Chapter 52 ( SANDARAN )

34 3 4
                                    

Ini lanjutan dari chap 51 ya, guys. Harus comment di setiap barisnya, bye!

[Author POV]

Adnan berjalan dengan tangan kanan masuk kedalam saku celana abu-abu miliknya. Ia berjalan dengan santai tak memperdulikan adanya berbagai tatapan fansnya yang menatapnya dengan kagum.

Ia memasuki ruang UKS yang dijaga oleh anggota OSIS yang bertugas. Ia menjelaskan kalau ia butuh kotak P3K ini pada Adrian murid kelas XI IPA 2. Adrian menyetujuinya dan tersenyum ramah pada Adnan.

Adnan menaiki satu per satu tangga menuju rooftop sekolahnya, ia melihat Zahra yang masih diam sejak ia tinggal tadi, ia berdeham canggung karena saat ini hanya ada dia dan Zahra seorang, ia merasa ini sedikit berbeda.

Kenzie merasa penasaran dengan yang dilakukan Adnan, mengapa ia mau ke rooftop sekolah? Bukankah dunia seorang Adnan yang nemiliki IQ tinggi ialah di Perpustakaan? Entah dorongan dari mana Kenzie berniat mengikuti Adnan. Ia mendelikkan matanya tatkala melihat Zahra.

Yang paling ia kagetkan adalah kondisi Zahra saat ini, ia terlihat acak-acakan dengan kondisinya saat ini. Mengapa Zahra bisa seperti ini? Siapa yang melakukannya? Siapa yang tega menyakiti gadisnya?

Ia menahan gejolak dihatinya, ia ingin sekali menegarkan Zahra, dan merengkuh tubuh ramping gadis itu. Namun, ia tahan kerena ingin mengetahui apa yang terjadi. Ia menyembunyikan dirinya dibalik tembok tak jauh dari mereka sehingga dapat sedikit mendengar apa yang mereka obrolkan.

Tangan Zahra sedikit mengalami luka gores yang tak begitu dalam, namun sedikit perih.

"Gue obati luka lo, siniin tangannya!" ucap Adnan.

Zahra memberi tangannya pada Adnan, Adnan membuka kotak obat tersebut mengambil alkohol dan memberi plester pada lukanya, Zahra meringis kesakitan karena merasa perih, setelah dirasa selesai Zahra menarik kembali tangannya.

Kenzie menatap hal ini dengan tidak percaya, mengapa bisa Adnan yang mengobati Zahra, sedangkan dirinya hanya mematung disini.

Adnan menatap Zahra dengan pandangan melembut, ia tahu kalau sekarang hatinya sudah memiliki arah tujuan, jujur ia sudah mulai menyukai gadis berambut coklat dihadapannya ini. Ia melihat rambut Zahra yang berserakan, tak mau pikir panjang Adnan mengikat rambut Zahra dengan lembut.

"Sini biar gue ikat rambut lo." 

"Makasih." Setelah Adnan mengikat rambutnya ia mengatakan terima kasih atas bantuan Adnan yang telah menolongnya.

"Lo, ada masalah apa sama cewek itu?"

"Hah? Em... em... gak ada kok, cuma salah paham."

"Jangan bohong, Ra! Lo gak bisa mendam ini sendirian, lo harus cerita ke orang yang menurut lo harus tau soal ini."

"Kasih tau ke lo?"

"Orang tua lo, gue bukan siapa-siapa." ucap Adnan dengan pandangan teralihkan kearah lain.

Zahra melihat Adnan sesaat namun kini sudah membuang pandangannya kearah lain. Adnan melihat Zahra sejenak dan mengamati Zahra, ia merasa kalau Zahra adalah sosok yang tegar karena mampu menyembunyikan hal yang dapat membuat orang cemas padanya. Namun karena telah banyak menyembunyikan semua hal dan bersikap seolah baik-baik, tak disangka kalau ia begitu rapuh.

"Yasudah. Sekarang lo udah lebih baikan? Kita kekelas ya. Kayaknya Nadira nyariin lo mulu tuh."

Zahra memperbaiki keadaannya yang sudah lebih baikan, rambutnya tak boleh terlihat acak-acakan dan mata sembabnya tak boleh terlihat karena akan membuat Nadira bertanya nantinya.

(DA-1) STRANGEST LOVE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang