Selamat Membaca
Pada saat jam istirahat, Faris langsung pergi ke kantin dan membeli sebotol air dingin untuk Eca. Setelah satu minggu berpacaran dengan Eca, Faris mengetahui beberapa hal tentang dia. Salah satunya adalah Eca yang tidak pernah membawa bekal minum.
Tepat sekali, sesampainya di depan kelas Eca, guru yang mengajar di kelas gadis itu baru saja keluar kelas. Faris segera masuk ke dalam kelas dan menghampiri gadisnya yang tengah membereskan meja.
“Dor!”
Eca menoleh dan melihat Faris yang tengah tersenyum ke arahnya sambil membawa sebotol air dingin untuk Eca.
“Kak Faris ngapain ke sini?”
“Mau kasih kamu ini, tadi aku lihat kamu dihukum. Disuruh lari keliling lapangan.”
“Kak Faris tahu?”
“Iya, aku lihat dari atas.” Lalu Faris membuka segel tutup botol itu dan menyerahkannya kepada Eca. “Minum dulu.” Suruhnya.
Eca yang pada dasarnya memang haus langsung meminum air itu tanpa disuruh dua kali. Faris terkekeh melihatnya, tangannya terulur untuk mengusap kepala Eca dengan pelan.
“Pelan-pelan.”
Eca menyudahi acara minumnya dan menatap Faris sembari tersenyum. “Makasih,” ujarnya.
“Sama-sama, sana ke kantin.”
“Kak Faris mau ke mana?”
“Ada latihan band, aku harus ke ruang musik.”
Eca menganggukkan kepalanya dan Faris langsung meninggalkan kelas gadisnya. Eca terus tersenyum setelah kepergian Faris, cowok itu begitu baik terhadapnya. Selalu mengerti tanpa Eca memberi tahu terlebih dahulu.
Eca pergi ke kantin sendiri. Sesampainya di kantin Eca langsung memesan seporsi mie ayam dan es jeruk. Setelah mendapatkan nampannya, Eca melihat ke sekeliling, banyak bangku yang sudah penuh, dia bingung duduk di mana.
“Eca!”
Eca menoleh ke asal suara. Di bangku pojok, Eca bisa melihat Ashalina yang duduk sendirian. Eca tersenyum dan berjalan ke arahnya.
“Kak Nana sendirian?” tanya Eca begitu dia telah sampai disamping Ashalina.
“Iya, teman-teman gue lagi kumpul OSIS.”
“Eca boleh duduk di sini?”
“Ya bolehlah, sini duduk.”
Eca kembali tersenyum lalu duduk di depan Ashalina. “Kak Nana udah makan?”
“Belum, ini nunggu makanan.”
Tidak lama kemudian ada seorang cowok yang memberikan nampan berisi nasi goreng dan es teh ke depan Ashalina. “Na, kembaliannya buat gue, kan?”
“Sip.” Ashalina menjawab sambil memperlihatkan jempolnya kepada cowok itu. “Gue nitip, makan gih,” ujarnya kepada Eca.
Eca dan Ashalina mulai memakan makan siang mereka masing-masing. Mereka makan sambil sesekali bercerita tentang hal-hal lucu. Atau lebih tepatnya Ashalina yang bercerita sedangkan Eca hanya tertawa menanggapinya.
Tidak berapa lama kemudian, Ashalina dan Eca telah selesai dengan makan siang mereka. Namun keduanya tetap duduk di tempatnya sembari mengobrol. Tidak lama kemudian Faris dan Septio datang ke arah mereka dan duduk bergabung dengan mereka.
“Udah makannya?” tanya Faris sembari duduk disamping Eca.
“Udah.”
“Ngapain lo duduk disamping gue? Lo juga Ris, ngapain ikut gabung di sini?” tanya Ashalina dengan tidak santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut
Romance"Eca nggak mau terlihat seperti orang jahat, dengan terus menerus menyakiti Princessa tanpa Eca sengaja. Kalau memang berpisah dengan Kak Faris adalah salah satu cara untuk membuat kita bisa berbahagia dengan kehidupan masing-masing. Maka, hari ini...