Lima

16.3K 768 36
                                    

Cerita semakin tidak jelas, kalau tidak nyambung ya nyambungin aja😂

10 tahun kemudian

Setelah kejadian perih yang menimpanya 10 tahun yang lalu. Nakya sudah bahagia dan hidup tenang bersama kehidupan barunya di kota pempek ini.  Apalagi dengan kehadiran ketiga buah hatinya dan Samudra yang baru Nakya ketahui di saat ia sudah berada 1 bulan di Palembang.

Rasa sedih dan bahagia bercampur menjadi satu karena anugrah yang Tuhan berikan. 7 tahun ia hampir menunggu dan Tuhan begitu maha baik karena memberinya 3 sekaligus malaikat kecil yang bersemayam di rahimnya.

Hari-hari kehamilan ia jalani dengan kebahagiaan, meskipun terkadang ia suka stress karena memikirkan masalahnya dengan Samudra. Ingin sekali ia memberitahu tentang kehamilannya ini pada mantan suaminya itu, tetapi Nakya masih trauma dengan Mantan Mertuanya. Ia takut Mama Maya akan menyakiti calon anak-anaknya ini.

Berbulan-bulan lebih Nakya menunggu dengan masa kehamilan yang ia jalani sendirian walaupun terkadang Kakaknya Edgar sering mengunjungi rumahnya, tapi ia tidak ingin merepotkan kehidupan kakaknya jadi ia lebih memilih menjalani semuanya sendiri.

Di usia kehamilannya yang menginjak 8 bulan, Nakya terpaksa harus di larikan ke rumah sakit karena pendarahan hebat, wanita itu tidak sengaja terpleset di kamar mandi sehingga dokter harus segera mengoperasi Nakya untuk menyelamatkan Nakya dan anaknya.

Ketiga anaknya harus berada di inkubator selama 2 Minggu sementara yang paling kecil harus berada lebih lama lagi.

Anaknya yang pertama ia beri nama Argana Putra Abraham, lahir dengan berat 1, 7 kg. Yang kedua Brama putra Abraham, lahir dengan berat 1,6 kg.  Dan yang terakhir Cendana Putri Abraham lahir dengan berat 1,2 kg. Ia sengaja menyematkan nama belakang Samudra untuk mengenang laki-laki yang ia cintai itu yang mungkin sekarang juga sedang berbahagia dengan istri barunya dan calon anaknya.

"Assalamualaikum Mama!". Ucap ketiga suara yang berhasil mengagetkan lamunan Nakya di masa lalu. Itu pasti anak-anaknya yang baru pulang dari sekolah.

"Waalaikumsalam!". Jawab Nakya semangat, ia mengecilkan api kompor lalu berjalan menuju ruang tamu untuk menyambut ketiga anaknya

"Mamaaaaaa!". Teriak si bungsu Cendana yang langsung berlari menghampiri Nakya. Gadis kecil itu memeluk manja mamanya dan menempel seperti lintah.

"Eh si cantik! Ada apa nih kok dateng-dateng langsung peluk Mama, biasanya juga nggak!"

Cendana tidak menjawab, tapi Nakya bisa mendengar Isak tangis dari putrinya.

Arga dan Bram yang berada di belakang Cendana langsung menyalimi tangan ibunya, setelah itu mereka memilih duduk di kursi tamu di susul oleh Nakya dan Cendana yang masih menempel di pelukan Nakya.

Nakya menatap Argana anak sulungnya dan Brama anak keduanya penuh tanya.

"Kenapa dengan adek Bang?". Tanya Nakya penasaran.

"Tadi di sekolah ada yang jualan jajanan siomay Ma, adek pengen beli tapi aku dan Bram larang, makanya Adeng ngambek!". Jelas Arga.

"Adek kan nggak boleh makan sembarangan Ma!". Tambah Bram.

"Nggak sembarangan kok Ma, Adek cuma mau makan siomay tapi dilarang sama Bang Arga dan Bang Bram". Kilah gadis kecil itu. Wajahnya masih menenggelamkan diri di perut Nakya.

"Siomay kan kuahnya mengandung kacang dek, dan Adek alergi dengan makanan yang mengandung kacang. Apa Adek mau badannya merah-merah dan bentol-bentol terus gatal-gatal lagi kayak bulan kemarin?". Tanya Nakya pada anaknya. Ia sedikit mengingatkan kejadian kemarin ketika Cendana yang makan gado-gado diam-diam dan berakhir gadis kecil itu harus menginap di rumah sakit selama 2 hati karena alergi.

Project ABC ~ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang