Satu

15.8K 639 9
                                    

'Sebenar-benarnya kita, kalau orang itu nggak suka pasti kita akan selalu salah dimatanya'.  ~tuyul ngepet~

Jakarta, 30 April 2009

"Jadi ini yang dikerjakan istri kamu selama ini, setiap hari selalu berkeliaran di luar rumah dan pulang malam. Pantas saja kamu nggak pernah mengizinkan Mama untuk berkunjung kemari! Karena Ingin melindungi wanita nggak tahu diri ini. Suara wanita penuh kebencian muncul saat Nakya baru saja memasuki rumahnya bersama Samudra.

Ia sampai pukul 20.30 WIB malam karena mendapatkan jatah lembur dari atasannya yang arogan itu. Apalagi semua pekerjaan yang ia lakukan selalu salah di mata atasannya jadilah ia harus rela untuk tinggal lebih lama di kantor yang angker itu padahal rekan kerjanya sudah banyak pulang.

Setelah dipikir-pikir lebih baik ia bertemu makhluk halus di kantor daripada pulang bertemu Mama mertua yang antagonis seperti Mama Maya. Entah kenapa semua gerak-geriknya selalu salah di mata Mama Maya.

"Ma! Kya itu kerja! Dan dia hari ini lembur, wajar kalau Kya pulang malam. Lagian tadi Kya udah kabarin aku kok Ma!". Bela Samudra, karena tak terima istrinya terus di salahkan. Sementara Mama Maya hanya mendecih sinis menatap penuh ketidaksukaan pada menantu satu-satunya yang saat ini sedang mencium tangannya.

Dengan kasar Mama Maya menghempaskan tangan kanannya yang masih dicium oleh Nakya dan mengambil tisu basah yang selalu sedia di dalam tasnya. Mama Maya membersihkan telapak tangannya itu seolah-olah baru ada virus berbahaya yang menempel ditangannya.

"Ohhh kerja ya.... Memang kamu ini istri dan menantu yang buruk. Istri itu harusnya ada di rumah, mengurusi suaminya bukan kerja seperti ini!". Oceh Mama Maya, mulutnya pedas seperti Paprika dan tingkat kecerewetannya sudah seperti emak-emak yang sering bergosip di warung. Sangat cepat dan akurat fitnahnya.

"Iya Ma, Maaf nanti aku akan berhenti bekerja dan fokus buat mengurusi Mas Sam!". Ucap Nakya mengalah, ia lebih memilih menuruti perkataan Mama Mertuanya dulu daripada jadi menantu pembangkang. Biarkan dia tersiksa asal ia diterima. Karena batinnya sudah lelah karena selama ini Mama Maya selalu kontra kepadanya.

"Sayang, kamu nggak perlu berhenti kerja! Apa yang kamu lakukan selama ini sangat cukup kok buat aku, kamu udah nyiapin aku sarapan, nyiapin baju aku buat pergi ke kantor dan bawain aku bekal buat makan siang!".

Samudra membela istrinya, ia tak setuju jika Nakya harus berhenti bekerja dan kembali kesepian di rumah. Dan berakhir Mamanya akan terus membantai Nakya dan membuat istrinya itu menderita secara fisik dan batin. Karena ia benar-benar tahu watak jahat Mamanya itu, selama yang Mamanya mau belum tercapai maka selama itulah Nakya akan tersiksa dan ia tidak terima itu.

"Bela aja terus kesalahan istri!". Cibir Mama Maya. Mulutnya berkomat-kamit dan tangannya terus mengipasi tubuhnya dengan kipas berlapis emas impor dari Rusia.

"Ma aku bukan membela Nakya Ma, emang aku yang nyuruh Kya buat Kerja! Aku kasihan karena selama 5 tahun ini dia kesepian di rumah!". Ucap Samudra lagi dengan penuh penekanan.

"Wajar aja dia kesepian karena diakan mandul nggak bisa memberi keturunan ke kamu makanya rumah ini nggak ramai". Cibir Mama Maya tega, tidak mempedulikan Nakya yang sudah menangis di pelukan Samudra.

Laki-laki itu mengelus punggung Nakya yang bergetar. Wajahnya mengeras menahan amarah.

"Ma, sudah berapa kali aku bilang, jangan ungkit-ungkit lagi masalah ini!". Bentak Samudra. Peduli setan dengan kesopanan jika ini menyangkut perasaan istrinya.

"Ini semua karena kamu wanita nggak tahu diri!". Mama Maya menyalahkan Nakya atas bentakan anaknya. Ia menunjuk-nunjuk punggung Nakya.

"Ma Nakya menantu Mama, kalau mama lupa!". Potong Samudra tak terima dengan panggilan Mama Maya untuk istrinya.

Project ABC ~ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang