tiada guna. Menangis pun tak ada artinya, hanya sebuah keajaiban dan pengorbanan besar yang masih ada sedikit kemungkinan, untuk mengubah segalanya.
¤ ¤ ¤...
"enghh... "lenguhan itu terdengar sangat lirih.
"hah, akhirnya kau sadar juga perth.!"sedikit tarikan nafas lega dari mark, melihat perth sudah sadar dari pingsan.
"berapa lama aku pingsan?"tanya perth.
Suaranya masih lemah dan terdengar parau. Bagaimana tidak parau, jika perth sudah pingsan selama dua hari, hingga ia harus dirawat di rumah sakit, dan di pasang infus.
Mark kuatir. Ia tidak ingin kejadian 3 tahun lalu kembali terulang. Sahabatnya menanggung semua rasa bersalah, dan mencari tahu keberadaan si manis yang menghilang tanpa jejak. Ia penasaran,kenapa perth bisa pingsan. Ia akan bertanya nanti, setelah perth benar-benar pulih.
Tapi, meski pun belum pulih, pasti perth akan meminta pulang ke rumah dan ia akan langsung mengatakannya pada mark, kenapa dia jadi seperti ini.
"mark..? "panggil perth lirih.
"hum. Ada apa? Katakan saja. "mark tau pasti sahabatnya ini akan mengatakan sesuatu.
"aku.. Aku menemukannya.. "ia tersenyum. Namun, senyum kesedihan yang tersirat dan membuat mark mendesah.
Ada rasa terkejut, saat perth mengucapkan kata aku menemukannya. Itu, berarti. Saint telah di temukan atau lebih tepatnya, perth sudah bertemu dengan saint.
Mark menatap iba sekaligus penuh tanya. Dan perth hanya mengangguk seolah mengerti dengan tatapan sahabatnya. "yah, aku bertemu saint. Tapi.. "kalimat itu tertahan di sana, bersamaan dengan tatapannya menyenduh.
"kenapa? "tanya mark sambil menepuk pelan bahu perth.
"tapi, itu hanya wajah dan tubuhnya, adalah saint. Yang lainnya, berubah. "katanya dengan air mata.
Dahi si tampan menampilkan kerutan. "aku tidak mengerti? "ujar mark bingung.
Jika itu benar yang dikatakan perth. Berarti, sakit yang perth torehkan, kata maaf pun tidak akan pernah cukup untuk menghapus dan melupakan semua masa lalu kelam itu.
Perth diam seribu bahasa. Air mata tak henti-hentinya mengalir, membuat mark hanya bisa menarik-ulur nafasnya melihat keadaan perth yang menyedihkan.
"hah.. Apa kau bicara padanya? "kali ini, mark tidak ingin menunda semuanya. Sudah cukup. Sahabatnya ini harus menyelesaikan masalahnya.
Entah saint mau menemuinya atau tidak, yang pasti, mark akan mempertemukan kembali keduanya. Perth harus menerima resiko apapun.Entah itu penolakan, caci-maki, pengusiran, bahkan, jika saint meminta perth bertanggung jawab dalam "artian lebih". Maka, mark akan membuat perth melakukannya.
Perth mengangguk. "tapi, dia membenciku. Bahkan, suaranya terkesan ingin membunuhku. Begitu juga tatapannya."ujar perth dengan tangis yang teredam di lututnya.
Posisi perth. Saat ini sedang duduk di atas brangkar pasien di kamar inapnya. Kedua lututnya menekuk, dengan kepala tertunduk di atas lipatan tangannya.
"apa yang ia katakan padamu? "tanya mark lagi.
"seorang pendosa, tetaplah pendosa. jangan pernah mengusik hidupnya,bahkan jika kepalaku menjadi penggantinya."kata perth mengulang setiap kalimat yang saint ucapkan.
Mark tertegun. Sungguh! Ini lebih sulit dari pada apa yang ia pikirkan. Sebegitu bencinya saint pada perth, hingga ia tidak akan memaafkannya? Hah, hanya dewa dan takdirnya yang mampu menjawab semua masalah kedua orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
(slow Up)🍁My Story,My Life🍁
Ficción GeneralCerita hidup seorang saint suppapong yang entah akhirnya akan seperti apa. Dunia seakan menjungkir balikan hidupnya.. cerita yang ia impikan begitu indah harus berjalan diatas bara api yang membakar kulit... bagaimanakah seorang saint mengubah jalan...