Untuk seseorang yang sering bersenda gurau denganku. Aku tahu, kau hanya bercanda. Mengatakan tanpa ada niatan yang jahat. Tapi.., apa kau tidak pernah memikirkan dampak dari setiap perkataanmu itu? Tidak bisakah kau untuk memilah dulu sebelum kau lontarkan.
Sebenarnya aku sering sakit hati atas setiap perkataan gurau yang kau ucapkan padaku. Hanya saja, aku lebih memilih bungkam. Bukan karena, aku pengecut. Tapi karena aku tidak mau merusak hubungan yang telah kita bangun.
Hei teman. Diamku itu adalah bentuk sakit hatiku. Namun, dilain waktu aku bahkan tidak bisa menahan lagi. Sehingga membuatku dengan terpaksa membalasnya dengan lebih pedas. Seperti kejadian di tahun kedua kita sekolah, Aku membalas perkataanmu dan kau bahkan terkejut.
Hei Teman! Ini adalah bentuk sindiranku padamu. Maaf, aku selalu berani di sini. Melalui sebuah tulisan dan mempostingnya di laman tulisanku.
Begitu pun, pada seseorang yang kusebut namanya disetiap doa-doaku. Dia tidak pernah tahu, Teman. Sampai ketika aku memberinya sebuah buku kecil itu dan kau pun mengetahuinya.
Hei Teman! Kuharap kau peka dan lebih memerhatikan setiap kata yang ingin kau ucapkan.
Sebelumnya, aku minta maaf. Kalau Teman memang membenciku. Tapi, kau tidak berani mengatakan langsung padaku, sama halnya sepertiku.
-AmaliaAn-
Sabtu, 07 September 2019
Ig dan Twitter : @duniacanopus
KAMU SEDANG MEMBACA
Word(s)
PuisiKumpulan sajak. Kamu suka, aku senang. Kamu tidak suka, aku tidak masalah. . Sesimple itu gengs. Mari bersama-sama kita membaca sambil minum kopi buatan sendiri. . Untuk menyalin. Silahkan cantumin nama pena atau penulisnya ya:) . Jika ada nama 'Ama...