisa melakukan apapun, ya tepat saat itu nenek Windy meninggal karena sakit.
Namun kali ini? Karena apa Windy menangis? Keluarga nya hanya tinggal sang ayah dan kemarin Windy masih sempat menelpon ayahnya, jadi tak mungkin ayahnya lah factor tangisan Windy. Tapi siapa? Dan Apa sebab nya? Batin Cahyo terus berputar tentang itu bahkan sembari tangan nya mengusap punggung Windy yang tiga puluh menit lalu jatuh tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedua | wenga
General FictionRASA INI series {1} Son Seungwan x Min Yoongi Ketika untuk sampai di rumah, kita harus melewati jalan yang penuh dengan persimpangan. Akankah kita terhenti? Atau berbelok ke arah yang salah? Nyatanya selalu ada kesempatan kedua bagi kita. [190819...