Chapter 59 ( BAHAGIAKU DAN DIA )

34 2 3
                                    

Now playing ~ BTS Spring Day 🎶

[Author POV]

Malam hari ini Zahra tengah duduk diatas motor sport milik Abangnya dengan bunyi gemerutuk gigi yang saling menyahut satu sama lain sebab dinginnya udara malam pada hari ini,

Keluar dengan sweeter rajut dan celana training bewarna dustypink ternyata bukanlah ide bagus.

Akbar menepikan motornya pada bibir jalan yang tampak indah dipandang oleh siapa saja. Zahra mengernyitkan dahinya heran kala melihat Akbar yang memelankan laju motornya dan berhenti pada bibir jalan, selanjutnya Zahra juga ikut turun saat Akbar menuruni motornya.

"Ada apa, Bang? Bensinnya habis? Mesinnya mati? Apa Abang mau nyuruh Zahra yang nyetir, wah bosan hidup itu mah namanya."

Akbar tertawa ringan mendengar berbagai pertanyaan yang Zahra katakan barusan, ia meredakan tawanya dan berkata. "Enggak."

Pria tampan itu menjeda kalimatnya, ia melepas jaketnya dan ia sampirkan pada tubuh ramping adiknya. "Pakai. Dingin ya udaranya?"

Zahra tak habis pikir, ternyata adegan begini dapat ia lakukan walau tak bersama doi, yaitu Adnan sendiri.

Pria kaku itu tak mau berbasi-basi bila Zahra merasakan hal ini barusan, dengan alasan klise yaitu dia tidak mau modus dan sebagainya.

"Terima kasih, Bapak Akbar."

Setelah mengatakan itu Zahra terkekeh puas melihat ekspresi kesal Abangnya yang akan menjadi calon Ayah itu.

Ya, kini Zahra sudah tamat SMA. Ia akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang Mahasiswa. Setahun yang lalu tepatnya kenaikan kelas Zahra, Akbar sudah menikah dengan Akira kakak iparnya.

Setahun menikah dengan wanita cantik nan sopan itu mereka sudah dikaruniai calon anak.

Akira kini tengah mengandung anak Akbar yang sudah berusia 3 bulan. Keluar pada malam hari begini tentu saja keduanya punya alasan yang logis.

Ya, Akira wanita cantik itu kini tengah mengidam, ia kekeh pada pendiriannya ingin di belikan nasi padang yang khusus dibuat oleh orang Padang.

Mau bagaimana lagi? Ibu hamil tak dapat dibantah, apabila dibantah maka kita akan dibantai, begitu katanya.

"Sama-sama."

Mereka kembali melajukan motornya membelah jalanan yang ramai, alasan keduanya memakai motor agar tak terjerat dalam kemacetan.

"Hari ini kamu tidur di rumah Abang aja, ya?"

Akbar berkata dengan volume keras.

"Boleh. Zahra, mau temenin dedek bayi."

"Kenapa mau nemenin dedek bayi?"

"Abang gimana sih! Setahun dengan status menjomblo itu gak enak. Zahra gak mau aja ntar dedeknya merasa jomblo lagi."

"Emang kamu gak jomblo?"

Zahra menyengir, "Jomblo sih, tapi sampai halal."

Akbar terkekeh mendengarnya. Ia melajukan motornya dan membeli makanan yang di inginkan istrinya saat ini.

***

Zahra melepas jaket yang Akbar beri tadi setelah mereka sudah sampai rumah. Ia duduk di sofa yang berada di rumah megah milik abangnya. Beberapa kali ia mendengar bunyi panggilan masuk.

"Assalamualaikum, hallo?"

"Waalaikumsalam,"

"Ada apa, Nan? Ibarat chat, kamu itu sudah nyepam aku! Rindu kah? Iya. Tahu. Aku emang ngangenin!"

(DA-1) STRANGEST LOVE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang