Seorang anak lelaki berusia 6 tahun meraung-raung diatas ranjangnya. Bukan karena mainannya rusak, bukan pula karena ayahnya tak menepati janjinya untuk pergi ke Fun World pada akhir pekan. Ini lebih menyakitkan.
Jantungnya seakan terisis. Dibelah oleh pisau tajam. Ia tak mengerti perasaan ini. Ia tak mengerti akan rasa pilu yang hadir dalam benaknya.
"Yuan, kenapa?" Ibunya berlari tergopoh, menghampiri dan memeluknya. Sang kepala keluarga mengekor. Mengecek keadaan kamar itu, memastikan tak ada penjahat yang menyakiti buah hatinya.
"Jangan tinggalkan aku! Jangan pergi!" Yuan, anak itu, terus saja menangis. Mengulangi kalimat yang sama, berharap sesuatu itu akan mengurungkan niatnya dan kembali.
"Kenapa, Nak? Apa kau bermimpi buruk?" tanya ayahnya lembut sembari menyeka keringat Yuan. Tapi tak ada satupun tanya terjawab. Hingga akhirnya anak itu lelah dan kembali tidur dalam sedihnya.
_______Our Fate_______
Keempat orang dewasa dengan beberapa orang yang berdiri disekitar mereka memenuhi ruang tamu minimalis itu. Suasana serius yang tercipta tak menghentikan tangis kecil anak manis dipangkuan ibunya.
"Jadi ini sudah hari ke-4?" tanya seseorang berusia 80 tahun.
"Iya, tangisannya sudah mulai mereda hari ini. Mulanya dia menangis sangat keras. Kami tidak tau penyebabnya. Ia juga tak ingin memberitau."
"Aku pernah melihat situasi ini sebelumnya. Tapi aku tidak tau XiaoYuan akan mengalami hal ini diusia belia."
"Maksudnya?"
"Ia kehilangan matenya."
Kedua orang tuanya terdiam. Bingung akan penjelasan tetua mereka yang telah genap berumur 100 tahun itu.
"Kemungkinan besar, matenya telah tiada."
Beberapa detik kemudian Yuan kembali menangis keras. Masih terlalu dini baginya untuk mengerti mengapa hatinya sakit setelah kalimat itu terlontar, mengapa ia tak ingin seseorang pergi meninggalkannya, meski ia tak mengenalinya, meski ia tak tau siapa.
_____Continue on Part 1_____
Ekhem, i know, gue begitu kurang ajarnya buat sesuatu yang membingungkan ini (dengan SSR yang gak pernah update). Werewolf universe. Dengan dunia yg berat ini otak gak jelas gue pengen buat sesuatu, tapi gak mau mainstream (halah).
Gue gak ngerti sih ini kenapa gue sok-sokan. Padahal otak aja gak oke buat nulis sesuatu (itulah alasan gue update kek winter, setaon sekali), cuma bisa berimajinasi. Tapi ya udahlah ya. Semoga bakal terus ada anugrah yg diberikan pada tangan ini.
Hatur nuhun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate
FanfictionSiapa dia? Teman sekolahnya? Tidak. Ia tak mengenal anak itu. Anak lelaki yang kesakitan diatas ranjang rumah sakit. Kenapa ia seperti ikut merasakannya? Kenapa jantungnya seperti tertusuk belati? Dan ketika detik terakhir nafas anak laki-laki itu...