"Kekasihmu datang."Baekhyun yang sedang membereskan mejanya, menoleh ke arah pintu dan melihat Chanyeol tengah berjalan ke arah bangkunya dan Luhan.
Baekhyun merasa beban berat menumpuk di punggungnya. Dia tidak tahan lagi. Apalagi dengan semua tatapan mematikan itu. Rasanya Baekhyun ingin terjun bebas dari lantai empat sekolah ini.
Langkah Chanyeol terhenti tepat di depannya. Membuat Baekhyun yang sedang duduk, terpaksa mendongakkan kepala untuk menatap sang adik.
Diam-diam Luhan menertawakan nasib temannya itu sekarang. Terjebak dalam hubungan aneh dengan adiknya sendiri. Yang benar saja!
Tapi kalau boleh jujur, dia mulai menikmati pemandangan yang ada di depannya.
Kapan lagi melihat Park Baekhyun begitu tertekan sampai mati kutu begini?
"Kau sudah selesai, kan? Ayo makan siang." Ajak Chanyeol sambil mengulurkan tangannya.
Baekhyun menatap uluran tangan itu dan sang adik bergantian, kemudian menghela nafas panjang."Sepertinya aku tidak lapar. Kau makan siang sendiri saja." Ujarnya.
"Kau akan sakit kalau tidak mengisi perutmu." Balas Chanyeol lembut.
'Auhh. Apa-apaan! Aku ingin muntah.' batin Luhan.
Baekhyun menoleh ke arah Luhan yang duduk di sebelahnya, kemudian memberikan tatapan seolah berkata 'Kan? Kau saja muak, apalagi aku!'
Tapi Luhan hanya mengedikkan bahunya tidak perduli. Membuat Baekhyun mendengus kesal.
Teman tidak berguna.
"Aku baik-baik saja. Sebaiknya kau yang pergi makan siang." Ujarnya lagi, namun kali ini diiringi dengan senyum palsu.
Chanyeol tidak bergeming. Namun meski begitu, Baekhyun tahu bahwa Chanyeol sama sekali tidak ingin di bantah melalui tatapan matanya.Dengan berat hati, Akhirnya Baekhyun meraih tangan Chanyeol yang sejak tadi menggantung tanpa kepastian. Hal itu tentu mengundang tawa tertahan Luhan, dan pekikan tidak terima para penggemar Chanyeol. Sedangkan Chanyeol sudah tersenyum puas sambil menuntun sang kakak keluar dari dalam kelas.
"Bisakah kita berjalan dengan normal saja?" Keluh Baekhyun.
"Aku tidak tahu apa yang tidak normal dari cara berjalan kita. Sejak tadi kita berjalan menggunakan dua kaki." Jawab Chanyeol sambil menaikkan alisnya.
Baekhyun mendengus dan mengangkat tautan tangan mereka. "Maksudku ini!"
"Ah.." Chanyeol mengangguk mengerti, tapi tidak serta merta melepaskan genggaman tangannya.
Jika saja bisa, Baekhyun ingin menampar wajah Chanyeol sekarang juga. Tapi tidak enak jika menjadi tontonan semua orang. Jadi mau tidak mau Baekhyun harus menahan hasratnya sampai di rumah nanti.
Keadaan di Kantin tidak ada bedanya dengan keadaan di dalam kelas tadi. Bahkan rasanya Baekhyun tidak bisa menelan makanannya dengan baik karena semua tatapan tajam yang orang-orang tunjukkan padanya.
Sungguh, Baekhyun merindukan kehidupan tenangnya beberapa hari lalu.
"Kau yakin menyia-nyiakan makan siang gratismu?" Tanya Chanyeol, saat melihat makanan di piring Baekhyun masih tersisa sangat banyak meski sudah hampir setengah jam mereka duduk disana.
"Aku ingin mencolok mata mereka satu persatu." Desis Baekhyun.
Chanyeol hanya mengangkat sudut bibirnya melihat tingkah sang kakak yang seperti ingin menelan kepala manusia.
"Tidak perlu dimakan. Kita kembali ke kelas saja. Aku teraktir makan di tempat lain sepulang sekolah nanti."
Baekhyun menyipitkan matanya. Menatap Chanyeol penuh selidik.