🍁Chapter 3🍁

634 78 9
                                    

Sudah seringkali ia memberi peringatan, namun selalu saja mereka mengabaikan semua peringatan itu.

Seorang penghianat akan selalu menjadi penghianat. Maka, tempat mereka adalah neraka.

"bos, mereka sudah kami sekap didalam ruang eksekusi. "salah satu anak Buanya melapor dan disambut dengan seringai mengerihkan dari wajah manis itu.

"let's play with the thugs.. "ujarnya dengan suara lembut namun penuh ancaman.

Anak buahnya merinding mendengar kata-kata saint. Mereka tahu, bahkan sangat tahu. Apa yang akan terjadi selanjutnya.

Saint masuk dan diikuti 4 orang anak buahnya yang saling menyenggol satu sama lain. Meski sering melihat adegan esksekusi ini, tapi tetap saja mereka ketakutan dengan buluh kuduk yang merinding.

Saint membuka pintu ruang eksekusi dengan cara menendangnya. Menghasilkan bunyi yang bergemah kencang didalam ruang teesebut.

6 orang yang terikat dengan kepala tertutup kain hitam, terkejut saat menyadari jika nyawa mereka dalam bahaya. Maut akan segera menjemput mereka.

Keenam orang tersebut merontah dengan tangan yang terikat. Berusaha membebaskan diri namum semuanya berakhir sia-sia. Saint yang melihat mereka berusaha membuka ikatan tersebut, tertawa sangat keras dan terdengar sangat mengerikan diindera pendengar mereka.

"hahahahaha... Hahahh.. Sangat lucu. Kalian sangat lucu. "ujarnya diselingi tawa menakutkan.

Boom yang melihat bos nya tertawa menakutakan, membuat ia bergedik negrih. Ia melirik ketiga teman lainnya yang hanya bisa saling tatap itu.

"boss sangat menakutkan saat ia bermain seperti ini."bisik toptap dan diangguki ketiga temannya.

"kau benar. Sudah hampir 4 tahun kita bersama dengannya, tapi tetap saja dia sangat-sangat menakutkan. "sahut arm.

"entah seperti apa yang akan terjadi nanti. Satu hal yang pasti, cara ini lebih menakutkan dari pada cara yang boss pakai kemarin. "boom

"ummm.. Kau benar. Aku jadi takut dan merinding setiap kali boss membunuh para penghianat tersebut. "toptap.

"kau tahu? Kemarin boss menembak kaki maneger moon karena tidak mendengarkan perintahnya."beritahu boom pada kedua sahabatnya.

Ketiganya bergedik negerih setiap kali mengingat aksi sean dalam membunuh para musuhnya.

"kalian bertiga beehenti mengoce. Jika tidak ingin kehilangan mata kalian. " ancaman yang sangat mengerihkan membuat ketiganya terkesiap dan langsung membisu.

"well... Sekarang, buka penutup kepala mereka arm. "titahnya sambil memainkan belatih putih yang panjangnya sekitar 5cm tersebut.

Ia sedang membuat pola dengan belatih tersebut tepat di telapak tangannya.

"top, ambilkan aku mesin pemotong besi yang aku beli kemarin. "dengan cepat roptap berlari keruang sebelah mengambil mesin yang digunakan untuk memotong besi tersebut.

"hummmm... Mmmmm... Mmm.. "suara keluhan dari keenam orang yang teredam dengan kain yang disumpal dimulut mereka, membuat sean tertawa mengerihkan.

"hahaha.. Hahha.. Hahaha... "berteriaklah dan terus berusaha melepaskan diri kalian. Aku tidak akan menahan kalian. " ujar saint dan terus tertawa membuat tubuh para sandera ikut begetar ketakutan.

"aku paling benci saat para penghianat masih berkeliaran di jalanan, membuat dunia ini semakin kotor dan berbauh busuk"

Matanya menatap nyalang pada keenam pria di hadapannya dengan peluh yang membasahi sekujur tubuh mereka. Mata penuh ketakutan terpancar jelas dan membuat saint semakin bersemangat untuk membunuh mereka.

(slow Up)🍁My Story,My Life🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang