Berharap banget chapter ini memuaskan kalian yang menunggu. Tapi apalah daya diriku ini gak pandai menulis. Terima kasih sepenuh hati buat yang mau menunggu.
Tolong tinggalkan komen agar diriku ini lebih semangat lagi untuk lanjut. Maaf dan terima kasih ♡♡♡
Enjoy it!
_____________
"Apa - apaan ini?!" Jimin berseru marah, menunjukkan layar handphone-nya yang menampilkan gambar Daniel dengan seorang lelaki mungil sedang berciuman. Bukan, bukan Jimin. Itu orang lain, dan inilah penyebab marahnya seorang Park Jimin.
"Gak Ji! Gak! Dengerin aku dulu, sayang."
"Daniel! Astaga... apa yang mau kau jelaskan lagi?! Kau... benar-benar."
Jimin menggeram marah, menghentakkan kakinya dan berjalan acuh tanpa menoleh pada Daniel. Handphone yang ia genggam erat kembali ia masukkan pada sakunya, ia sedikit berlari lebih cepat. Sampai tiba - tiba Daniel menarik pergelangan tangan Jimin dan menariknya pada sebuah pelukan. Kembali Jimin memberontak, menolak pelukan yang dulu begitu ia sukai.
"Sayang, kumohon~ itu bukan seperti yang kau lihat. Aku... aku ah shit!"
"Apa?! Kau hiks... kau bahkan tidak bisa menjelaskannya!"
Jimin terisak keras, kawasan kampus yang tadinya biasa saja kini mulai ramai dengan jepretan kamera dan gumaman-gumaman dari para Mahasiswa. Jungkook berdiri disana, tepat pada barisan didepan Jimin. Ia terlihat begitu khawatir pada Jimin, matanya senantiasa melihat pada raut muka Jimin. Hingga tanpa aba-aba, Jimin meliriknya, dan berlari kearahnya. Dan waktu terasa berhenti saat itu juga, karena disana... seorang Park Jimin memeluk Jeon Jungkook dengan begitu eratnya.
Semua mata yang memandang ikut membulat terkejut, berjengit kaget, ada yang menutup mulut saking kagetnya, dan ada juga yang sampai memukul temannya karena reflek.
"J-jimin? Hei, ada.. apa?"
Tidak ada jawaban, Jimin tetap diam. Namun pelukannya bertambah erat, jari-jari tangannya meremat kuat baju yang dikenakan Jungkook. Kepalanya sepenuhnya tenggalam di dada bidang Jungkook. Melesak dalam dengan isakan yang belum berhenti.
Perlahan, tangannya ia arahkan pada surai yang lebih mungil. Mengelus lembut lalu menyisirnya teratur. Jungkook membalas pelukan Jimin, melesakkan kepalanya pada ceruk leher si mungil. Membisikkan kata-kata menenangkan dengan lembut.
Entah dengan keberanian dari mana, Jungkook dengan berani mengecup kecil daun telinga Jimin. Juga dengan beberapa ciuman mengambang yang ia berikan pada pipi tembam si mungil dengan lembut. Lalu dengan ajaibnya, tangisan Jimin berhenti, isakannya mulai mereda, dan nafasnya mulai teratur dengan sendirinya.
Para Mahasiswa kembali terkejut, menatap tidak percaya dengan adegan yang baru saja terjadi. Ada yang berteriak kaget, ada juga yang tepuk tangan gemas. Dan anehnya, Daniel tidak melakukan apapun, hanya berdiri diam, dengan mata membulat, mulut menganga, dan tubuh lemas.
Lalu dengan perlahan, Jungkook membawa tubuh itu berjalan mundur, membelah kerumunan Mahasiswa yang berkumpul, membawa Jimin yang masih berada dipelukannya itu ke arah taman belakang kampus.
***
"Hei, sudah, jangan menangis lagi. Kau jadi terlihat seperti mochi hidup, merah, dan bulat." Jungkook mencoba untuk menghibur, bergurau dengan asal.Beberapa detik setelahnya keadaan menjadi canggung, Jungkook merasa candaannya itu tidak lucu. Sampai tiba-tiba telinganya mendengar suara kekehan lembut. Akhirnya ia pun ikut terkekeh kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPIDER-MAN 》꾹민
FanficIni tentang bagaimana Jeon Jungkook bertransformasi menjadi Spider man. "Imma spiderman, baby. You believe me?"