'kalau gue bilang dia milik gue, ya milik gue. telinga lo tersumbat sesuatu?'
☀
"Sekarang itu gak penting!" balas Lexsa. "Gimana keadaan mami dan papi? pesawat mereka telah di temukan? bagaimana dengan jasad mereka?"
"Gue akan menjelaskannya didalam mobil, kita harus bergerak cepat sekarang!" ujar Andra segera melangkah cepat menuju mobilnya diikuti oleh Lexsa. Keduanya masuk kedalam mobil, dengan kecepatan tinggi Andra segera mengemudikan mobilnya entah kemana, Lexsa merasa bingung.
"Andra, kita mau kemana?" tanya Lexsa mulai semakin bingung dengan jalan yang dilewati mereka, terdapat banyak pohon rimbun disekeliling mereka.
"Ada satu hal lagi yang tidak lo ketahui tentang kami, Lexsa" ucap Andra mulai serius memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Kita adalah keluarga mafia" ucap Andra serius."Mami adalah ketua kelompok mafia yang paling ditakuti pada masanya. Namun, mami sudah berhenti ditugaskan dan sekarang guelah yang menggantikan mami. Gue adalah leader Black diamond's mafia."
Jantung Lexsa seketika berdetak lebih cepat dari biasanya, ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya, ia sungguh tak percaya. Keluarga Mafia? ini bukan kisah romansa difilm-film.
"Dari dulu BD'S memiliki musuh bebuyutan, yaitu Dark mafia." ucap Andra mengeluarkan sebuah pistol dari sakunya memperlihatkan nama BD'S dipistol itu. "Ini adalah lambang kami, gue yakin lo sudah tak asing dengan lambang ini"
Lexsa bungkam seketika. "Bendera diruang bawah tanah" lirih Lexsa kaget saat melihat pistol asli untuk pertama kali seumur hidupnya.
"Benar, menurut laporan yang gue terima. Kecelakaan mami adalah perbuatan dari Dark mafia, dia telah mengirim pilot palsu dan merencanakan semua ini dengan rapi" jelas Andra.
"Siapa itu Dark? Apa dia ketua dari Dark Mafia?" tanya Lexsa dibalas anggukan oleh Andra.
"Dark adalah panggilan untuk leader Dark Mafia, namun 19 tahun yang lalu leader mereka Rafi, telah meninggal dunia ditangan mami. Namun tiba-tiba saja kelompok mafia itu kembali bangkit baru-baru ini dengan leader yang baru, bernama Vian." jelas Andra membuat wajah Lexsa langsung pucat pasi saat mendengar nama itu.
"Jangan bilang Vian itu adalah Alvian mantan gue tiga tahun yang lalu?" tanya Lexsa. "Anak angkat mami yang udah bikin gue bertengkar hebat sama mami saat itu?!" kagetnya dibalas anggukan oleh Andra.
Tubuh Lexsa seketika terasa lemas, napasnya bergemuruh marah. Sekarang ia mengetahui, kenapa sejak awal Vian memang tampak sangat mencurigakan saat berpacaran dengannya. Masa-masa itu adalah saat dimana Lexsa mengalami toxic relationship bersama Vian. Padahal Andra sudah sering memperingatinya untuk tidak terlalu percaya kepada siapapun, namun ia tetap saja tak mau mendengarkan kata-kata Andra, Lexsa sungguh menyesal sekarang.
"Maaf Lexsa, mami sengaja mengangkat Vian sebagai anak angkat untuk memata-matainya sekaligus memperlihatkan kepadanya bahwa kami sangat membenci lo, semua itu kami lakukan agar dia tidak mengincar lo" lirih Andra. "Maaf, karna selama kami semua telah bersikap dingin kepada lo"
Tanpa sadar, air mata Lexsa tumpah begitu saja membuat Andra seketika langsung menoleh menatapnya dengan raut khawatir.
"Kenapa nangis?" ujar Andra tampak cemas sambil menghapus air mata dipipi Lexsa.
"Gue-" belum sempat Lexsa mengucapkan sepatah katapun, Andra langsung menutup bibir Lexsa dengan jari telunjuknya.
Andra tersenyum tipis lalu mengacak rambut kembarannya itu penuh sayang."Maaf gue udah cuekin lo selama ini, maaf juga atas segala hal yang telah terjadi dimasa lalu. Sekarang kami tak akan bersikap dingin lagi seperti itu, karena setelah identitas Vian ketahuan ia langsung meninggalkan rumah tanpa berkata apapun kepada kami"
Andra menggenggam erat kedua tangan Lexsa, menatapnya dengan tatapan sendu. "Kami semua sayang sama lo. Jangan tinggalin kami" Ucap Andra dibalas senyuman hangat oleh Lexsa.
"Gue gak akan tinggalin lo, Andra. lo itu kakak gue" Ucap Lexsa tersenyum.
"Hari ini kita akan menginap di Red Mansion, karena keadaan masih belum aman untuk kita tinggal di mansion AIXCI" ujar Andra kembali melajukan mobilnya menuju Red Mansion, Mansion cadangan yang telah Ianna siapkan untuk keadaan darurat.
Jam sudah menunjukan pukul 23.00 sudah saatnya mereka untuk tidur. Andra segera mengajak Lexsa untuk tidur dikamar atap. Rasanya Lexsa seperti sedang bermimpi, kamar atap adalah kamar yang selalu Andra dan Lexsa tempati sewaktu kecil dulu. Dahulu mereka sering tidur dan bermain disana, namun semakin tumbuh besar mereka mulai membangun dinding dingin entah karena apa.
Bohong jika Lexsa tidak sedih atas kabar yang menimpa kedua orang tuanya. Saat ini Lexsa dan Andra hanya bisa berharap kedua orang tuanya akan selamat dan baik-baik saja. Karena, jika sempat terdengar kabar tentang kematian dari kedua orang tuanya, Andra tidak akan diam mendengar hal itu. lelaki itu pasti akan membakar habis Dark mafia dengan tangannya sendiri.
☀
Pagi ini, terdengar kabar yang melegakan namun sedikit menyedihkan bagi Lexsa dan Andra. Karena hari ini, mereka telah mendapatkan kabar bahwa kedua orang tua mereka masih hidup dan sedang mengalami koma berkepanjangan. Namun, walaupun begitu, Lexsa sudah sangat bersyukur karena kedua orang tuanya masih diberi kesempatan untuk hidup.
Saat ini Lexsa sedang berada ditaman rumah sakit sambil menunggu Andra yang tengah mengurus perihal administrasi. gadis itu memejamkan matanya sejenak dan duduk disebuah bangku kosong ditaman. Tanpa sengaja, Alvan yang juga sedang berada ditaman rumah sakit itu melihat Lexsa dan langsung menghampirinya.
"Hey! Lexsa!" panggil Alvan, mata gadis itu sontak membelak kaget saat melihat Alvan berada tepat didepannya.
"lo--lo kenapa bisa ada disini?!" Tanya Lexsa bingung.
Lelaki itu tersenyum manis lalu duduk dibangku sebelah Lexsa, meratapi bangunan rumah sakit didepannya. "Ayah gue lagi ngunjungi temen lamanya yang sedang sakit" jawab Alvan.
"Siapa? Emangnya temen bokap lo sakit apa?" Tanya Lexsa.
"Temen ayah gue koma"
Mendengar ucapan Alvan membuat Lexsa merasa sedikit curiga."Emangnya siapa nama temen ayah lo?" tanyanya
"Namanya Ianna" balas Alvan membuat tubuh Lexsa seketika membeku.
Lexsa menatap Alvan dengan tatapan curiga, belum sempat ia bertanya lebih lanjut tentang ayah Alvan tiba-tiba saja seorang pria paruh baya menghampiri mereka dengan raut wajah panik.
"Alvan, ayo kita pulang" ucap pria paruh baya itu tergesa-gesa hendak pergi dari sana sambil terus memalingkan wajahnya dari Lexsa.
"Halo om, kenalin saya Lexsa, temennya Alvan" ucap Lexsa memperkenalkan diri kepada pria itu.
Pria itu tampak ragu ingin menjawab ucapan Lexsa. Hal itu membuat Lexsa semakin merasa curiga dengan respon aneh dari ayah Alvan. Saat Lexsa hendak mengintip sedikit wajah pria itu, sontak ia langsung menghindar dan melangkah cepat pergi meninggalkan Alvan dan Lexsa.
"Ayah mau kemana?" ucap Alvan tampak bingung, ia segera berlari mengejar ayahnya. "Lexsa, gue pulang duluan, ya!" ujarnya dibalas anggukan oleh Lexsa.
"Cih, sejak kapan gue temenan sama dia, ogah banget" ujar Lexsa merotasikan bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXSA
Teen Fiction#SERIES 2 dari ARDIANA 1 #berkorban 2021 maret 14 #klasik 2021 maret 24 #fiksiilmiah 2021 april 50 #laga 2021 maret 45 #non-fiksi 2021 april 102 #Ceritapendek 2021 maret 581 #fiksiremaja 2021 maret 65 #pertualangan 2021 maret 72 #getaran 2021 apri...