Hanya membutuhkan satu pertemuan untuk membuktikan kepada Xavier bahwa Zelina tidak seperti gadis-gadis lain, dia berbeda.
Dan saat Xavier mendengar langsung suara Zelina, dia tahu bahwa mereka memang dimaksudkan untuk bersama, mereka ditakdirkan un...
"Maddy, tolong makan wortel ini untuk Mommy" aku memohon pada putriku yang berusia 4 tahun.
Dia menatapku dengan mata cokelatnya yang besar, alisnya mengerut seolah dia mempertimbangkan apakah akan memakannya atau tidak. Setelah beberapa saat dia menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya.
Aku menghela nafas menempatkan mangkuk di atas meja di sampingku. Dia persis seperti Daddy nya, keras kepala.
Aku meletakkan mangkuk berisi wortel itu di atas meja lalu menggendong Maddy.
Aku cepat-cepat membawanya ke kamar mandi di atas dan memandikannya. Aku mengeringkannya dan membantunya mengenakan piyama.
"Piyama mana yang ingin kamu pakai sekarang, sayang?" tanya ku kepada Maddy
Dia mendongak dari buku mewarnai dan tersenyum padaku "Unicorn" katanya sambil berteriak lalu berlari ke arahku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku terkekeh pelan membantunya untuk mengenakan piyamanya. Aku mengangkatnya dan menempatkannya di bawah selimut.
"Waktunya tidur siang, sayang," aku berseru.
Dia mengerutkan alis dan cemberut "Maddy a mau tidul Mommy"
"Emang nya Maddy gak mau tau apa oleh-oleh yang Daddy bawa buat Maddy?" tanya ku
Dia semakin cemberut dan mendesah lalu menganggukan kepalanya.
"Oke, Maddy tidul cekalang Mommy" bisiknya
"Okay Baby" jawab ku lalu mencium keningnya dan perlahan keluar dari kamarnya.
Aku tersenyum pada diriku sendiri menyadari bahwa begitu mudahnya untuk meyakinkan anak perempuan ku itu untuk tidur.
Aku menuruni tangga dan langsung ke dapur, dan mulai mengumpulkan bahan-bahan yang ku butuhkan untuk makan malam. Tiba-tiba aku merasaka sepasang tangan melingkari pinggang ku. Aku melompat kaget dan berbalik dengan cepat dan menemukan suamiku Xavier berdiri tepat di depanku.
Aku tersenyum padanya mengusap tanganku ke atas dadanya yang keras dan melingkarkannya tangan ku di lehernya.
Dia menyeringai padaku sebelum mencoba mencuri sebuah ciuman. Aku berbalik ke samping menyebabkan dia mencium pipiku.
Dia mencibir padaku yang hanya membuatku menertawakannya. Dia tersenyum malu padaku sebelum dia menciumku dengan ciuman lembut tapi penuh gairah. Dia menarik diri meninggalkan aku yang menginginkan lebih, sementara dia menyeringai pada wajahku yang memerah.
Dia menggendong ku dengan bridal style yang menyebabkanku menjerit keras. Aku menutup mulut dengan cepat, mengingat Madelyn sedang tidur di lantai atas.
"Sayang, Maddy sedang tidur" ucap ku pelan
"Aku akan cepat" katanya, lalu dia jogging melintasi rumah ke kamar kami. Aku terkikik ketika dia melemparku ke tempat tidur dan naik di atasku.
Aku menatap setiap fitur wajahnya dan memasukan itu ke memori. Aku sangat mencintainya. Air mata mengalir deras di mataku saat aku memikirkan semua yang telah kami lalui bersama.
Dia pasti memperhatikan air mataku karena dia tiba-tiba berhenti tersenyum dan cemberut padaku.
"What's wrong?" tanyanya penuh kekhawatiran yang jelas terbukti di matanya.
"Tidak, aku sangat bahagia bisa punya kamu di hidup ku"
"Aku juga sangat bahagia punya kamu" katanya "I love you"
"Aku juga mencintaimu, you're my possessive billionaire"
¤¤¤
Madelyn Briella Murphy
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Huaaa semoga kalian suka cerita ini, maaf banget kalau banyak sekali typo dalam penulisan, maaf juga kalau feel nya kurang dapet. Maaf kalau cerita ini pendek karena ide nya cuma dapet segini.
Dukung cerita ini dengan comment, vote, dan share ke semua orang yang kalian kenal hehehe.
![Possessive Billionaire [COMPLETE]](https://img.wattpad.com/cover/197710492-64-k778163.jpg)