4. NERAKA DUNIA

53 4 0
                                    

"Kamu bukan Tuhan yang dapat menentukan takdir seseorang. Namun kamu orang yang paling tepat untuk menentukan nasib hidupmu sendiri

Hari ini adalah hari pertama bagi Kartika untuk latihan persiapan LT-4. Setelah kemarin sedikit berdebat dengan kedua orangtuanya, akhirnya ia setuju untuk menjadi kontingen.

“Bismillah” ucapnya penuh semangat.

Waktu yang tersisa pun hanya tinggal satu minggu lagi.

Kartika berjalan menuju lapangan umum SMPN 4 padjadjaran, tampak ada tujuh wanita tengah sibuk membangun sebuah tenda, di sebelahnya tampak sang pelatih sedang memegang stopwach.

“REGU MAWAR SELESAI,” ucap ketujuh wanita tadi.

“Tujuh menit, empat puluh detik, lima puluh enam second.”

“Yeayyy ...”

Seolah menyadari kehadiran Kartika, pelatih itu menghampiri murid barunya.

“Hai, nama adek Kartika?” tanyanya.

Kartika hanya mengangguk tanda jawaban.

“Nama Kakak Joy, pelatih regu mawar. Mari, Dek, ikut gabung dengan yang lainnya.”

Kak Joy meniup peluitnya. Mendengar itu, ketujuh wanita tadi menghampiri sang pelatih yang gagah dengan pakaian PDL nya.

“Nah, anak-anak, sekolah telah memilih Kartika sebagai kontingen LT-4 nanti. Menggantikan Luna yang sedang sakit parah. Maka dari itu, kakak harap kalian semua dapat berkolaborasi dengan kompak. Ini semua semata-mata demi bakti kita kepada sekolah, dan kesempatan terbesar yang pernah kita dapat. Untuk sekarang kalian istirahat terlebih dahulu sambil berkenalan dengan Kartika. Kakak ada urusan sebentar. Jam setengah sembilan kita lanjut.”

“Siap Kak!” seru mereka kompak.

Kak Joy pergi hingga punggungnya tak tampak. Sementara itu, salah seorang wanita dari ketujuh tadi menghampiri Kartika. Menyodorkan tangan untuk berjabat. Tak lupa senyuman manis ia lontarkan. Kartika membalas jabatan itu.

“Hai, namanya tadi siapa saya lupa? Hehe,” tanyanya.

“Nama saya Kartika Eka Paksi,”  sahut Kartika memperkenalkan diri.

“Kartika? Kamu anak baru pindahan dari Medan itu? Eh, iya nama saya Pioneerelia Angkasa. Panggil aja Pion, saya pinru regu melati. Selamat bergabung,” ujar Pion.

“Iya kak.”

“Yang lainnya ayo perkenalkan diri, masa temen baru dibiarin gini, nanti gimana mau kompaknya?” cakap Pion kepada enam temannya.

Satu persatu dari mereka maju dan memperkenalkan diri. Mengikuti Pion tadi dengan berjabat tangan.

“Hey Kartika, Aku Wulandari Eka Maharani Taylor Swift Selena Gomes, Ahaaa .... Panggil aja Wulan,” ucap Wulan dengan nada lebaynya. Semua yang di sana hanya geleng-geleng, sedangkan Kartika tampak tersenyum samar.

“Jijik tau lan, eh, btw salam kenal ya, saya Fujia Ningrum, biar lebih akrabmah sebut we Uji,” cakap Fuji menjelaskan dengan campuran bahasa sundanya.

Kartika hanya angguk-angguk faham dengan apa yang Fuji ucapkan, meski ada beberapa kata yang belum sepenuhnya ia mengerti.

Berlanjut, teman-teman yang akan menjadi satu regu satu-persatu memperkenalkan diri, seperti Nasya Sheilana, Mandaria Fulkana, Anestesya Ulil, dan Sarahasia Nikita. Oh ya, Sarah ini adalah teman akrabnya Laras. Jadi, saat pertama kali melihat Kartika secara langsung, sorotan matanya seakan mengibarkan bendera permusuhan, mengingat kejelekan-kejelekan Kartika yang belum tentu benar di ceritakan oleh Laras. Laras rupanya benar-benar muak dengan Kartika.

SEBATAS PATOK TENDA (SS1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang