Seperti seekor kucing yang mengekori tuannya. Sakura mondar-mandir dengan sedikit pincang mengikuti kemanapun Touya pergi, entah itu ke dapur ataupun ruang keluarga. Yukito yang saat itu datang berkunjung melihat pemandangan itu hanya bisa tertawa kecil.“Kak?” Sakura menarik ujung lengan baju Touya. Namun, dia praktis diabaikan, tangannya di tepis dan lagi-lagi ditinggalkan.
“Kenapa kamu tidak mencoba untuk mendengar apa yang ingin dikatakan Sakura?” Yukito membujuk Touya.
“Tidak ada yang ingin kubicarakan dengannya.” Kata Touya ketus.
“Aku tidak memintamu bicara pada Sakura, tapi dengarkan dia.” Yukito mengedipkan sebelah matanya pada Sakura.
Mendapatkan isyarat dari Yukito, Sakura juga membalasnya dengan mengedipkan sebelah matanya sebagai tanda terima kasih telah membujuk kakaknya.
“Aku tahu Kak Touya kaget, kakak mengkhawatirkan aku kan? Aku tahu kakak marah karena aku tidak memberitahu apapun, benarkan? Kumohon jangan marah.”
“Aku tidak marah, Sakura!” Touya mulai frustasi. Sakura melingkarkan tangannya pada Touya dari belakang, menjaganya tetap erat agar tidak menghindar darinya lagi.
“Tidak. Kakak marah. Aku tahu dari suara dan tingkah laku kakak, itu jelas sekali.” Ucap Sakura.
Touya menghela nafas sebelum melepaskan tangan Sakura yang melingkar di pinggangnya lalu berbalik menghadap Sakura.
“Ya, aku marah. Aku marah karena kamu tidak segera menghubungiku ketika terjadi sesuatu padamu di rumah! Apa kamu lebih membutuhkan pria brengsek itu daripada aku?”
“Kak, mengertilah bahwa Syaoran sudah sangat baik padaku, dia merawatku. Jadi tolong jangan menyebut dia seperti itu.” Pinta Sakura.
“Nah, lihat sekarang. Kamu meminta maaf padaku tapi kamu malah membelanya.”
“Aku tidak membelanya. Yang aku katakan itu adalah benar. Kenapa kakak selalu seperti ini, dulu juga seperti itu pada Shinici kan?”
Hening. Nama itu biasanya selalu sensitif untuk dibicarakan, tapi kali ini nama itu diucapkan sendiri oleh Sakura membuat Touya dan Yukito tersentak.
“Sakura, dengarkan aku.” Touya menggenggam kedua tangan Sakura kemudian berlutut di depannya, “kamu adalah hidupku, aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu lagi. Aku sudah cukup melihatmu bersedih, aku merasa gagal sebagai seorang kakak karena aku tidak bisa menjagamu, tidak bisa menghiburmu. Aku takut melanggar janjiku pada Ibu untuk selalu melindungimu.” ucap Touya dengan lembut.
“Kak Touya adalah kakak terbaik. Ayah dan kakak juga segalanya bagiku, aku menyayangi kalian. Aku akan selalu berada di sisi kalian.”
“Dengar Touya, adikmu itu mungkin sedikit polos tapi dia tidak bodoh, Sakura sangat baik dan pandai memilih teman, dia juga dikelilingi oleh orang-orang baik yang akan selalu berada di sisinya. Aku juga sudah pernah bertemu dengan Li Syaoran, benarkan Sakura?”
“Ya, benar kami bertemu dengan kak Yukito.” Sakura mengangguk.
“Dia kelihatan baik dan ramah. Aku lihat Sakura juga bersenang-senang dengannya, dia menghibur Sakura. Jadi, karena Sakura sudah minta maaf padamu, sebaiknya kamu juga minta maaf pada Li.” Saran Yukito.
![](https://img.wattpad.com/cover/185384379-288-k913698.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald Eyed Girl
FanfictionDia gadis bermata emerald.... Sepasang bola mata emerald harusnya terlihat menggoda. Akan tetapi, tidak dengan gadis ini. Itu terlihat sangat rapuh, ada kesedihan dan ketakutan yang terpancar di dalamnya. Bayangan peristiwa di masa lalu selalu men...