"Entah apa yang merasuki ku, hati ini terus-menerus bergemuruh memaksa diri untuk segera
menemukan dirinya"Seharian latihan memang sudah menjadi kebiasaan, kali ini mereka pulang sedikit agak terlambat dari biasanya. Dan yang menjadi sialnya, batre gawai Kartika lowbate dan mati secara bersamaan. Ia tidak tahu harus bagaimana, karena jika pulang memakai sepeda, jalanan mulai sepi, langit gelap dan suara adzan maghrib telah lama berkumandang.
Ia hanya bisa menunggu keajaiban datang, semoga ada seseorang yang ia kenal dan berbaik hati mengantarkannya pulang. Namun jika dilihat dari keadaan sekitar sepertinya tidak mungkin. Apalagi letak sekolah yang tidak di pinggir jalan raya, membuat kawasan tersebut jarang dilalui banyak kendaraan.
Kartika duduk di pos satpam, sedikit menyesal kenapa tadi tidak ikut pulang bareng saja dengan Bemo teman sekelasnya. Ia lebih tidak mau ada salah faham lagi antara dirinya dengan Laras. Bisa-bisa di amuk lagi, tapi jika taubegini ia pasti akan terpaksa ikut.
Suara gagak hitam mengalun membuat bulu kuduk Kartika seketika berdiri. Jalanan semakin sepi dan terdengar suara aneh yang semakin jelas terdengar. Ia sudah tidak kuat, rasa takut membuat sugestinya berpikiran kemana-mana. Ia memeluk kaki, menenggelamkan wajahnya di sana dan tak terduga air mata mengalir dengan suara parau yang diikutinya.
"Mah, Pah, Kartika takut, mau pulang .... " ucapnya dengan gemetar.
Air mata masih mengalir, dan tidak ada tanda-tanda kendaraan yang akan lewat di sana.
Ia menangis, bagaimana jika ada hantu? Ia mati di bunuh penculik? Dan di cekik kuntilanak? Pikiran-pikiran aneh itu bermunculan entah dari mana.
Semakin lama, langit mulai malam dan tampaknya awan hitam dari arah barat berdatangan. Hal tersebut memicu terjadinya mendung dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Ditambah suara petir yang menggelegar silih bergantian terus-menerus terdengar.
Kartika semakin was-was dibuatnya. Matanya mulai berkunang-kunang. Dan benar, hujan pun datang dengan begitu derasnya. Menciptakan tirai-tirai air di jalan yang mengaburkan arah pandangannya.
Tampak dari kejauhan ia melihat sosok lelaki yang berbaju hitam tengah memandangi dirinya. Kartika yang melihat itu tentu semakin ketakutan dengan menjadi-jadi. Bagaimana jika orang itu adalah penculik yang tengah mengincarnya? Ditambah sosoknya yang mengerikan di malam hari dengan balutan wajah tertutup topi.
Lelaki itu tengah berjalan ke arahnya. Kartika semakin menelungkupkan wajahnya ke dalam kaki . Mengucapkan bacaan-bacaan yang selama ini ia ketahui. Namun tetap saja, lelaki itu malah semakin dekat. Tubuh kartika menegang dan terpaku di tempat, tiba-tiba saja mulutnya tak mampu untuk berteriak. Ia menangis dengan air mata yang berlinang. Ternyata
hal tersebut membuat lelaki itu terdiam sebentar. Suara petir lagi-lagi menggelegar, dan sosok itu kembali mendekati dirinya. Dengan sekali hentakan akhirnya satu teriakan mampu Kartika
lontarkan."TOLONGGG .... "
Namun tetap saja, lelaki itu semakin mendekatinya. Hingga tampaklah sedikit bagian bawah wajahnya yang terkena sinar lampu pos.
"TOLONGGG .... JANGAN DEKATI SAYA!!!" teriak Kartika kembali dengan suara serak puraunya.
Berbarengan dengan itu, tampak dari kejauhan sebuah motor Ninja hitam datang dengan cahaya yang begitu berkilau. Melihat ada sosok lelaki di dengan wanita di depannya, sang pemilik motor membunyikan klaksonnya dengan beberapa kali pijitan.
Mendengar itu, lelaki berbaju hitam yang kini tengah mendekati Kartika menoleh, lalu berbalik arah dan pergi meninggalkan gadis yang tengah ketakuan dengan dirinya itu. Namun, bukan merasa lega Kartika malah terdiam di tempat, ia rupanya menyadari jika yang tadi mendekatinya adalah ...

KAMU SEDANG MEMBACA
SEBATAS PATOK TENDA (SS1)
Novela JuvenilKartika Paksi, murid pindahan asal Medan yang tidak sengaja di pilih menjadi kontingen untuk LT-4 (Lomba Tingkat) akibat ketidak sengajaannya memperbaiki program komputer sekolah. Satu minggu latihan, bagi Kartika berasa dalam neraka dunia. Pramuk...