Waktu masih menunjukkan pukul Tujuh pagi, namun Baekhyun sudah berada di sekolahnya. Lebih tepatnya di taman belakang sekolah. Berhadapan dengan seorang pria yang hanya berdiri kaku di hadapannya. Terlihat canggung dan takut untuk membuka pembicaraan telebih dahulu.Baekhyun bersikap santai. Kedua lengannya terlipat di depan dada dengan tatapan datar yang mengarah pada pemuda di hadapannya.
"Baekhyun.."
Sebelah alis Baekhyun terangkat. "Katakan saja. Kenapa gugup sekali? Kau terlihat percaya diri saat menggandeng seorang wanita di hadapanku kemarin." Ucapnya.
Jung Daehyun menundukkan kepalanya dalam. Entah merasa bersalah atau takut karena Baekhyun tanpa sengaja sudah memergoki kebusukannya. "Maafkan aku, Baekhyun. Aku tidak bermaksud membohongimu."
Baekhyun terkekeh sinis. Tidak bermaksud?
"Sudah berapa lama?"
"E-empat bulan."
Baekhyun mendengus. Giginya bergemeletuk menahan kesal.
Jadi aku sudah ditipu selama itu? Si berengsek ini.
Baekhyun merasakan amarahnya berada di tingkat tertinggi. Namun dia berusaha mengendalikannya agar tetap besikap santai. Mencoba untuk tidak melakukan tindak kekerasan meski merasa sangat ingin.
"Aku ingin meledak." Gumam Baekhyun. Kemudian kedua matanya menatap Daehyun lagi. "Awalnya ku pikir kau orang yang lugu. Kau terlihat tergila-gila padaku dulu. Tidak ku sangka kau melakukan hal ini sekarang. Dan apa tadi? Empat bulan?" Baekhyun mendengus. "Kau menipuku selama Empat bulan? Apa aku sebodoh itu sampai tidak menyadarinya?" Baekhyun bertanya pada dirinya sendiri.
"Baekhyun, aku menyayangimu dengan tulus. Sungguh. Aku hanya-"
"Kau hanya tidak bisa mengabaikannya?"
Daehyun bungkam.
Baekhyun mengangguk anggukkan kepalanya seolah mengerti sesuatu. "Benar. Jangan mengabaikannya kalau begitu. Aku juga sudah tidak berminat lagi padamu. Kita selesai."
Daehyun tersentak saat Baekhyun membalikkan tubuhnya dan bersiap pergi. "Baek-"
Baekhyun menghentikan kakinya, kemudian menghela nafas panjang sebelum berbalik lagi untuk menatap Daehyun. "Maaf, tapi aku akan menyesal jika tidak melakukan ini."
Belum sempat Daehyun membuka mulutnya, Baekhyun sudah melakukan tendangan memutar dengan wajah Daehyun sebagai sasarannya.
"ARGH!!"
Baekhyun menatap puas pada Daehyun yang sedang menunduk. mengerang kesakitan sambil memegangi pipi sebelah kanannya yang baru saja menjadi sasaran Baekhyun. akhirnya apa yang dia pelajari di kelas Hapkido dulu berguna juga.
"Terimakasih untuk tujuh bulan yang kau luangkan untukku."
Setelah mengatakan itu, tanpa belas kasihan sedikitpun, Baekhyun melenggang pergi. Meninggalkan Daehyun seorang diri di halaman belakang sekolah dalam kondisi mengenaskan.
🌸🌸
Chanyeol sampai di parkiran sekolahnya pukul 7 pagi. Yang artinya, Setengah jam sebelum bel masuk berbunyi.
Pemuda itu turun setelah memarkirkan motornya dengan benar, kemudian menatap datar pada paper bag yang tergantung di stang motor miliknya.
Itu adalah baju olahraga milik Baekhyun yang tertinggal di rumah. Sang Ibu yang memerintahkan Chanyeol untuk membawanya. Beliau hanya tidak tahu bagaimana hubungannya dengan Baekhyun yang lebih seperti orang asing saat di sekolah.