Suminem nampak sangat cantik mengenakan baju kebaya ditambah dengan riasan sederhana yang sangat pas pada wajahnya. Begitu juga Inggi, wajah tampannya mampu membuat iri para gadis dikampung itu. Raut bahagia sangat terlihat jelas diantara mereka namun, tidak dengan warga yang menyaksikan mereka.
Suminem merasa sangat bahagia dinikahi oleh Inggi, satu-satunya lelaki yang tulus mencintainya. Meski dia tau banyak yang menghujatnya."Sum,,malam ini kau tampak semakin ayu" puji Inggi pada Suminem di atas pelaminan. Suminem hanya mampu tersipu malu dan tersenyum semanis mungkin.
"Terimakasih mas" Ucap Suminem untuk kesekian kalinya.
" Harusnya aku yang berterimakasih padamu Sum" Jawab Inggi.
"Kenapa?" Tanya Sum merasa heran, karena Sum merasa dirinya yang beruntung memiliki suami seperti Inggi.
"Karena hanya kamu yang menerima mas dengan tulus" Jelas Inggi.
Tanpa sepengetahuan yang lain, disudut gedung dua sorot mata yang begitu tajam menatap kedua pengantin dengan penuh kebencian. Kepalan tangannya begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Kebencian yang mendalam melihat kebahagian Suminem dan Inggi.
Lihat saja kalian, gue ngga akan tinggal diam
Berbagai rangkaian acara malam itu telah selesai, semua warga sudah kembali kerumahnya masing-masing. Begitu juga Sum dan Inggi, mereka sudah kembali kerumahnya. Inggi istirahat dirumah Sum yang sangat sederhana. Sementara keluarga Inggi kembali kedesanya.
"Mas.." panggil Sum lembut.
"iya.. kenapa?" jawab Inggi tak kalah lembut.
" Mas tidak masalah tidur ditempat seperti ini?" tanya Sum merasa tidak enak pada suaminya. Sum tahu bahwa suaminya orang kaya, mana mungkin bisa tidur ditekamarnya yang sederhana itu.
" Memang apa masalahnya?" tanya Inggi balik.
" Dirumah mas kan lebih enak, memangnya mas tidak terganggu disini banyak nyamuk dan dingin" Jelas Sum.
Inggi tersenyum sambil membelai lembut surai istrinya.
" Aku itu kuat, tidak akan ada nyamuk yang bisa menggigitku" Jawab Inggi bercanda.
"Dan lagi kalau aku dingin, kan sekarang ada kamu yang menghangatkan mas" Lanjut Inggi dengan godaanya membuat Sum tertawa.
Dilain tempat...
" Aku ngga trima!!! Mereka ngga boleh bahagia!!"
" Sudahlah.. bukan jodoh kamu le.. ibu yakin kamu dapat yang terbaik"
" Ngga bisa bu.. aku dari dulu menunggu Sum,, sekarang Sum malah nikah sama orang lain"
Qodir adalah pemuda sebaya dengan Sum, bahkan teman sepermainan Sum saat mereka kecil. Qodir memang mencintai Sum sejak dulu namun, cintanya tidak terbalas oleh Sum. Sum hanya menganggap Qodir temannya saja, tidak ada rasa apapun terhadap Qodir.
"Ini semua ulah Inggi !! si bajingan itu merebut Sum dari aku bu!"
Didepan ibunya, setelah pulang dari acara pernikahan Sum dan Inggi, Qodir marah-marah tidak terima Sum menikah. Dia merasa Inggi merebut Sum darinya.
" Sudahlah nak... ikhaskan saja"
"Apa ibu bilang? ikhlaskan! ngga bisa bu!! aku tidak akan membiarkan ini!!"
Ibu Qodir hanya bisa menangis melihat anaknya seperti itu, ia takut jika anaknya akan berbuat yang tidak-tidak untuk merusak keluarga Sum.
Ia sangat tau kalau anaknya tidak akan tinggal diam jika keinginannya tidak didapatkan, meski dengan cara yang membahayakan sekalipun.ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
*Jangan lupa bayanginnya lagi dijaman dahulu ya guyss...
karena cerita ini diambil dari jaman dahulu* ....
Segini dulu yaa....
Maaf kalo banyak typo....
*Semoga suka ya...
Jangan lupa vote dan comentnya guyss*....
See you di part selanjutnya......