LAMARAN?

304 25 8
                                    

Aku kira aku bisa percaya sama kamu. Tapi disaat aku mulai mencoba untuk buka hati untuk kamu, kamu malah tutup hati aku rapat-rapat. Ternyata selama ini perasaan aku cuma dianggap sampah. Bodoh ya.

- (Nama kamu) Aina Fahra

●●●●●●●●●●

Sampai pensi selesai, Iqbaal tidak melihat kembali tanda-tanda kehadiran (nama kamu) sejak insiden rumit itu terjadi. Iqbaal merasa semuanya seakan menjadi sangat sulit untuk ia jalani. Iqbaal bingung menentukan langkah apa yang selanjutnya akan ia ambil. Iqbaal kembali ke hotel dengan perasaan yang tidak menentu. Ia khawatir, ralat lebih tepatnya ia sangat khawatir ketika ia tahu bahwa (nama kamu) menyukai Kevan begitu pun sebaliknya.

Ia sempat terpikir apakah ia harus merelakan (nama kamu) dengan Kevan karena ia pun masih berpacaran dengan Zidny bahkan hubungannya sudah mulai membaik akhir-akhir ini. Namun entah mengapa ada sedikit rasa sesak di hatinya kala membayangkan (nama kamu) dengan Kevan.

Dering telepon membuyarkan lamunannya dan beralih menatap layar ponsel yang menampilkan tulisan 'Bunda' sebagai identitas sang penelepon. Tanpa menunggu ba-bi-bu, Iqbaal langsung mengangkat telepon tersebut.

"Bunda, kenapa telpon Ale? Ale tau Ale emang ngangenin"

"Bunda? Ini teteh, Le"

Iqbaal kembali mengecek nama yang terpampang di layar ponselnya. Tulisan Bunda memang benar-benar terpampang di layarnya "Ada apa Teteh telpon Ale? Tumben pake handphone bunda"

"Mm Ale sekarang dimana?"

Iqbaal melihat ke sekitarnya kemudian merebahkan dirinya di kasur "Di hotel teh. Kenapa?"

"Nah Bagus. Kamu bisa kesini ga?"

Iqbaal mengerutkan dahinya "Kesitu kemana? Ale di Semarang teh bukan di Jakarta. Emang teteh kira Ale punya jet yang bisa sampai kesitu cuma 5 menit"

"Ih bukan kerumah. Mm tapi, kamu udah ga ada acara manggung lagi kan abis ini?"

Ucapan dari Ody membuat Iqbaal semakin bingung. Iqbaal kembali mendudukkan dirinya di pinggir ranjang "Iya sih udah ga ada. Emang ada apa sih teh? Teteh sekarang dimana?"

"Teteh, Bunda sama Ayah juga lagi ada di Semarang nih Le. Kamu tolong cepetan kesini ya"

Iqbaal membelalakkan matanya "Semarang? Sejak kapan teteh disini? Teteh sekarang posisinya dimana?"

"Teteh baru sampe di bandara nih Le. Cepet kesini ya, ga pake lama"

Tut tut

Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh Ody membuat Iqbaal menatap layar ponselnya dengan mulut ternganga. Iqbaal setengah tidak percaya keluarganya menyusulnya kesini. Dengan cepat, Iqbaal segera berganti pakaian dan meminta izin untuk menemui keluarganya di Bandara.

-
-
-
-

(Nama kamu) baru saja bangun dari tidurnya selepas pulang dari pensi. Mata yang sembab dan muka yang berantakan menjadi pemandangan pertama yang ia lihat ketika ia memandang cermin di kamarnya yang terletak di depan kasurnya. (Nama kamu) mengacak-acak rambutnya ketika rangkaian kisahnya akhir-akhir ini terlintas di pikirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FFS 1 : "LUCKY??"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang