Janji Jiwa

55 5 4
                                    

Kriyyaahhhhh

Sabtu pagi yang cerah nan indah dipelupuk mata kini sudah menyambut Ara bahagia. Ara sedari pagi sudah ada di sekolah untuk menunaikan ekskulnya. Ratoeh jaroe atau yang sering kalian kenal tari saman.

“Oke gaes kita break dulu, lanjut 15 menit lagi ya”
“Iya kaaa”

Hmm ternyata Ara tidak salah pilih ekskul. Ara sangat menyukai ekskul ini dan Arapun tak sungkan untuk bergabung dengan teman-teman nya untuk menciptakan rasa nyaman.
“Eh Ra ayo gabung”
“Kalian udah makan?” tanya Ara ke semua teman-temannya
“Belum nih ra, jajan yu gaess!” Ucap Dinka
“Ayo ka sama gue aja, bye klean” ajak Cici lantas menarik tangan Dinka dan pergi

Mereka lanjut asik berbincang sampai tiba-tiba
“Nyari siapa?” tanya Ilen kepada seseorang tepat dibelakang Ara
Dan sontak Ara langsung membalikan badan “Bintara?”
“Ikut gue ra”
“Gaess gue izin sebentar ya” Bintara menarik tangan Ara dan berhenti di lorong kosong

“Ra?” panggil Bintara dengan lembut
“Ya kenapa Bin?”
“Gue...gue..”
“Hmm”
“Gue mau ajak lu pulang ekskul nanti”
“Kemana?”
“Ke hati gue”
“Maksudnya?” sontak membangkitkan tawa Bintara dan langsung mengacak rambut Ara gemas

“Yaudah kita balik ke lapangan lagi ya cantik”
“Gue baru tau Bin kalau lo ekskul basket”
“Gue juga baru tau kalau Bidadari bisa nari saman”
“Apasih lo” ucap Ara sambil malu-malu dan menunduk

***

“Adem juga ya kalau liat Bintara main basket” Ucap Ara sambil memandang Bintara lekat

“Udah semuanya waktu nya pulang” ucap pelatih basket SMANJU

Semua anak basket bersiap-siap untuk pulang akan tetapi Bintara berjalan ke Ara terlebih dahulu dan duduk disamping Ara

“Bin mau minum?”
“Emangnya ada?”
Ara mengambil botol minumnya “Nih minum aja”
“Makasih” ucap Bintara sambil menengok ke arah Ara dan mereka pun sedang bertatap mata
“Cantik”
“Apa yang cantik Bin?”
Bintara membalikan kepalanya dan menatap lapangan lurus “gue bingung deh kenapa ada manusia secantik lo?”
Ara tak menjawab dan langsung menunduk malu menutupi mukanya sedang merah merona. Bintara pun menyadari bahwa Ara salah tingkah dan sontak tangan Bintara mengacak-acak rambut Ara.
“Gw ganti baju dulu ya ra”

***

“Ayo turun Ra”
“Kita mau ngopi kaya manusia senja? Ih lucu deh gemeshh” sontak Bintara mencubit pipi Ara gemas karna tingkah Ara

Ya sekarang mereka sedang berada di tempat yang kekinian jaman sekarang. Janji jiwa.

“Gue ajak lo kesini karna mau ngomong sesuatu” ucap Bintara serius yang memecahkan keheningan
“Apa?”
“Gue mau kita janji
Janji apa?”
“Mana kelingking lo?” Ara pun langsung menggerakan kelingkingnya keatas dan langsung di gengam juga oleh kelingking Bintara.

“Gue Bintara berjanji akan selalu bersama dengan Adera Larasatya. Gue berjanji akan selalu ada di sisinya suka ataupun duka. Gue berjanji akan selalu menjaga Adera segenap hati dan jiwa. Gue berjanji akan selalu membuat Adera bahagia”

“Sekarang lo Ra”

“Gue Adera Berjanji akan selalu bersama dengan Bintara suka ataupun duka. Gue berjanji akan selalu ada buat Bintara.”

“Janji sahabat” ucap Bintara dengan senyum manisnya

Sahabat? Batin Ara

“Ra?”
“Iya janji sahabat”

“Biar tempat kopi Janji Jiwa ini yang akan menjadi saksi bisu perjanjian gue dan lo Ra. Gue harap janji kita bisa setulus tempat ini. Paham?”
“Iya Bin” balas Ara dengan senyum yang sedang dipaksakan

Yasudah mungkin berjalannya waktu Ara bisa melebihi sosok sahabat untuk Bintara begitupun sebaliknya

***

JFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang