"Hachii...!"
Itu adalah suara bersin yang terdengar mungil dari seorang serketaris Niki Nanakiti. Karena cuacanya terasa sangat menusuk oleh dinginnya hawa sekitar, Niki mulai melihat ponselnya untuk memastikan suhu.
"Hari ini dingin banget ya..."
Sekarang ini adalah musim hujan di Indonesia, tentu saja suhu akan menurun dan membawakan hawa dingin yang cukup untuk membuat bersin, bahkan saat ini suhunya mencapai empat belas derajat celcius.
"Hachii ... haduhh, cepetan musim panas dong!"
Reza merespon dengan alasan biasa.
"Dasar gak sabaran. Musim hujan juga, kan baru mulai, jadi masih lama tau."
"Ketua salah, waktu itu berjalan tanpa kita sadari loh ... kalau kita manfaatin cuma buat belajar doang, gak akan ada kejadian spesial yang terjadi nantinya!"
Ucapan itu membuat kerusakan pada Rara dan Reza sebanyak delapan puluh poin.
Niki adalah sosok yang tidak sadar saat mengucapkan sesuatu, bahkan ucapan yang tadi ia lontarkan itu seperti menyindir Rara dan Reza yang menyukai satu sama lain, tapi tidak ada perkembangan yang terjadi di antara merek, itu karena tidak bisa memanfaatkan waktu untuk membangun suatu hubungan.
Mengenyampingkan hal menyedihkan itu. Tiba-tiba terlintas pada pikiran seorang serketaris Niki, itu adalah pikiran yang terisi keceriaan dan penuh dengan keasyikan.
"Oh ya ... gimana kalo liburan semester nanti, kita ngadain liburan OSIS, yuk!"
Itu terdengar bagus untuk Rara.
"Oke ... gimana kalau kita ke sebuah tempat yang bisa ngejernihin pikiran setelah ujian nanti!"
"Asyikk ... nah gitu dong liburan, jangan belajar mulu."
Pendapat dan saran itu, tentu saja dimanfaatkan oleh pihak yang berada dalam medan perang cinta, dan Reza pun mulai memikirkan strategi rumit yang cocok dan sempurna untuk persiapan sebelum liburan dimulai atau sebelum perang dimulai.
Liburan ya?
Kalau gitu gunung pasti cocok. Udara segar, gema yang bergemuruh, dan mendaki ke puncak dengan pemandangan alami yang luar biasa. Terus menyewa sebuah penginapan rumah kayu khas abad pertengahan dan masak barbeque.
Lalu saat finalnya, di malam hari...
Bintang-bintang akan menyihir kami.
Ayo kita masuk pada imajinasi seorang Reza.
Padang rumput yang hijau.
Di malam hari yang sunyi, yang hanya ada dingin, tapi itu terisi oleh hangatnya kerinduan di antara Reza dan Rara yang sedang menatap langit ditemani oleh para bintang yang berkilauan.
"Lihat, di sana ada Daneb, Altair, dan Vega, itu adalah segitiga besar musim panas ... Altair dan Vega yang selalu dekat dan abadi saat berdampingan, tapi mereka mempunyai suatu alasan untuk terpisah."
"Mereka itu seperti kita ya..."
Itu adalah kalimat yang terucap dari Rara, dia seperti tersihir oleh keindahan malam bersama ketua Reza.
"...meski dekat, tapi terasa sangat jauh." Rara benar-benar tergetar dan hatinya sudah terkalahkan.
Tatapan terpesona dengan pipi yang memerah, itu adalah Rara yang tersihir. Dan Reza membalasanya dengan tatapan tajam, itu seperti tatapan yang mengancam dengan harapan yang pasti.
Kini mata mereka berdua bertemu satu sama lain dengan penuh pesona, dan Reza mendominasi pesona itu.
"Ketua ... aku gak mau jadi Altair ataupun Vega... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Reza dan Rara : Cinta Itu Perang
RomanceCinta adalah perang! Dua genius. Dua otak. Dua hati. Satu pertempuran. Siapa yang akan menyatakan cinta duluan? Reza Gaia dan Rara Depara adalah dua orang genius anggota dari OSIS SMA Akademi Garuda yang memiliki reputasi tinggi. Bisa dibilang kedua...