3(TIGA)

17 1 0
                                    

Gemerlap lampu Jakarta, dinginnya kota Jakarta tak membuat Kurnia menyerah untuk kembali mengambil barang barangnya yang tertinggal

Jalan tanpa alas kaki tak masalah asal dapat mebghindari batu dan barang barang tajam yang bertebaran di sekitar jalannya.

"Kesepakatan apaan tuh tanya tanya soal Kinan" gerutunya di sepanjang jalan.

°°°

Ardi yang melongo melihat tawanannya pergi begitu saja karena kedatangan sang mama yang tiba tiba.

"Mama ngapain datang kesini?" Hardik Ardi pada mamanya.

"Siapa perempuan itu, dia bilang kamu mata mata, kamu kerja bener enggak sih?" Cercar sang mama tak mau kalah.

"Dia Nia, temen aku ma, Ardi enggak ada main mata mata apalah itu, kerja Ardi bagus kok" bela Ardi pada mamanya.

Ardi sedikit berfikir bagaimana menemuhi perempuan gila itu, dia teringat tas dan barang barang perempuan itu tertinggal disini.

Seulas senyum ditorehkan Ardi pada sang mama dengan maksud yang berbeda.

Sesampai di depan kosnya Nia sadar bahwa kunci kamar kosnya tertinggal menjadi satu dalam tasnya.

"Huft nasib gua emang bukan hari ini, terpaksa deh jalan kaki lagi gua" keluh Nia pada dirinya sendiri.

°°°

Hari yang cerah tidak terlalu panas dan tidak menunjukkan bahwa akan datang hujan Nia berjalan beriringan dengan Kinan menuju parkiran.

"Nan lu mau makan dimana?" Tanya Nia pada Kinan.

"Terserah kamu aja Nya, ngikut aja aku" suara lembut nan sopan sebagai jawaban dari Kinan

"Ah lu mah gak asik" gerutu Nia.

Kinan hanya tersenyum menanggapinya, tak sengaja Kinan melihat sosok laki laki yang terus memandangi mereka Kinan yang merasa risih lalu menoleh pada Nia.

"Nya kamu tau itu siapa?" Tunjuk Kinan dengan isyarat matanya.

Nia yang ngikut aja dengan isyarat yang di berikan Kinan langsung tertuju pada apa yang ditunjuk Kinan dan sontak membelalakan matanya.

"Nan lu duluan aja, gua ada urusan bentar, urusan gua pulang bisa sendiri gua" perintah Nia pada Kinan.

"Tapi Nya---" sanggahan Kinan hanya melanyang di udara karena sosok Nia telah berjalan menuju tempat si lelaki itu.

Hembusan nafas yang bisa Kinan lalukan kemudian berbelok meninggalkan tempat itu.

Nia menghampiri Ardi, harinya menjadi buruk semenjak dia muncul.

"Ngapain kesini, mau tanya saya setuju atau tidak dengan kesepakatanmu?, jelas kan jawabannya tidak akan" hardik Nia langsung pada Ardi tampa basa basi.

"Saya mau balikin barang barang kamu, kalau terus di apartemen saya nanti malah kebuang sama pembersih apartemen, tapi kamu harus bilang iya atas kesepakatan saya" sederet kata kata dari Ardi tidaklah mempan Nia mengatakan Iya.

"Terserah kamu saya tidak akan mau dan peduli"

"Oke barangmu akan tetap di mobil dan akan saya buang" balas Ardi tidak kalah senhit pada Nia.

"Saya akan ikuti kemana mobilmu dan kemana kamu buang barang saya" jawaban yang menurut Nia saja tidak masuk akal, dengan apa dia mengikuti mobil uang saja tidak ada.

"Silahkan saja kalau kamu mau" segera setelah itu Ardi meninggalkan Nia, Ardi tidak main main dengan kata katanya.

°°°

With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang