Huru-hara

6 1 0
                                    

       Dilain tempat di kaki Gunung Slamet tepatnya di Desa Presil, tidak sedikit dari mereka kehilangan salah satu keluarganya. Hampir sama dengan kasus yang sedang marak terjadi dikota, di desa pun warga merasa resah dan takut untuk sekedar keluar rumah. Entah ulah siapa beredar isu bahwa penyusup masuk ke desa-desa, dengan dalih penculikan terhadap para pemuka agama, entah apa tujuannya melakukan penculikan terhadap mereka. Para penyusup dikabarkan menyerupai ninja (sosok misterius dengan berbajukan hitam yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali telapak tangan dan seputar mata), mereka akan terlihat hanya sekelebat saja, sulit untuk ditangkap karena sekejap muncul sekejap menghilang layaknya belut yang sangat licin.

       Untuk berjaga-jaga para pemuda segera menyiapkan senjata yang ampuh, hanya bermodalkan bambu yang berwarna kuning  diseliri warna hijau, dalam bahasa Jawa menyebutnya pring gading kemudian, bambu tersebut dibawa ke kyai untuk diisi amalan, orang Jawa biasa menyebutnya aji-aji. Hampir semua rumah pasti memiliki bambu tersebut.

       Setiap hari, tak ada satupun orang yang berani keluar rumah seorang diri, mereka takut jika suatu saat bertemu dengan sang ninja, hanya kaum lelaki saja yang berani kekuar rumah itupun dengan sangat berhati-hati. Tak ada yang mampu terlelap, mereka selalu siaga menjaga ditik -titik tertentu.

±++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Nama desanya disamarkan ya...

Tapi ada kok desa itu...

Jangan sungkan untuk vote dan coment...

KelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang