7.INGAT?

7K 406 11
                                    

'permainan gue dan Andra baru dimulai sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'permainan gue dan Andra baru dimulai sekarang. jangan anggap ini bercanda' -Lexsa

Lexsa melangkahkan kakinya menelusuri taman didepan mansionnya. Pagi ini adalah hari yang cerah untuk berjalan-jalan. Tepat di depan sebuah pohon kenangan masa lalu Lexsa berjongkok dan menggali tanah dibawahnya dengan skop.

"akhirnya, ketemu" ujar Lexsa menyeka keringat sambil mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tanah. Perlahan ia membuka kotak itu dan mengeluarkan dua buah gelang berserta beberapa foto dari dalamnya.

Kenangan lamanya berputar, mengingat kembali masa-masa indahnya bersama keluarganya diumur lima tahun. Tanpa ia sadari Ray berdiri tak jauh dibelakang Lexsa, menatap gadis itu dengan raut sedih. Ray sangat mengerti kesedihan Lexsa, anak mana yang tidak sedih saat kedua orang tuanya lebih memilih anak lain dibanding dirinya.

Tiga tahun yang lalu, merupakan pristiwa paling menyakitkan yang telah dialami Lexsa, saat dimana Ianna mengenalkan anak angkatnya yang bahkan Lexsa sendiri tak ingat siapa namanya. Ray menghela napas panjang dan meninggalkan Lexsa sendirian disana.

"Aku kangen mami yang dulu" gumam Lexsa pelan, kembali mengubur kotak itu kedalam tanah dan melangkah menuju garasi.

"Lexsa! lo darimana aja? ayo berangkat. ntar kita telat" tegur Ray yang sedang bersandar dipintu garasi menatap Lexsa dengan wajah kesal.

"Iya!" ucap Lexsa. "Ayo berangkat!"

Mereka segera masuk kedalam mobil masing-masing dan melajukannya menuju sekolah, sampainya di sekolah Ray dan Lexsa segera berpisah menuju kelas mereka masing-masing. Saat Lexsa hendak melangkah masuk ke dalam kelas seorang siswi mencegatnya, menghentikan langkah Lexsa masuk ke dalam kelas.

Siswi itu menatap tajam Lexsa dan menarik kerah bajunya. Ada dua orang siswi yang ikut datang menghampirinya.

Lexsa mendadak kesal atas prilaku spontan dari mereka. "apa-apaan ini? lepaskan!" ucap Lexsa dengan nada tak senang.

"Dasar jalang! bisa-bisanya lo deket sama Alvan. Lo gak pantas untuk cowok sempurna sepertinya" ucap siswi bername tag Laura itu tampak menggebu-gebu.

"Si brengsek itu? sempurna?" kekeh Lexsa menertawakannya. "sepertinya mata lo katarak" ketus Lexsa melepaskan cengkraman itu dan melangkah masuk ke dalam kelasnya.

Laura berdecak kesal saat melihat tindakan acuh dari Lexsa, dengan wajah merah padam siswi itu melangkah kasar menuju kelasnya, membiarkan Lexsa karena lonceng tanda masuk telah berbunyi. "Awas lo Bitch!"

Lexsa menghela napasnya saat melihat kepergian Laura, tak lama ekor mata Lexsa teralihkan kearah jendela saat melihat gerak-gerik Andra yang tampak sangat mencurigakan tengah berdiri disamping pagar belakang.

"Mau kemana tu anak?" gumam Lexsa sekilas. "Anak rajin sepertinya gak mungkin kan bolos sekolah"

Perlahan rasa kantuk menghampirinya, sambil menguap mata gadis itu perlahan berkedip-kedip lesu. Matanya mulai memerah karena sudah tak tahan lagi menahan rasa kantuk yang menyerang. Dalam hitungan menit, gadis itu tertidur pulas, tak ada seorangpun yang berani membangunkannya. Hingga ponselnya bergetar menandakan masuknya panggilan telefon dari seseorangpun gadis itu masih tak kunjung bangun, hingga lonceng tanda jam pulang berbunyi.

"LEXSA BANGUN!! AYOO PULANG!!" pekik Lina mampu membuat gendang telinga Lexsa nyaris cacat seumur hidup.

Gadis yang sedang tertidur pulas itu sontak kaget, dan langsung berdiri menatap Lina dengan muka bantal miliknya. Rambut acak dan mata sipitnya itu mengedip lucu saat melihat wajah Lina tanpa dosa di depannya.

"Sumpah ya, Lin! Muka lo minta gue tampol!" ujar Lexsa meraih tas miliknya sembari berjalan bersama Lina menuju parkiran.

"Maaf! abisnya, lo pulas banget tidurnya. Sampe guru marahin lo gara-gara lo tidur dikelas aja lo gak bangun-bangun" cengir Lina tanpa dosa melirik layar ponselnya.

"OMG! MAMI GUE UDAH JEMPUT DI DEPAN. BYE LEXSA! GUE DULUAN!" pekik Lina segera berlari meninggalkan Lexsa sendirian di parkiran. Sang gadis berdecih kecil sambil menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan prilaku sahabatnya itu.

Lexsa membuka pintu mobilnya dan segera masuk. Saat di perjalanan, ponsel Lexsa berdering membuat gadis itu segera menepi untuk mengangkat telfon. Saat layar ponselnya menyala Lexsa terkaget, begitu banyak panggilan tak masuk dari tante Caca membuat ia merasa bingung.

MISS CALL Tante Caca 19

"Ada apa ini?" bingung Lexsa. "tumben tante Caca nelfon gue" gumamnya mengetikkan beberapa pesan kepada tante Caca.

Lexsa

Ada apa? tumben tante nelfon Lexsa

Read

Mata gadis itu menyipit sekali lagi saat melihat centang biru pada pesannya. Ini benar-benar aneh, tanpa mengulur waktu Lexsa segera melajukan mobilnya menuju rumah.

Sambil menyetel lagu favoritnya, gadis itu sesekali bergumam menyanyikan penggalan lagu classic yang diputar. Ponsel yang ia letakkan dijok belakang mobil kembali bergetar, namun tak disadari oleh pemiliknya. Siapa sanggka yang menelfon kali ini adalah Ianna, ibunya.

Sampainya dimansion, Lexsa langsung mendudukan dirinya disofa. Rasanya ia sangat lelah. Belum sempat memejamkan mata tiba-tiba ponselnya kembali bergetar, Lexsa melirik sekilas layar ponselnya. Baru kali ini Andra menelfon dirinya. Rasanya ia sangat malas mengangkat telfon itu saat melihat nama Andra yang tertera diatasnya. Gadis itu mengabaikan panggilan dari Andra.

Tak lama, telfonnya kembali bergetar, Lexsa yang sudah sangat terusik mendengar suara ponsel itu, langsung mengangkat telfon dengan kesal. "ada apa, sih?!"

Tidak terdengar suara balasan dari telfon itu, Lexsa menyirit bingung menatap panggilannya yang masih tersambung dengan Andra, namun kenapa tidak ada suara, batinnya. Saat Lexsa hendak menutup telfon, tubuhnya membeku saat mendengar perkataan Andra.

"Pesawat yang ditumpangi mami dan papi, kecelakaan"

Lexsa langsung menjatuhkan ponselnya saat mendengar hal itu, perasaannya seketika campur aduk membuat ia tidak bisa berpikir dengan jernih. Pintu mansion terbuka, terlihat Andra yang sedang berdiri didepan pintu sambil menundukan kepala. Lexsa langsung berlari menghampiri Andra lalu menarik kerah baju lelaki itu dengan raut wajah khawatir.

"Andra! jelasin ke gue, INI BOHONG, KAN? pesawat yang dinaiki mami adalah pesawat pribadi milik kita, kan? itu adalah pesawat yang telah disiapkan dengan keamanan tinggi! ta--tak mungkin jika pilot pesawat itu sengaja--" belum sempat Lexsa menyelesaikan ucapannya, Andra memotong.

"iya, dia sengaja" jawab Andra lirih dengan air mata yang mengalir dipipinya.

Bibir Lexsa bergetar, lidahnya seketika terasa kelu. "ta--tapi, kenapa?" Tanya Lexsa, mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

Andra memegang pundak Lexsa, tangannya terasa dingin. "Lexsa, sebenarnya ada yang tidak lo ketahui selama ini" ujarnya menyusap air matanya.

"Tiga tahun yang lalu, anak angkat mami yang telah menuduh lo ingin membunuhnya sehingga mami marah besar ke lo itu adalah rekayasa semata yang kami buat" ucapnya membuat Lexsa sontak diam. "Satu hari sebelumnya, musuh mami, Dark. Mengirim pesan kepada mami bahwa ia ingin balas dendam, itulah alasan kenapa kami membuat rekayasa seperti itu agar Dark tak mengincar lo" jelasnya.

"Lo adalah kelemahan kami! kami semua sayang sama lo! maka dari itu kami menyembunyikan lo selama ini dispanyol dan tak pernah mengakui lo didepan public bahwa lo keluarga kami" insak Andra. "Kami minta maaf, jika karena hal itu lo jadi sakit hati dan menyimpan dendam kepada kami. Gue mewakili mami dan papi, minta maaf kepada lo" ucap Andra berlutut dibawah kaki Lexsa.

Lexsa bungkam, kepalanya pusing. Begitu banyak kenyataan yang disembunyikan keluarga ini darinya, membuat ia menatap sendu wajah Andra.

Air matanya mengair. "Tapi kenapa kalian semua menyembunyikan hal itu dari gue?" lirihnya. "KENAPA BARU SEKARANG LO BERITAHU GUE NDRA!"

"Andai lo beritahu gue lebih cepat, gue gak akan pernah sedingin itu sama mami!"

"Maafin gue" ucap Andra merasa bersalah

ALEXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang