Bab 5

13.2K 952 21
                                    

Selamat Membaca


Sekolah Faris dan Eca hari ini dihebohkan dengan kedatangan murid baru. Pindahan dari luar kota. Katanya dia pernah meraih juara satu matematika tingkat provinsi, pernah mewakili sekolahnya untuk pertandingan taekwondo tingkat provinsi walaupun harus puas dengan gelar juara dua.

Eca tengah berada di kantin untuk makan siang, gadis itu sendirian. Walau para gadis di kelasnya sedang heboh karena sekolah mereka akan kedatangan murid baru, namun tidak dengan Eca.

Bukan Eca tidak penasaran, hanya saja Eca terlalu malas memikirkan hal tidak penting seperti itu. Kalau pun ada murid baru, dia juga tidak akan membawa perubahan apa pun kepadanya.

“Sendirian?”

Eca berjengit kaget di tempat duduknya, gadis itu menoleh dan menemukan Faris yang duduk disampingnya sembari memamerkan senyum tipis miliknya.

“Ngagetin aja,” gerutu Eca yang hanya dibalas Faris dengan kekehan kecil.

“Kenapa nggak bilang kalau mau ke kantin?”

“Lapar, Kak Faris mau?” Eca bertanya sambil menawarkan bakso miliknya.

“Mau,” jawab Faris.

Lalu Eca mulai menyendokkan satu bakso kecil beserta kuahnya ke hadapan Faris. Gadis itu terkekeh pelan begitu melihat Faris yang memakan baksonya dengan lahap.

Keduanya saling melemparkan candaan sambil menunggu nasi goreng pesanan Faris tiba. Tidak lama kemudian saat Eca telah menghabiskan bakso miliknya, nasi goreng Faris baru tiba.

“Kak, Eca ke kelas duluan ya,” ujar Eca setelah meminum habis es teh miliknya.

“Nggak mau nungguin aku?” tanya Faris dengan ekspresi lucunya.

Eca terkekeh pelan. “Manja, Eca harus selesain tugas yang dikumpul nanti.”

“Malas, masa tugas dikumpul nanti malah baru dikerjakan sekarang.”

Eca kembali terkekeh. “Eca ke kelas ya, Kak.”

Faris tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

***

Eca yang tengah fokus pada tugas yang tengah dia kerjakan menoleh ke arah luar kelasnya. Bel masuk sudah terdengar sedari tadi, namun sepertinya para guru sedang mengadakan rapat dadakan. Karena banyak kelas yang tidak ada gurunya.

“Ada apa?” tanya Eca kepada salah satu temannya yang sudah dari luar.

“Anak baru udah datang.”

Eca mangut-mangut mengerti mendengarnya, lalu gadis itu kembali mengerjakan tugasnya. Setelah menyelesaikan tugasnya, Eca meraih air minum yang tadi dia beli, namun air di botolnya habis.

Eca beranjak dari duduknya akan membeli minum di kantin. Di luar sangat ramai, banyak anak-anak yang berkeliaran di luar dari pada di dalam kelas. Eca menyusuri koridor untuk sampai di kelas.

Namun, langkah Eca terhenti begitu melihat satu sosok yang sangat dia kenali tengah berdiri beberapa langkah di depannya. Sosok itu tersenyum kepada Eca dengan lebar dan tanpa Eca duga, sosok itu berjalan ke arah Eca dan memeluk gadis itu dengan erat, yang membuat semua yang menyaksikan hal itu menjerit tertahan.

“Lepas, lepas, lepas.” Eca memukul punggung cowok yang tengah memeluknya dengan erat itu.

“Lo nggak lihat cewek gue udah minta lepas!”

Perkataan bernada sinis itu akhirnya membuat cowok itu melepas pelukannya kepada Eca. Sedangkan Eca membulatkan matanya begitu melihat Faris yang berdiri di belakangnya, sembari menatap tajam kepada sosok yang tadi memeluknya.

Gadis GendutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang