PROLOG

123 9 3
                                    

Huahhh
Pagi hari Adera disambut dengan menguap yang begitu melelahkan. Iya dialah Adera sosok pemeran utama dalam cerita ini. Sebelumnya biarkan Adera memperkenalkan diri.
Nama : Adera Larasatya
Umur : 15 Tahun
Status : Jomblo akurat
Pekerjaan : Membaca novel setiap detik

Hari yang akan melelahkan pikir Ara. Dimana ia harus mempijakan kakinya di Sekolah yang ia tidak sukai, SMANJU namanya. Disini Ara akan kembali menjadi junior dan Ara harap ia akan menyukai Sekolah ini walau terpaksa.

"Bismillah" kata Ara.
Yaps dia sudah berada tepat di depan Sekolah barunya dan ini hari pertama Ara mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau yang sering orang bilang "MPLS". What ever... apapun namanya Ara tetap tidak menyukainya.

***

Ara pun hanya menikmati sejuknya angin yang hilir mudik membawanya menuju lamunan yang tak tau kemana arahnya.

"Hai gue Bintara" ucap sesosok cowo yang mengulurkan tangannya dan membuyarkan lamunan Ara.
"Hah?" Ara pun terkejut.
"Nama gue Bintara" ulang cowo itu.
"Oh sorry. Nama gue Ara" ucap Ara sambil mengulurkan tangannya juga.
"Oke" ucap cowo itu lantas pergi meninggalkan Ara.
"Apa sih maunya itu cowo?" ucap Ara kesal.
"Kaya jailangkung tau nggak?".

***

Kringg
Bunyi bel pun tiba dimana kantinlah yang menjadi sasaran empuk seluruh warga SMANJU. Tapi tidak dengan Ara, ia sedari tadi hanya diam di kelas sambil membaca novel.
"Hufftt hari yang sungguh membosankan" ucap Ara "Sampai kapan Ara harus terjebak situasi seperti ini" lanjut Ara berbicara sendiri.

Tiba tiba ada seseorang yang berdiri didepan meja Ara. Arapun segera menurunkan novelnya dari depan mukanya dan melihat siapa seseorang itu. Ara tidak begitu familiar dengan mukannya karna nyatanya Ara belum memilki teman satupun dan Ara sulit mengingat muka orang.
"Nih buat lo" ucap cowo itu sambil memberi Ara sebuah roti dan susu.
"Lo siap...." ucap Ara terpotong lantaran cowo itu pergi begitu saja.
Tapi Ara tidak menghiraukannya dan lanjut membaca kembali novelnya.

***

Ara terus mengikuti kegiatan MPLS itu dengan baik walau Ara tidak menyukainya. Banyak sosok mata yang selalu menyoroti sambil berbisik dan tersenyum kearah Ara. Jujur Ara tidak suka perlakuan mereka akantetapi tidak ia hiraukan.
"Hallo nama kaka Ilham" ucap seseorang cowo.
"Eh iya ka" ucap Ara dengan sopan.
"Kamu dari Sekolah mana?" ucap Ilham.
"Kenapa ya ka memangnya?" jawab Ara terdengar risih.
"Oh gapapa btw nama kamu siapa? Boleh kaka tau?" ucap Ilham hati-hati.
"Ara" ucap Ara dengan singkat.
"Oke Ara semoga betah ya di SMANJU. Kaka pamit dulu masih ada yang harus dikerjakan. Bay Ara". Ucap Ilham tersenyum sambil meninggalkan Ara pergi.
"Yaa semoga aja" ucap Ara lirih.

Dan kini harapan Ara cuma satu, ia hanya ingin hidupnya bisa tenang dan bahagia seperti dulu. Sekolah ini yang menjadi harapan Ara untuk membangkitkan semangatnya kembali.

***

"Hmm Ara pulang naik apa ya?" bingung Ara.
"Ara kan gatau banyak tentang jalanan Sekolah ini dan andai aja ada malaikat penolong" ucap Ara berandai-andai.

Saat itu juga terdengar suara motor yang sangat berisik sampai mengganggu telinga Ara. Dan ternyata motor itu tepat berhenti didepan Ara.
"Naik" ucap cowo itu dingin.
"Maaf nggk usah makasih" ucap Ara nolak dengan sopan.
"Yaudah" cowo itu langsung mengendarai motornya pergi jauh meninggalkan Ara.
"Ck" desis Ara.
"Andai Ara kenal dia, pasti Ara mau bareng dia tapi dia itu siapa?" ucap Ara.

Ara pun tidak tinggal diam karna Ara ingin segera pulang dan menjernihkan pikirannya. Dengan sigapnya Ara langsung bertanya-tanya tentang rute perjalanan Ara kepada Pak Ikip satpam SMANJU. Dan untungnya dengan sabar dan teliti Pak Ikip mau menunjukannya.

***

Sesampai dikamar, Arapun langsung menjatuhkan badannya dikasur.
"Lebih baik sepi seperti ini" ucap Ara lirih dengan senyum yang dipaksakan.
Ara memutuskan bergegas sholat Ashar dan merapihkan semua buku-buku dan tasnya.

"Dari siapa ini? Ucap Ara sambil mengeluarkan roti dan susu dari dalam tasnya.
"Oh iya Astagfirullah kenapasih ya Allah Ara diciptakan gampang pikun seperti ini" Ucap Ara mengingatnya sambil tertawa.
Ara pun menaruh roti dan susu diatas meja belajarnya

"Siapa orang ini? Apakah Ara mengenalnya? Apa tujuan ia memberikan ini?" bingung Ara sambil mengingat kejadian tadi.
"Ah sudahlah mungkin dia fans Ara" ucap Ara sambil geli melihat dirinya sendiri.

Yang Ara tau sekarang hanyalah bagaimana dia harus berjuang untuk mengembalikan Semangat nya yang dulu dan menciptakan senyum senyum indah yang tulus di paras cantiknya.

***

JFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang