2. MILIK GUE

12.1K 510 16
                                    

'Sebelum lo jadi milik gue, gue gak akan pernah melepaskan lo, ALEXSA -Alvan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Sebelum lo jadi milik gue, gue gak akan pernah melepaskan lo, ALEXSA -Alvan

Teman sang supir taxi menggigil saat melihat Lexsa mematahkan tulang rahang supir itu. Pria itu langsung berlutut di bawah kaki Lexsa dan memohon ampun kepadanya.

"maafkan kami, nona! Kami akan mengembalikan barang anda" ucap pria itu mengeluarkan barang curiannya dan langsung berlari kencang bersama supir taxi itu meninggalkan Lexsa.

Lexsa berdecak kesal, sebuah mobil hitam melaju menuju tempat ia berdiri membuat Lexsa menoleh menatap mobil itu.

"Lexsa!" Ray segera keluar dari mobil dan menghampiri gadis itu. "lo gak papa? Mereka gak menyentuh lo barang sejari, kan?"

"gak ada yang modus godain, kan? Kalau berani sentil aja ginjalnya" ucap Ray khawatir.

Lexsa terkekeh kecil. "ayo, Ray. Kita kembali ke mansion" ajak Lexsa menarik Ray masuk kedalam mobil sambil menenteng tasnya.

"pak supir! Antar kami ke mansion AIXCI!" perintah Lexsa kepada sang supir.

Supir mobil mengangguk dan segera menjalankan kembali mobilnya setelah aksi kejar-kejaran saat mengejar Taxi gadungan yang di tumpangi Lexsa.

Mobil melaju melwati padatnya kota menuju mansion. Sampainya di mansion Lexsa dan Ray segera turun sambil membawa barang-barang mereka.

"Pak Sebastian!" pekik Lexsa.

Seorang pria tua tampak berjalan cepat menghampiri Lexsa. pria itu itu sedikit kaget saat melihat Lexsa dan Ray berada di depan mansion.

"aku kembali" ucap Lexsa mengangkat satu sudut bibirnya.

"No—nona, Alexsa?" wajah Sebastian tampak kaget saat melihatnya.

"dimana Mami dan Papi?" Tanya Lexsa menoleh kesana kemari.

"nyonya dan tuan besar sedang berada di kantor, tapi ada den Andra di dalam" ucap Sebastian.

Lexsa menghela napas panjang dan melangkah masuk kedalam mansion bersama Ray. Saat menaiki tangga seorang lelaki yang tengah duduk di sofa ruang tamu berdehem.

Pandangan Lexsa teralih menoleh menatapnya, tatapan keduanya bertemu. Tak ada kata rindu dalam kamus mereka, justru tatapan penuh benci dan dingin sangat terasa di sekitar mereka.

"Andra, senang bertemu denganmu" ucap Ray duduk di sofa menemani Andra berbicara.

Andra adalah kembaran lelaki Lexsa. Walaupun kembar mereka sangat bertolak belakang.

Andra adalah sosok dingin dan penuh perincian, sedangkan Lexsa adalah sosok kasar dan spontanitas. Jika sedang berpas-pasan, mereka tak saling menyapa. Seperti benang merah yang saling terhubung namun terputus.

ALEXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang