FYI ada perubahan panggilan Dimas ke Calista dari Mama ke Ibu. Soalnya agak rancu aja, Ayah-Mama. Kalau Ayah-Ibu kan agak kece. Hehehe.
"Serius?!" tanya Resya sekali lagi dengan bola matanya yang telah melotot sempurna. Calista memasukkan beberapa macam sayuran lagi kedalam troli, mengangguk sekilas pada Resya yang masih menatapnya tidak percaya.
"Ta, lo nggak bohong kan? Ini GW loh! Dan lo baru aja bilang kalau besok lo bakal jadi model di fashion shownya GW?!"
Calista berdecak. "Kan tadi udah gue bilang iya, Resyaaaaa. Mau berapa kali lagi sih gue jawabnya."
"Kakak ipar lo nggak lagi ngigo kan, Ta?" tanya Resya sangsi.
Calista tertawa geli sesaat. "Gue juga tadi mikirnya gitu, tapi mbak Kila maksa. Gue kan nggak pernah jalan cantik kaya begitu di depan orang-orang. Nah, beberapa hari terakhir ini gue sering latihan di tempatnya mbak Kila. Di ajarin sama si Akbar juga gimana cara jalan di atas catwalk," Calista terkikik lagi. "lo tahu nggak Sya? Akbar sampai frustasi ngajarin gue, terus ngadu ke mbak Kila kalau mendingan gue di ganti aja dari pada ngerusak acara nanti."
Calista benar, saat Akbar sudah mengajarinya berkali-kali berjalan anggun dan santai di atas catwalk, pemuda itu berkali-kali mengelus dada. Mula-mulanya mencoba bersabar tapi akhirnya dia merajuk frustasi.
Astaghfirullah, mbak... lo kaku banget kaya kanebo kering. Males ah gue! Nggak bakat lo jadi model kaya gue, udah sana bilangin ke mbak Kila minta cari gantinya aja!
Bukannya marah, Calista malah tertawa geli melihat wajah frustasi Akbar. Lalu mereka berdua sama-sama menemui Kila dan menyampaikan niat itu. Tapi Kila malah mengancam Akbar dengan pembatalan kontrak kalau sampai Calista membuat kesalahan di fashion show nanti.
Tentu saja Akbar semakin frustasi.
"Terus gimana? Lo... tetap bakalan ikut? Yakin, Ta?"
"Ya mau gimana lagi. Mbak Kila maksa. Aku juga dapat bayaran kok. Lumayan tahu, Sya... bisa buat liburan selanjutnya nanti."
Calista menaik turunkan kedua alisnya menatap Resya.
"Terus, Revan gimana?" tanya Resya lagi.
"Kenapa Revan?"
"Dia kasih lo izin ikutan fashion show?"
Dahi Calista sedikit mengernyit. "Hm... dia nggak tahu. Kan gue belum bilang."
"Lah," protes Resya. "lo gimana sih? Katanya besok acaranya, tapi lo belum bilang ke Revan? Kalau sampai dia nggak ngizinin, bakal ribet urusannya sama mbak Kila."
Calista mengulum bibirnya selagi berpikir, "Tapi kan gue sama Revan nggak pernah larang-larangan dalam urusan apa pun."
"Ya tapi lo sendiri yang bilang, Revan kalau mau kemana-mana pasti bilang sama lo. Terus, ini lo mau melakukan hal besar tapi dia nggak tahu? Begitu-begitu juga dia suami lo, Calistaaaaaaa."
"Iya, ya?" gumam Calista bingung.
Resya menepuk pelan dahinya. "Ta,"
"Hm?"
"Gue kemarin-kemarin mikirin banget hubungan lo sama Revan."
"Kenapa sampai lo kepikiran?"
"Nggak tahu, padahal lo yang menjalani aja santai banget, tapi gue yang geregetan. Gue nggak bisa lihat kalian berdua begini terus."
Calista mengernyit tidak mengerti. Resya merangkulnya, menatap Calista serius.
"Harus ada perubahan, Ta. Lo sendiri juga bingung kan, mau sampai kapan hubungan kalian begitu terus? Jadi, lo harus melakukan perubahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALISTA Book 1
Ficção GeralSebagian cerita sudah di hapus Menjadi istri Revan Anggara itu tidak sulit. Yang sulit adalah ketika aku mulai jatuh hati padanya, tapi ternyata dia sudah menyimpan satu nama di hatinya sejak lama. Hanya satu nama. Dan itu bukan aku.